8

1K 122 14
                                    


"Mana aja yang mau di bawa?" Tanya Hazel.

Hans sedang memasukkan beberapa barang yang akan ia bawa melewati wormhole nanti, layaknya pulang kampung ia membawa dua ransel yang nantinya akan ia gendong di depan dan di belakang, isi dari ransel itu ada beberapa benda yang siapa tau nanti di perlukan, seperti belati, senjata api dan benda benda penting lainnya.

Sementara di ransel satunya berisi makanan, minuman, Snack, dan beberapa makanan ringan lainnya, kemarin sepulang dari pesta ulang tahun putri April mereka berdua memutuskan untuk berbelanja barang barang yang saat ini sedang mereka packing.

"Udah semua tinggal baju astronot nya selesai"

Hazel menatap miris ke arah Hans.

"Kasian ih, kaya yang di usir dari rumah" komentarnya.

Hansel merapikan semua barangnya lalu duduk di samping Hazel yang masih asik makan Snack.

"Nanti kalo Abang pulang, kamu jangan nakal, jangan lewatin makan, jangan lupa mandi, istirahat yang cukup" Hans mengelus pucuk kepala Hazel.

"Apaan sih yang gitu mah gak usah di ingetin" ketus Hazel.

Lain di mulut lain juga di hati, tentu saja selama beberapa hari ini semua keperluan Hazel Hans yang atur, sejujurnya ada sedikit rasa tidak ikhlas di tinggalkan Hans tapi mau bagaimana lagi Hans dan dirinya tidak berasal dari universe yang sama.

Tok..tok..

Ketukan pintu membuat Hazel dengan segera berdiri dari duduknya dan menghampiri pintu, diam diam Hans menatap punggung Hazel yang semakin menjauh dan tersenyum misterius.

"Hai onty" sapa putri April.

"Hai masuk dulu yuk" ajak Hazel.

Hazel mengajak masuk April dan keluarganya untuk masuk.

"Hai uncle" putra April berlari menghampiri Hans, memang sejak pertemuan mereka kemarin Hans menjadi cukup dekat dengan putra April.

"Abang adek kalian ke kamar onty gih main sama Aksa" April memerintahkan anak anaknya untuk pergi agar kedua anaknya tidak mendengar percakapan mereka.

"Aksa? Asik..!" Putra April langsung berlari menuju kamar Hazel, sedangkan sang adik mengikuti kakaknya dari belakang.

Jangan heran tentang bagaimana mereka bermain, karena kedua anak April sangat aktif dan banyak bertanya maka dengan bermain bersama Aksa mereka akan sangat senang karena setiap pertanyaan mereka pasti akan di jawab oleh Aksa, dan mereka berdua senang dengan itu.

Aneh memang.

"Ini" Charlie memberikan tas yang berisi baju astronot yang entah berasal dari mana, dan entah bagaimana ia bisa mendapatkan benda itu.

Masih menjadi misteri.

"Lo bener mau ngelakuin ide gila ini?" Lagi lagi April memastikan.

Sebenarnya ia tidak mau sahabatnya melakukan ide gila yang bisa saja membahayakan nyawa seseorang.

"Bener lah, udah 100% yakin, ya kan Hans?" Tanya Hazel.

Hans hanya mengangguk sebagai jawaban fokusnya kepada televisi yang sedang menayangkan anime yang beberapa hari lalu mereka tonton.

Ia menjadi kecanduan dengan movie tersebut, menurutnya ini salah satu movie yang tidak akan pernah bosan untuk di tonton berulang ulang olehnya, ia sedang memuaskan diri untuk menonton movie tersebut karena jika sudah kembali ke dunianya maka ia tidak akan pernah bisa menonton ulan movie itu lagi.

"Besok jadi berangkat?" Tanya Charlie.

"Iya tuh barang barangnya udah di packing" tunjuk Hazel ke arah dua tas ransel yang Hans bawa, kedua ransel itu tidak penuh malah masih cukup banyak ruang untuk di masukkan beberapa benda lagi.

"Kok dikit, tambah lagi lah" saran April.

"Iya, bentar di mobil kebetulan kita baru belanja beberapa makanan, bentar gua ambil dulu" tanpa menunggu bantahan dari Hans, Charlie langsung pergi begitu saja.

"Udah biarin lah, mending kelebihan daripada kekurangan" seolah tau jika Hans akan menolak.

"Terserah" ucap Hans yang kembali memfokuskan dirinya pada movie.

"Besok berangkat jam berapa kita anter" usul Charlie.

April segera mengambil beberapa bungkus makanan yang Charlie bawa dari mobil kemudian memberikannya kepada Hazel.

Hazel segera menerimanya lalu mem-packing ulang barang barang bawaan Hans.

"Sore-an kayanya, sekitar jam 3" jawab Hans.

"Kita anter ya" ucap April.

Hazel mengangguk sebagai jawaban, karena ia tidak mau pulang sendirian nantinya.

"Mommy, ayo pulang" ajak putri April, di belakangnya ada putra April yang sang adik.

"Eh udah mau sore, ayo sayang, besok kita kesini lagi"

"Mau apa mom?" Tanya putra April.

"ada aja, udah ayo pulang" aja.

April dan Charlie segera berdiri dari duduknya, begitupun Hazel dan Hans mereka akan mengantar April hingga pintu.

Flashback anak anak April.

Kedua anak April memasuki kamar Hazel, sang adik langsung duduk di karpet sementara abangnya mengutak Atik beberapa benda di meja belajar Hazel.

"Hai Aksa" panggil sang adik.

"Hai nona kecil" sapa Aksa balik.

"Aksa aku mau nanya"

"Silahkan nona"

"Sepatu hak, punya hak apa Aksa?" Tanya si adik.

"Hak untuk menjadi sepatu nona" jawab Aksa.

"Kalo tanah liat, liatnya kemana Aksa?" Tanya Abang.

"Tanah liat itu, tanah yang mudah di bentuk tuan, tidak bisa melihat"

Kedua bersaudara itu hanya mengangguk seolah paham, itulah mengapa mereka senang bermain dengan Aksa, menurut mereka Aksa itu keren tidak seperti daddy-nya yang baru di beri beberapa pertanyaan sudah kesal, Aksa tidak, ia terus menjawab apapun itu.

"Aksa buah tangan pohonnya gimana Aksa?" Tanya si adik.

"Tidak ada nona, buah tangan itu sebuah peribahasa yang berarti oleh oleh atau hadiah"

"Oh gitu ya, kalo ada sapu tangan kenapa gak ada sapu kaki?"

"Kaki seribu kalo pake sepatu semua kaki di kasih sepatu atau cuma kaki paling depan sama paling belakang?

"Kalo Daddy berantem sama beruang siapa yang menang?"

"Siapa yang buat sepatu buat kaki seribu?"

"Siapa yang itung kaki seribu?"

Dan beberapa pertanyaan lainnya.

















Hay Hay Hay...

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang