27

833 99 0
                                    



Hazel terjatuh begitupun dengan orang yang menabraknya.

"Kamu" tunjuknya kesal ke arah Hazel.

"Kalo jalan itu liat liat dong, pake mata" ketusnya.

Baik Hazel maupun dirinya masih terduduk di lantai, jika dirinya sedang sibuk mengoceh berbeda dengan Hazel yang sedang membayangkan kartun di dunia lamanya yang bisa berjalan menggunakan mata.

"Denger gak hah, kamu gak tau aku siapa?" Kesalnya.

"Oh maaf apa tadi?" Tanya Hazel yang baru tersadar dari lamunannya.

Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari Sindy namun orang yang di carinya justru tidak ada.

Tanpa sadar mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian para siswa siswi yang berlalu lalang menuju kelas mereka masing masing.

"Sialan" gumamnya yang tentu saja terdengar oleh Hazel seorang karena jarak mereka cukup dekat.

Hazel segera bangun dari duduknya dan merapihkan roknya yang kotor.

"Dasar, kamu, awas aja kamu, kamu gak tau aku itu siapa" ketusnya, oh jangan lupakan dirinya yang masih terduduk manis di lantai koridor kelas.

"Emang Lo siapa?" Bukan bukan Hazel yang bertanya melainkan, Joshua, ya Joshua entah datang dari mana yang jelas saat ini penampilannya cukup berantakan dengan celana seragam di padu dengan kaos hitam dan seragam yang belum ia kancing, lalu dasi yang ia gantungkan di leher begitu saja.

Jangan lupakan rambutnya juga yang berantakan dan masih basah.

Joshua berjalan mendekati Hazel dan memeluk pinggangnya lupakan fakta jika mereka masih berada di sekolah.

Ini barat hal hal seperti itu sudah biasa.

Hazel menatap remeh ke arah gadis itu, siapa lagi jika bukan Lilith.

"Loh kak, kakak kok peluk peluk dia, dia siapa, aku gak suka loh kak, kakak kok gini, aku bilangin mami kakak nih" rajuk nya dengan wajah yang ia buat seimut mungkin.

Lilith bangun dari posisinya.

"Hazel gak suka kakak gitu, ih" Lilith menghentak hentakkan kakinya.

Hazel menatap ke arah Joshua dan Lilith bergantian.

"Tu anak kenapa?" Bisik Hazel.

"Gila kali" acuhnya.

"Bagus ya, Sindy bilang Lo ribut sama tuh lintah, taunya malah peluk pelukan sama" sinis Caroline dengan menatap tajam Joshua.

Caroline dan teman temannya kecuali Dilan datang, niatnya mereka akan melindungi Hazel dari makhluk jahat bernama Lilith itu, namun apa yang mereka lihat saat ini, mereka malah melihat adegan kemesraan yang merusak mata.

"Tau udah lama nih gua gak mengeluarkan kata kata emas gua" seru Haikal.

"Kakak Hazel bilang, Hazel gak suka kakak peluk peluk dia, ihhh dasar perempuan penggoda" Lilith semakin kesal.

"Emang Lo bilang gitu?" Tanya Esya.

"Gua mingkem sih dari tadi" ucap Hazel.

"Kak" panggil lilith.

"Woy lalet, Lo tadi bilang Hazel gak suka, Hazel gak suka, lo sadar gak sih yang Joshua peluk itu Hazel, Lo ngaku ngaku jadi Hazel?" Cerca Caroline.

"Gila gila gak tau malu, ngaku ngaku jadi orang eh di depan orang ya langsung hahaha" tawa Esya pecah seketika di ikuti teman temannya yang lain.

"Awas aja kalian bakal gua bales" ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan keramaian yang sudah ia buat sendiri.

Woooo

Sorakan dari pada siswa siswi yang tidak menyukai lilith, karena menurut mereka Lilith terlalu menye dari awal ia masuk sekolah, mulai dari menabrak Haikal dan Reza, mencari perhatian dari Harvey dan terakhir mengaku ngaku menjadi Hazel di depan Hazelnya langsung.

Jika ia memasuki ajang pencarian bakat maka sudah pasti ia akan di diskualifikasi sebelum mulai karena tindakannya yang sangat sangat itu.

"Apa kabar?" Tanya Harvey.

Joshua melepaskan pelukannya dan menatap Harvey lalu tersenyum singkat.

"Baik" jawabnya.

Brug..

Naendra memeluk Joshua, dan menepuk bahunya dua kali.

Sebenernya Naendra tau semua tenang Joshua yang masuk rumah sakit kejiwaan karena Naendra adalah sepupu jauh Joshua.

"Iya sayang, okey" Dilan mematikan panggilan telponnya.

Dilan baru saja datang, ia tidak datang bersama teman temannya yang lain tadi, karena ia memiliki urusan pribadi.

"Sayang?" Kaget Sindy dan Hazel bersamaan.

"Sejak kapan? Lo?" Bingung Hazel.

Bagaimana tidak bingung Dilan mengucapkan kata sayang dengan wajah agak datar.

"Pacar" jawab Dilan seadanya.

Hazel dan Sindy saling menatap.

"Oh iya multiverse" gumam Hazel.

Ia bingung sekaligus kaget ketika mendengar Dilan mengucapkan kata pacar karena setau merek dalam versi novel Dilan tidak pacaran hingga novel berakhir.

"Kenapa emang?" Tanya Dilan.

"Oh nggak btw siapa nama pacar Lo, ajak sini dong gabung sama kita" ucap Sindy.

"Windy, beda sekolah" jawab Dilan seadanya.

Hazel dan Sindy mengangguk kaku, entahlah rasanya agak aneh melihat Dilan yang pendiam tiba tiba memiliki kekasih.




















Hay Hay Hay...

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang