40

5.3K 450 34
                                    

Warning!
Typo bertebaran, harap maklum

*****

Nabila bergegas untuk pergi ke apartemen milik paul. Ia memutuskan untuk naik ojek online saja lantaran abi nya sedang tidak ada dirumah.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit, akhirnya ia sampai di alamat yang diberikan oleh rony.
Kini ia sedang menunggu didepan pintu kamar milik paul dan tidak lama kemudian rony membuka pintu dan mempersilahkan nabila masuk.

"Ada apa lagi sih nab? Sumpah gue tanya ke orangnya langsung malah diem terus emosi tiba-tiba" Tanya rony kepada nabila

"Orang yang waktu di bali ketemu paul, terus akhirnya jebak paul dan bikin kita berantem, dia... bunuh diri" Balas nabila dengan sedikit berbisik kepada rony

Rony yang mendengar perkataan nabila barusan tentu sangat terkejut

"Anjir"
"Gila ya gak ada abisnya cobaan yang dikasih ke temen gue, kasian" Balas rony. Untuk kali ini ia benar-benar kasihan melihat paul yang akhir-akhir ini diterpa berbagai masalah.

"Paul sekarang dimana?" Tanya nabila

"Tuh di balkon. Dari semalem kayaknya gak tidur. Asalnya gue mau nemenin dia, tapi ternyata gue ketiduran"

"Lo ngobrol berdua di balkon aja, gue biar dikamar. Tenang aja gak bakal gue intip" Lanjut rony

Nabila memberikan tatapan tajamnya kepada rony. Kemudian ia menghampiri paul yang sedang melamun di balkon.

"Hai" Sapa nabila kepada paul

Paul sedikit tersentak karena mendengar suara gadisnya itu. Karena ia benar-benar melamun dan pikirannya entah kemana, ia sampai tidak mendengar kapan nabila datang.

"Hai. Kapan kamu nyampe?" Tanya paul

"Baru aja, kamu gak denger emang?"

Paul menggelengkan kepalanya. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain. Seolah tatapan itu adalah sebuah kode, nabila menganggukkan kepalanya dan paul langsung memeluknya.

Paul benar-benar pusing akan masalahnya kali ini. Ia merasa bersalah akan kejadian ini. Namun setelah mendapat pelukan hangat dari gadisnya, perasaannya menjadi lebih lega dan ia mulai tenang.

"Bukan salah kamu. Jangan nyalahin diri sendiri ya, ini semua udah takdir." Ucap nabila disela pelukannya

"Kamu kalo mau nangis jangan ditahan"

"Aku malu nangis terus didepan kamu" Balas paul

"Ngapain malu? kan aku udah sering liat kamu nangis"

"Ih kamu. Ya karena itu aku malu. Aku keliatan lemah didepan kamu" Ucap paul setelah melepas pelukannya

"Nangis bukan berarti lemah. Gak ada aturannya tuh kalo cowok gak boleh nangis didepan cewek" Balas nabila

"Aku gak mau nangis, aku kayak ngerasa bersalah aja. Dia kayak gitu bukan gara-gara aku kan?" Tanya paul kepada nabila

Nabila meraih tangan paul untuk digenggamnya

"Hey, dengerin aku. Aku tadi udah bilang kalo ini semua udah takdir. Dia milih mengakhiri hidupnya itu pilihan dia, jadi bukan salah siapa-siapa."

"Tapi kamu harus bener-bener selesaiin ini semua. Kamu harus temuin temennya yang kemarin fotoin kamu, dan kamu harus ke pemakaman dia. Setidaknya dia pernah jadi temen kamu meskipun akhirnya kayak gini" Ucap nabila

"Besok kamu pulang kan? Pake kesempatan itu ya, jangan ditunda. Biar kamu balik ke karantina nanti gak ada beban" Lanjutnya

"Iyaa. Makasih ya udah nyamperin aku kesini. Harusnya aku yang nyamperin kamu, kemarin kita udah janji mau ketemu tapi bukan ketemu kayak gini yang kamu maksud kan?" Balas paul

Komang [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang