23

907 107 5
                                    

"Jadi kaca pipih yang tadi itu buat keluarin hologramnya?" Tanya Nana or Naendra.

Hazel mengangguk.

"Kenapa harus pake kaca kan bisa pake benda lain?" Tanya Dilan.

Hazel berdiri dari duduknya lalu pergi begitu saja.

"Sebenernya bukan kaca yang keluarin nya tapi cahaya, jadi gini, kan ada dua kaca nah si kaca itu di sambungan terus di tekuk sedikit jadi bentuk buku, eh laptop cuma transparan aja, nah di bagian yang menghubungkan dua kaca itu ada, gimana ya?" Gumam Sindy.

"Gini, kaca ini bentuknya kotak kan ya, nah di salah satu sisinya ada putih putih untuk nempel in kaca yang satunya sampe dia membentuk laptop"

Hazel pergi tadi untuk membawa kaca yang mengeluarkan hologram, atau biasa mereka sebut tab hologram.

Hazel mempraktekan apa yang ia ucapkan tadi.

"Nah di bagian putih ini nggak kosong tapi dia ngeluarin cahaya, jadi di dalem putih putih ini kan kalo kita liat cuma kaya sambungan laptop biasa kan nggak di dalamnya ada proyektor mini, jadi begitu kita tempelkan keduanya langsung bisa muncul hologram 3d atau 4d" jelas Sindy.

"Itu alatnya khusus atau gimana?" Tanya Nelly.

"Ya khusus, kan hologram gak bakal muncul kalo gak ada cahaya, jadi gak mungkin Lo lagi berdiri misal di tengah lapang tapi tiba tiba ada hologram muncul, gak mungkin banget, kecuali kalo si hologram keluar dari kalung, gelang, jam nah itu sedikit masuk akal" jelas sindy lagi.

"Jadi hologram itu semacam proyektor" ucap Esya.

"Iya" sindy mengangguk kan kepalanya.


.....

Brak..

Bruk..

"KAL" teriak Reza saat melihat Haikal dan motornya terlempar cukup jauh dan berguling guling.

Reza langsung berlari menghampiri Haikal.

"Uhuk.. gak sia sia gua menang" senyumnya.

Haikal terluka, di bagian tangan, wajah dan kaki, kakinya.

"Sialan gua khawatir, kalo Lo mati Lo nyusul Hazel dan gua sendirian di dunia ini, kampret Lo" kesalnya.

Reza membatu Haikal untuk beriri.

"Argh"

"Kayanya kaki gua ke kilir deh, sakit soalnya"

Reza menoleh ke arah kaki Haikal.

"Masuk akal sih, Lo jatuh ke lempar abis itu terguling guling, syukur gua Lo masih idup juga, ayo gua bawa ke rumah sakit"

.....

"Dah ketemu lagi Senin" pamit Esya.

"Bye" balas Hazel dan Sindy.

Esya baru saja pulang sedangkan teman teman yang lainnya sudah pulang terlebih dahulu.

"Masuk yuk, panas" ajak Hazel.

Meskipun ini masih jam 9 tapi karena musim panas jadi suhu matahari nya cukup terik.

Hazel dan Sindy kembali masuk kedalam karena Hazel yang masih belum di jemput.

"Ngomong ngomong bapak Lo kemana?" Tanya Hazel.

"Biasalah, di negar B palingan dua hari lagi baru pulang" jawab Sindy enteng.

"Oh iya gua baru kepikiran, awalnya kita kan masuk ke novel ya, terus lama lama kita sadar kalo ini bukan novel tapi multiverse lain, tapi gua bingung gimana alur novelnya sekarang" 

"Sama sih, tapi gua yakin novelnya udah gak beredar, kan kalo di dunia itu kita udah dua tahun masuk, sementara novel itu booming dari satu tahun sebelum kita masuk, jadi kemungkinannya novel itu udah gak beredar lagi"

Hazel mengangguk anggukan kepalanya.

"Anehnya tuh kita sama sekali gak ngerasain ala yang pemilik tubuh rasain, apa karena emang tubuh ini udah jadi milik kita ya?" Tanya Hazel.

"Ya iyalah yang Lo bawa itu tubuh Lo, kalo tubuh Hazel kan udah mati, sama kaya di novelnya, jadi menurut gua novel itu tamat di bagian Alma mati, bahkan kita semua hak ada yang sadar kalo Alma udah mati, dia meninggal di tangan Chloe" ucap Sindy.

"Iya bener, kita gak ada yang sadar seolah olah alam itu emang gak ada" 

"Sebenernya dia itu gak jahat dia cuma Cinderella kompleks doang" ucap Hazel.

"Jahat lah, dia udah bunuh Hazel asli"

"Ah kita gak bisa tentuin mana yang jahat mana yang bener tapi uang udah pasti jahat itu Chloe, padahal di novel gak ada yang namanya Chloe.

"Kalo itu udah jelas lah"



























Hay Hay Hay....

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang