"Hayo kalian ngomongin gua ya?" Tuding Hazel."Nggak" jawab mereka serempak.
"Ooh okey" Hazel mengangguk lalu pergi begitu saja.
Ia pergi memasuki ruangan yang ia gunakan sebagai bengkel, ya beberapa barang barang penting di apartemen nya ia bawa kemari, tentu saja untuk mempermudahnya.
.......
"Maafkan aku sweety, dan tunggu aku, tetaplah bersama mereka agar kau aman" ucap seseorang dengan menatap foto Hazel.
Bukan hanya ada satu foto melainkan hampir satu ruang kerjanya ia simpan foto Hazel, dari mulai berbagai pese dan tempat yang tentu saja berbeda.
"Tuan, seseorang meminta anda untuk bekerja sama" anak buah pria itu membawakan sebuah berkas kepadanya.
Dan tentu saja langsung ia terima untuk mengetahui motif seseorang ini bekerja sama dengannya.
"Sialan, sudah di beri hati meminta jantung pula" ucapnya dingin.
"Keluarlah Ervan" perintahnya yang tentu saja langsung di laksanakan olehnya, karena ia melihat keadaan tuannya yang sangat tidak memungkinkan untuk ia bertanya, dari pada kehilangan nyawa lebih baik ia menuruti sang tuan.
Brak..
Prak..
Map tersebut ia lembar pergi saja mengenai salah satu figura berisi foto Hazel yang langsung pecah seketika.
"Maafkan aku sweety, lain kali aku melemparnya ke arah Ervan saja"
Huacimmm...
Hazel bersin dengan sangat tidak estetik dan sangat sangat barbarly.
"Anjir ada yang ngomongin gua nih" ucapnya setengah berteriak.
Dengan menggosok hidungnya berkali kali.
Sindy memasuki bengkel dengan membawa kopi dingin untuk Hazel.
Ah Hazel itu sangat menyukai iced coffe, minuman tersebut sudah seperti tenaga baginya.
"Udah jadi?" Tanya Sindy.
"Udah sih, tapi gak tau bener apa nggak, proyek ini udah gua bikin hampir sebulan soalnya"
"Okey Theo 2" panggil sindy.
"Siang nona" ucap theo 2.
"Udah 70% besok lagi deh di lanjutnya udah mau malem pulang besok Senin" pinta Sindy.
Hazel mengangguk toh memang ia akan pulang sama seperti teman temannya yang lain mereka akan pulang ke rumah mereka masing masing dan mungkin akan kembali berkumpul disini saat pulang sekolah atau hari hari libur lainnya.
"Ngomong ngomong soal jaket sama Jersey kapan jadinya?" Tanya Sindy.
"Minggu depan paling cepet" jawab Reza.
Mereka semua mengangguk.
"Besok jangan ada yang kekelas duluan, kita harus ke kelas bareng ya, biar kaya geng lain hahaha" tawa Haikal.
"Stres tu bocah" Hazel menggelengkan kepalanya.
.......
"Gimana camping nya?" Tanya Josep
Saat ini Hazel dan keluarnya sedang berkumpul di ruang keluarga mereka baru saja menyelesaikan acara makan malam, memang biasanya mereka menyempatkan untuk berkumpul selama beberapa jam, setelahnya mereka bebas melakukan apapun hingga waktu tidur mereka.
"Biasa aja sih" jawab Hazel yang tentu saja berbohong.
"Lah kepresinya, bahagia kek" ucap Ziel.
"Suka suka lah" sewot Hazel.
"Udah udah kalian baru ketemu udah ribut aja" ucap Hanie.
"Udah malem, kalian istirahat gih ke kamar masing masing" usirnya.
Josep dan Hanie pergi ke kamar mereka, mereka membiarkan anak anaknya memiliki waktu untuk mereka sendiri, lalu Hans yang jugala pergi ke kamar, hingga tersisalah Ziel dan Hazel di ruangan tersebut.
"Lo jangan berteman lagi sama Joshua, gak baik orang dewasa berteman sama anak kecil" ucap Hazel tiba tiba.
"Kenap?" Tanya Ziel seakan ia tau kemana arah percakapan yang baru saja di mulai oleh Hazel.
"Lo kenapa bisa berteman sama dia padahal beda umur?" Tanya Hazel.
"Kebetulan aja sih, lagian kan laki mah biasanya gitu cepet akur kalo sama laki laki yang bahkan gak mereka kenal" jelas Ziel.
"Nah mulai sekarang, Lo jangan Deket Deket sama manusia jahanam itu" ucap Hazel dengan datar.
"Maksudnya?" Ziel masih tidak mengerti dengan ucapan Hazel yang terlalu terbelit Belit baginya.
"CK, gua suka sama dia, tapi baru dikit, dan dia, Lo tau sendiri gimana perasaan dia ke gua, gua buka hati karena kasian juga liat dia gila, ehh bangsatnya pas gua mulai buka hati ke dia dia malah, seenaknya bonceng Cewe lain, yang jelas jelas selalu buat masalah sama gua" kesal Hazel.
"Minimal kalo mau Deket Cewe lain jangan dia lah, kaya gak ada Cewe bener aja"
"Gua merasa gak enak nih ya kali saingan gua macem taik kuda"
Mendengar curhatan sang adik, diam diam ziel mengepalkan tangannya cukup kuat, hingga kuku kukunya memutih.
Ia tidak terima dengan kelakuan Joshua yang seakan mempermainkan perasaan adiknya, Joshua memang temannya tapi jika itu menyangkut saudarinya maka kata teman itu sudah tidak berlaku lagi bagi Ziel.
"Tapi Lo jangan apa apain dia, cukup ngejauh dan buat seakan akan dirinya gak ada di dalam penglihatan maupun kehidupan Lo, biar dia ngerasa hidupnya gak berguna hahahaha" tawa jahat Hazel pecah seketika.
Hay Hay Hay....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay