"Zel?" Panggil gua, karena Hazel masih diem aja gak noleh sama sekali, kaya patung.
"Eh ya jadi gimana Lo bisa ada di dunia gua?" Tanya dia.
What jadi dari tadi gua ngomong panjang lebar dia gak ngedengerin sama sekali?
Hans pov and....
"Kamu gak dengerin omongan abang?"
"Ah iya iya gua denger, duduk dulu, jadi sekarang apa?" Tanya Hazel.
Hazel dan Hans kini sudah duduk di ruang tamu rumah Hazel.
"Keadaan Abang disana gimana, apa Abang bisa balik lagi?" Tanya Hans.
"Gak tau gua gak bisa kasih Lo harapan, soal tubuh Lo, Lo udah meninggal disana, gak lama gua juga meninggal disana oh ya Ziel sempet di penjara, gua gak mau nyeritainnya sumpah males banget, intinya dia di penjara gara gara balas dendam atas kematian Lo" jelas Hazel.
"Abang Zel, kita pernah jadi adik kakak" tegur Hans.
"Di dunia Lo, kalo di dunia gua, Lo sama gua tuh seumur"
"Cik terserah, jadi Abang bisa balik lagi gak?" Tanyanya.
"Udah gua bilang gua gak tau, dan gua gak mau kasih harapan kecuali Lo mau buat perjanjian sama gua, gua bakal bantu Lo buat balik lagi ke dunia Lo gimana?" Hazel mengulurkan tangannya.
"Perjanjian gimana?" Tanya Hans.
"Perjanjian jiwa, semisalnya teori gua gak berhasil ya Lo mati, gimana?"
"Kalo teori kamu berhasil?"
"Ya Lo kembali lagi ke dunia Lo, tapi kemungkinan nya juga kecil"
"Sama kamu kan?" Tanya nya.
"Ya nggak lah ngapain, kan gua udah kembali ke raga gua, dan tujuan gua cuma mau nganterin Lo ke dunia Lo doang"
Hufttt
Hans menghembuskan nafasnya ia ingin Hazel ikut dengannya bersamanya dan kembali ke keluarganya bagaimanapun juga ia sudah menganggap Hazel seperti adik kandungnya sendiri.
"Tunggu kalo tubuh Abang udah meninggal disana gimana caranya Abang pulang?"
Hazel tersenyum.
"Besok kita cari tau, sekarang udah jam 10 malem dan gua mau tidur, Lo silahkan pulang" usir Hazel.
"Nggak Abang mau nginep" tolaknya.
"Gak boleh lo pikir rumah gua penampungan" tolak Hazel.
"Gak denger" Hans langsung merebahkan tubuhnya di sofa dan menutup matanya seolah olah ia sudah tertidur pulas.
Hazel menatapnya aneh karena Hans yang masih memakai sepatu, juga celana panjang dan jaket sungguh pakaian untuk tidur yang sangat sangat tidak nyaman.
Tak mau ambil pusing Hazel segara pergi menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya dan tidur, makan? Ia sudah makan sebelum kedatangan Hans.
....
20 menit berlalu Hazel sudah selesai membersihkan dirinya ia bersiap untuk tidur namun baru saja ia menduduki tempat tidurnya ia malah teringat dengan Hanz yang berada di rumahnya.
CK
Decaknya, sebenarnya ia ingin membiarkan Hans namun tidak bisa karena ia juga takut Hans sakit.
Bruk..
Hazel melempar beberapa benda yang di bawanya ke arah Hans yang sedang tertidur.
Hans memberikan ekspresi wajah bertanya.
"Selimut baju ganti, gak usah mikir macem macem itu semua baju baru tadinya mau gua kasih ke Charlie tapi gua males ngasihnya"
Hans menatap celana jeans pendek dan kaos berwarna hitam juga selimut.
"Makasih"
Tanpa menjawab Hazel langsung pergi begitu saja.
Hans menatap Hazel dengan senyuman, melihat Hazel yang kini lebih dewasa dibanding Hazel yang ada di dunianya entah mengapa membuat Hans sedih ia merasa belum siap memberikan Hazel kepada pria lain.
Meski adiknya sudah dewasa namun baginya Hazel tetaplah anak kecil.
Sebelum Hazel datang sebenernya Hans belum tidur, tentu saja bagaimana bisa seseorang tertidur nyenyak dengan pakaian seperti itu.
Begitupun dengan Hans ia juga sama seperti itu, ia tidak bisa tidur nyenyak hingga ia mendengar langkah kaki Hazel ia langsung berpura pura untuk tidur.
Di dalam kamar Hazel sedang di buat bingung dengan bagaimana cara agar Hans bisa kembali ke dunianya meski tubuhnya sudah di makamkan.
Hazel duduk di meja belajarnya ia sudah mematikan lampu kamarnya ia hanya menyalakan lampu di meja belajarnya.
"Coba kalo ada Theo pasti dia punya saran" gumamnya.
Posisi Hazel saat ini sedang duduk di meja belajar sementara kepalanya ia sandarkan di meja, bola matanya terus bergerak menelusuri bintang bintang yang berada di langit, karena meja belajar Hazel berada di samping jendela besar kamarnya.
"Gua kesana karena gua koma, kalo gua buat Hans koma, ke dunianya nggak mati iya"
"Apa gua tanya April aja ya"
Beralih dari menatap bintang kini Hazel menatap kamarnya yang masih sama sejak dua tahun terakhir ia tinggalkan.
Tidak ada yang berubah sama sekali, begitu masuk kamar suasana dingin langsung menyambut tentu saja karena Hazel menyukai udara dingin lalu di samping tempat tidur ada meja rias, di samping jendela ada meja belajarnya.
Tak..
Hazel menjatuhkan sesuatu saat dirinya hendak membalikkan posisinya.
Ia mengambil benda tersebut dan melihatnya di bawah cahaya meja belajar.
"Papan label periodik" gumamnya dengan memegang papan tersebut.
"AKSA"
hay Hay Hay Hay Hay
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay