43

681 95 5
                                    


"Sarapannya pake roti ya dek, mommy belum beli bahan bahan masakan, kan maid lagi pada libur"

Hazel mengangguk meski pandangannya tertuju pada ponsel.

"Dek mau selai yang mana?" Tanya mommy.

"Terserah mom" jawab Hazel yang masih memfokuskan pandangannya pada ponsel.

"Heh, di tanya tuh jawab dulu, jangan fokus hape terus" Hans menarik ponsel Hazel membuat Hazel kesal dan memperhatikan mommy-nya.

"Mau selai yang mana?" Tanya mommy dengan kedua tangan yang memegang roti dan pisau untuk mentega.

Bruk..

Hazel turun dari kursinya dengan wajah panik, lalu menatap sekeliling menghitung anggota keluarganya.

"Cari siapa dek?" Tanya Daddy.

"Ziel?" Gumam Hazel saat tidak mendapati Ziel ada di sekitarnya.

Prak..

Hazel merebut selai stroberi dan melemparnya kelantai dengan kuat hingga membuat beberapa pecahan kacanya mengenai tangan.

"Dek?" Panik semuanya yang langsung menghampiri Hazel.

"Kenapa hmm?" Peluk Hanie dengan mengusap pelan rambut Hazel.

"Ziel mana?" Tanyanya dengan ekspresi kosong.

"Kenapa cari Abang?" Tanya ziel yang baru saja turun dari tangga.

Dengan segera Hazel melepaskan pelukan mommy-nya dan berlari menghampiri Ziel.

Hazel membulak balikkan tubuh Ziel untuk memeriksa sesuatu, merasa semuanya baik baik saja, Hazel langsung memeluk ziel dengan eratnya.

"Kenapa hey?" Tanya Josep.

"Itu bukan dari badan Lo kan?" Tanyanya dengan menunjukan pecahan selai di lantai.

"Lo pecahin botol selai favorit gua? Kesal Ziel yang tanpa sadar mendorong tubuh Hazel.

"Gua kira itu keluar dari badan Lo" cicitnya.

"Bodoh Lo udah besar, gitu aja gak tau, selai stroberi ya dari stroberi bukan dari badan gua, anak kecil aja tau, Lo bodohnya lebih dari anak kecil" Ziel berbicara dengan nada keras.

Bukannya apa tapi selai stroberi adalah favoritnya dan ia tidak suka berbagi tentang itu, apalagi selai yang Hazel lempar adalah selai yang ziel beli sendiri kemarin malam.

"Maaf" Hazel langsung pergi begitu saja, ia bahkan melupakan tasnya.

"Apa apaan kamu Ziel, dia khawatir-in kamu, kamu lebih khawatir selai" kesal Hanie.

"Kaya anak kecil, cuma gara gara selai segitunya, Lo gak bakal miskin meski Lo beli pabrik selai" kesal Hans yang langsung pergi mengejar Hazel.

"Ya tapi kan Hazel tau kalo itu punya ziel" Belanya.

"Tapi dia Hazelia bukan Hazel" tegas Josep.

......

"Yuk Abang anter" Hans melihat Hazel yang sedang berjalan di trotoar.

Hazel tersenyum lalu mengangguk, lalu masuk ke mobil Hans.

"Ke minimarket dulu ya bang"

Hans mengangguk.

.
.
.

"Mau beli apa sih?" Tanyanya.

Saat ini mereka berdua sedang berada di minimarket.

"Mau gantiin yang tadi" Hazel berjalan menuju rak perselaian, jajaran tak yang selalu ia hindari.

Hans mengangguk dan memperhatikan adiknya.

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang