Tak terasa memang bertahun tahun telah berlalu, sama seperti tahun tahun sebelumnya gengC pasti akan menyempatkan untuk berkumpul bersama.Namun kali ini bukan berkumpul di resto atau cafe hari ini mereka berkumpul di sebuah gedung yang di hias seindah dan semewah mungkin.
Ya gengC sedang menghadiri acara pertunangan yang di gelar vero.
Ya Vero Anggota gengC pertama yang mengadakan pesta besar.
Prok... Prok..
Suara tepuk tangan menggelegar mengisi seluruh ruangan, acara inti baru saja selesai dan Vero beserta tunangannya tersenyum puas.
Vero mengangkat tangannya yang sudah mengenakan cincin tunangan dengan tinggi, memamerkannya kepada anggota gengC yang alin.
"Gak sopan" Hazel menatap datar.
"Emang" tidak hanya Hazel anggota gengC yang lain juga begitu menatap datar Vero, sementara Vero sedang asik memamerkan cincinnya membuat Aulia sang tunangan malu.
"Norak banget sih" komentar Haikal dengan menggelengkan kepalanya.
"Akhirnya monyet bekantan kita punya pawang" bangga resa.
Jax? Sejak Hari itu tidak ada sehari pun Jax meninggalkan Hazel, Jax selalu mengikuti Hazel kemanapun Hazel pergi, awalnya emang risih, namun Jax melakukan itu sudah bertahun tahun yang artinya Hazel sudah terbiasa.
"Ayo, kita balik" ajak Hazel yang sudah lelah.
"Ayo lah, kita pamit dulu" Reza berjalan menuju Vero dan Aulia.
"Lia selamat" Hazel memeluk Aulia, sebenarnya ia tidak terlalu mengenal sosok Aulia.
"Makasih" gumamnya, tentu Aulia memeluk Hazel juga.
"Nanti kalo kumat, tendang aja" ucap Reza.
"Dan Lo" Reza, Haikal dan Hazel berbicara bersamaan dengan menatap ganas Vero.
"Kalo bikin dia nangis siapa siapa aja" kompak mereka.
"Santai dulu gak sih" Vero gugup di tatap dengan tatapan penuh aura membunuh, oleh teman temannya.
"Cuma peringatan"
"Yuk guys balik" ajak Haikal.
"Gak makan dulu?" Tanya Aulia.
"Nggak, kita udah bungkus" jawab Reza asal.
Aulia tersenyum, sungguh menurutnya teman teman Vero sangat ajaib, kadang juga tidak masuk akal.
Sedari tadi Jax diam saja di bekalang Hazel dan mengikuti Hazel.
"Cie kayanya bentar lagi ada yang nyusul nih" ucap Aulia.
"Iyalah doain aja" balas Hazel santai.
"What" GengC terkejut, bukan bukan hanya GengC tapi jax sendiri juga terkejut mendengar itu.
Ia kira Hazel tidak akan pernah memaafkannya lagi, namun tenyata tidak, Hazel masih memberikannya kesempatan.
"Tinggal kalian dong" ledek Vero.
"Kita punya pacar kali" jawab Haikal.
"Oh iya lupa" Vero menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
...
Setelah berpamitan tadi, mereka berpisah ke kota masing masing, ya mereka memang sudah tidak tinggal di satu kota yang sama.
Saat ini Hazel duduk tenang di mobil yang di Kendari oleh jax.
Hazel menutup matanya karena ia lelah, tenaganya sudah terkuras habis, sejak acara inti di mulai tadi.
Bahkan ia tidak tau jika Jax tidak membawanya langsung ke rumah, melainkan ke tempat yang akhir akhir ini Mejadi tempat favorit Hazel.
"Ze?" Jax menepuk lembut pipi Hazel.
Mereka baru saja sampai di salah satu restoran yang sedang menjadi tempat favoritnya.
"Makan dulu yuk" ajaknya.
Michi mengangguk dan membuka matanya, kemudian mengumpulkan nyawanya, karena ia tidak sekedar menutup mata, namun tertidur.
Jax menuntun Hazel menuju meja yang sudah ia booking.
Hazel duduk dengan kedua mata yang masih sedikit buram, ia melihat Jax yang sedang memilih menu.
Wajah Jax tertutup oleh buku menu, namun Hazel tak peduli toh memang sedari dulu Jax rabun.
"Ze mau ini gak?" Tanyanya.
"Mau" jawab Hazel.
Jax tersenyum kemudian menyingkirkan buku menu yang sedari tadi menutup wajahnya.
"Ini" ucapnya dengan memberikan Hazel sebuah cincin dengan motif sederhana namun bermakna.
Sedetik itu juga Hazel sadar sempurna, ia membulatkan matanya ketika melihat Jax memberinya cincin sepasang.
Hazel menutup wajahnya dengan tangan, entah ia tidak tau kenapa perasannya campur aduk.
Jax menarik tangan Hazel dan memakaikan cincin tersebut.
"Thanks" gumamnya lalu mengecup kening Hazel.
Bye bye bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay