Ketemu

6K 369 37
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekuat apapun pertahanan yang dibangun, tapi ntah mengapa bisa runtuh begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekuat apapun pertahanan yang dibangun, tapi ntah mengapa bisa runtuh begitu saja. Pada akhirnya nabila pun menemui paul yang semula ia benar-benar tidak ingin bertemu atau melihat 'orang itu'. Batu paling kuat dibumi pun kalah kerasnya jika disandingkan dengan sikap paul yang jika ingin satu hal maka ia harus bisa mencapai itu, dan memang perjuangan itu tidak ada yang sia-sia, pada akhirnya ia bisa meluluhkan nabila dan mau untuk menemuinya.

Nabila pun keluar dari kamarnya dan melihat paul sedang duduk dilantai bersandar pada tembok. Saat melihat nabila, paul langsung berdiri dan memeluk nabila.

"Aku minta maaf, jangan diemin aku" Ucap paul sambil memeluk nabila dengan erat

Nabila enggan membalas pelukan itu, bahkan ia berusaha untuk melepasnya.

"Lepas" Ucap nabila dengan datar

"Gamau, maafin aku dulu"

Terdengar sedikit isakan tangis ditelinga nabila. 'Keras kepala tapi cengeng'

"Iyaa" Ucap nabila

Paul langsung melepas pelukannya kemudian menatap nabila

"Bener ya?" Tanya paul kepada nabila

"Kasian aja sih kalo bikin anak orang terus terusan nangis"

"Nda, siapa yang nangis" Balas paul sambil mengusap air matanya

"Gatau, buat yang ngerasa aja" Sindir nabila

Paul memberikan sebuah box berisi martabak kepada nabila
"Nih martabaknya"

"Aku gak minta, dan lagi gak pengen. Kamu makan aja sama yang lain. Udah 5 menit aku mau masuk lagi" Ucap nabila kemudian berbalik kearah pintunya kamarnya namun ditahan oleh paul

"Tunggu dulu, sebentar lagi aja. Aku belum selesai ngomong"

"2 menit" Ucap nabila

"Sekali lagi aku minta maaf buat kata-kata aku di chat tadi, aku beneran gak maksud buat ngetik itu. Tapi tolong kamu jangan beranggapan kalo aku manis diawal doang, itu gak akan terjadi nab. Kamu udah jadi dunia aku dan aku bakal tetep ngikutin terus selayaknya bumi berputar pada porosnya. Aku mohon, tetep jadi dunia aku ya. Aku bakal belajar dari kesalahan aku hari ini. Ingetin aku ya kalo aku salah dan keluar dari jalur yang bener, jangan tinggalin aku"

Mendengar ucapan paul, hati nabila sedikit menghangat karena setiap kata yang paul ucapkan selalu bermakna. Namun jika ingat ketikan paul tadi, dirinya masih kesal dan kaget sehingga belum bisa memaafkan paul sepenuhnya.

"Udah kan. Aku mau masuk" Ucap nabila yang diangguki oleh paul

"Istirahat ya, have a nice dream" Balas paul diiringi dengan senyuman manisnya dan tatapan teduh yang selalu ia berikan hanya kepada nabila.

Setelah itu, nabila pun masuk dan paul kembali ke kamarnya dengan membawa box martabak yang tidak diambil oleh nabila. Memang sudah rezeki rony yang akan membantunya untuk menghabiskan martabak ini dengannya.




Seperti biasa, maapin kalo ada typo karna diri ini hanya manusia biasa🙏🏻
Cukup sekian dan terimakasih
Saya pamit undur diri
Sampai jumpa dilain hari
Cerita ini belum tamat, cuma authornya mau pingsan dulu

Komang [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang