Duar..Suara dentuman begitu keras membuat seluruh bangsawan dan para prajurit keluar untuk memeriksa apa yang terjadi.
Nixon menarik putrinya untuk ia bawa pergi, karena kerjaan dan kediamannya cukup dekat jadi ia berlari dan menyembunyikan putrinya di kediamannya.
Pikirannya hanya satu ia takut jika tiba tiba kerajaan di serang, maka dari itu ia langsung membawa putrinya.
Begitu juga dengan Hans yang langsung menarik Hazel mengikuti Nixon.
"Ada apa ini?" Tanya Hans.
"Entahlah saya juga belum mengetahuinya"
"Salam tuan, ternyata dentuman tadi berasal dari benda langit yang jatuh, saya dan beberapa prajurit sudah melihat serta memastikannya, tidak ada hal yang berbahaya"
Mendengar perkataan Max Hans dan Hazel saling menatap dan senyum manis keluar dari bibir Hazel.
"Bukankah itu hal yang kalian tunggu, kalau begitu silahkan" Nixon menatap Hans.
.....
"Apa kalian benar benar akan lompat?" Tanya Nixon yang menatap ragu ke arah Hans.
"Ya" jawab Hans yakin.
Hans dan Hazel sudah memakai pakaian astronot mereka, sebelumnya mereka juga sudah memakai pakaian milik mereka yang mereka kenakan saat kemari.
"Aku akan sangat merindukanmu" Shopie memeluk Hazel dengan erat.
"Lupakan aku, dan kakakku tapi jangan lupakan hal yang sudah aku ajarkan kepadamu" Hazel membalas pelukan Shopie.
"Mereka terlihat seperti anak kembar, bukan begitu?"
"Benar tuan, dan tuan Hans sangat mirip dengan pangeran Victor" Ucap max.
Shopie dan Hazel melepaskan pelukan mereka.
"Ini untukmu" Hazel memberikan cincin yang ia kenakan, cincin yang memang sudah ia kenakan dari ia di dunianya.
Sebelumnya Hazel memang sudah melepas cincin tersebut dan memasukkannya kedalam kantong, karena memang ia sudah meniatkan untuk memberi cincin itu kepada Shopie.
"Cincin tunangan Hazel sama Joshua gimana bentuknya ya?" Ucap Hazel dalam hati.
"Terimakasih, aku akan memakainya setiap hari"
"Ya ya terserah, kalau begitu kami pamit" ucap Hazel.
"Hati hatilah, kami akan merahasiakan kehadiran kalian"
Hans dan Hazel mengangguk kemudian mereka lompat ke dalam wormhole.
"Yah aku sendirian lagi" ucap Shopie sendu sambil menatap wormhole yang mulai mengecil.
"Yasudah, aku akan berlatih piano lagi, sampai jumpa ayah" pamitnya.
Melihat kepergian putrinya yang sudah menjauh raut wajah Nixon menjadi sendu padahal sedari tadi ia biasa saja, Max jelas melihat perubahan itu.
"Dulu saya pernah mendengar sebuah kisah, konon katanya jika seseorang saling mencintai namun mereka tidak bisa bersama kelak di kehidupan selanjutnya mereka akan di takdirnya sebagai saudara, dulu saya sangat tidak mempercayainya, namun setelah melihat nona Hazel dan tuan Hans, saya menjadi percaya apalagi dengan wajah mereka yang sama persis"
"Saya tau tuan sedih karena Nona muda tidak bisa bersama dengan yang mulia putra mahkota, namun saya akan selalu mendoakan semoga nona mendapatkan jodoh yang baik dan menyayangi nona lebih dari yang mulia putra mahkota menyayangi nona"
........
Ngggg
"Kita dimana?" Gumam Hazel saat mendapati dirinya berada di tempat yang gelap dan sedikit becek.
Ia menoleh ke arah samping ada Hans yang sedang tertidur, merek berdua masih mengenakan seragam astronot.
"Hans, bangun" Hazel membuka baju astronot itu dan langsung menggoyang goyangkan tubuh Hans.
"Bangun"
Hmm
Merasa terusik Hans bangun dan langsung bingung karena mereka berada di tempat yang gelap dan becek.
"Kita dimana?" Tanya Hans.
"Gak tau, gua juga baru sadar"
Hans segera berdiri dari posisinya dan membuka seragamnya, dan menoleh ke arah Hazel yang sedang memakan makanan ringan dengan khusyuk.
"Abang periksa sekitar kamu tunggu disini" ucapnya lalu pergi meninggalkan Hazel yang masih asik makan.
Hans pergi dengan menggendong tas satunya, karena tas berisi makanan Hazel yang bawa.
"Tunggu, kaya bau bau hewan basah" gumam Hazel namun ia masih diam saja.
Gerrrrrr...
Gerrrrr...
Mendengar suara Geraman anjing membuat Hazel sedikit merinding.
Guk ..
Guk..
Hazel menoleh ke belakang.
"sialan" umpatnya lalu segera menggendong tas berisi makanan dan berlari.
"ABANG ADA ANJING GILA" Hazel berteriak sambil berlari.
"WOY ANJING"
Hazel berlari dengan kencang bahkan Hans yang sedang berjalan saja sudah tertinggal cukup jauh.
Guk..
Guk..
Guk..
Mendengar gonggongan itu Hans juga langsung ikut berlari, mereka berdua berlari melupakan tentang jalanan becek dan banyak genangan air yang membuat baju mereka basah.
Hingga Hazel memutuskan untuk naik ke atas pohon, sama dengan Hans yang ikut naik ke atas pohon sementara si anjing terus menggonggong di bawah pohon.
"Jadi kita ada di tangan hutan?" Tanya Hazel.
Hans mengangguk.
Hazel melihat ke arah kakinya yang sudah kotor oleh lumpur dan beberapa goresan yang menimbulkan lecet dan berdarah.
Hans menatap keadaan Hazel dengan penyesalan, memang seharusnya ia tidak membawa Hazel, dan menimbulkan kekacauan bagi Hazel.
"Cape bang, pengen pulang, badan gua sakit semua" keluhnya sambil menangis, ya benar Hazel menangis.
Hay Hay Hay.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay