36

728 100 8
                                    


Minggu pagi ini di awali dengan Hazel, Hans dan Ziel yang sedang berjajan ria di area carr free day atau pasar Minggu dadakan.

Sebenarnya yang sedang berjajan ria hanya Hazel saja, sedangkan kedua kakaknya tidak, karena mereka sudah cukup kenyang dengan memakan jajanan Hazel, yang tidak ia habiskan.

"Anak anak sini, sarapan dulu" panggil Hanie dengan melambai lambaikan tangannya karena memang jarak mereka tidak terlalu jauh.

"Zeze nggak mom, udah kenyang" ucapnya dengan menunjukkan banyaknya jajanan yang ia beli.

"Yaudah kalian gih sana pesen, mami sama papi udah soalnya" perintah Hanie.

"Sama mi, kita juga udah kenyang" ucap Hans.

"Gimana gak kenyang setiap jajanan zeze yang gak habis kita habisin, Zeze mah cicip doang"

Hanie menatap Hazel.

"Adek, jangan gitu, gak boleh buang buang makanan" tegur Hanie.

"Gak di buang mom, kan Abang yang habisin" jawab Hazel.

"Udah mom, biarin Abang abangnya juga gak keberatan, Zeze itu perempuan jangan banyak di larang dong, terserah dia mau apa dan mau gimana, dia udah gede kok" ucap Josep yang tentu saja mendapat senyuman manis dari Hazel.

"Udah nih, sana jajan lagi" Josep memberikan Hazel beberapa lembar uang.

"Dad" tegur Hanie.

"Udah ah, ayo kamu mau beli apa aku beliin sekarang" Josep langsung menarik sang istri menjauh dari anak anaknya.

Hazel menatap mereka dengan jijik.

"Ih geli banget" komentarnya.

Hazel mengalihkan pandangannya ke arah lain, namun sayang ia malah melihat Lilith dan Joshua yang sedang berjalan bersama, oh tolong di ingat sedari hari Hazel tidak masuk sekolah, Joshua masih belum menghubunginya.

"Si bajingan" gumam Ziel.

"Dek ayo kita keliling lagi" ajak Ziel.

"Wah boleh tuh" angguk-nya dengan semangat membara.

Hans? Ia hanya diam saja tanpa berkomentar apapun ia mengikuti kemana pun kedua adiknya pergi.

Mulai dari satu stand ke stand lainnya mereka kunjungi, lupakan soal berat badan memang sedari awal niat Hazel ke car free day itu untuk menambah berat badan bukan olah raga yang nantinya menurunkan berat badan.

Saat sedang asik ia menunggu jajanannya pandangannya malah terfokus kepada seseorang.

Dengan segera ia mengeluarkan ponselnya untuk memotret seseorang itu.

Deg..

Dengan segera ia mengalihkan pandangannya berpura pura tidak melihat seseorang itu sebelum seseorang itu menyadarinya.

"Udah bang, yuk pulang"

"Udah?" Tanya Hans memastikan.

Hazel mengangguk.

........

"Okey kalo gitu apa tujuan Lo ngajak kita kumpul?" Tanya Reza.

"Buat perjanjian dulu" ucap Hazel.

Keempat temannya mengertukan kening bingung.

"Gini kalo ada salah satu dari kita penghianat, maka dia harus pergi menjauh atau mati" ucap Hazel dengan menatap semua teman temannya.

"Okeyy gua siap"  Vero mengulurkan tangannya.

"Gua juga" Haikal menumpuk tangannya di atas tangan Vero.

"Gua gak bakal berkhianat sih" Sindy menumpuk tangannya di atas tangan Haikal.

"Kalo gua gak mungkin, secara kalo gua gak bener kalian gimana" Reza juga ikut menumpukkan tangannya di atas tangan sindy.

Hazel ikut menumpuk tangannya, lalu mengangguk.

"Gua yakin kalian gak bakal begitu, kalian gak bakal ngelakuin hal itu, gua cuma ngetes kalian sih" ucap Hazel.

"Ye kirain ada apaan, sampe ngajak buru buru ke markas" kesal Sindy.

"Itu tuh ada yang mau Vero omongin katanya" tunjuk Hazel.

"Kok gua?" Tunjuk Vero pada dirinya sendiri.

"Katanya kemarin itu loh" kode Hazel.

Keempat reman temannya bingung dengan apa yang mereka bicarakan.

"Oh iya, iya, iya, gua lupa, kemarin" Vero menggantung ucapannya lalu menoleh ke sekeliling ruangan.

Meskipun villa mereka cukup jauh dari pemukiman mereka tetap jaga jaga.

Seakan paham Hazel dan Sindy mengangguk.

"Theo perketat keamanan" perintah Hazel.

Dengan segera seluruh pintu dan jendela terkunci, tidak lupa seluruh tirai jendela langsung menutup jendela, dan seketika ruangan tersebut jadi redup.

"Wah bagus juga keamanannya, padahal cuma ngunci otomatis doang" ucap Haikal.

"Baru sementara nanti kita rombak lagi" ucap Sindy.

"Okey okey, balik ke cerita gua, alesan gua deketin Lilith itu karena, Lilith anggota rose gold" ucap Vero.

"What" mereka semua terkejut kecuali, Vero tentu saja.

Vero mengangguk.

"Gua liat dia ada tatto rose gold, dan tujuan dia caper ke kalian gua belum tau, terutama Harvey sih, di awal dia caper ke Harvey kan, tapi beralih ke Joshua karena gak dapet Harvey" ucap Vero.

"Mungkin gak sih kalo tujuan dia cuma manfaatin kekayaan mereka doang?" Tanya Sindy.

Reza menggeleng.

"Kalo ngincer kekayaan, kenapa gak langsung ke Naendra aja, dia lebih kaya bukan?" Ucapan Reza membuat mereka semua terdiam membenarkan.

"Kita tunggu dulu, abis ini siapa targetnya baru kita tau apa motifnya, kebetulan gua ada datanya" ucap Haikal dengan melirik ke arah laptop.

"Guys" panggil Hazel dengan menunjukan gambar di ponselnya.

Haikal, sindy, Reza dan Vero menatap Hazel dengan tatapan penuh tanya.

"Siapa?" Tanya Reza.

"Ketua Rose gold"

















Hay Hay Hay

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang