12

995 108 7
                                    


"Abang bilang cuma 3 Hari kan dia juga bilang anggap aja lagi studi tour, ke kota tua, oke 3 hari gak lebih, apa yang harus gua lakuin 3 hari kedepan?"

"Lah sejak kapan gua manggil manusia itu Abang?"

"Oke kayaknya gua harus merencanakan kegiatan berkunjung gua, eh bukan bukan gua harus ke berbagai tempat yang estetik dan gua harus beli oleh oleh"

"Kok gua kaya orang gak waras ya?"

"Iya dari tadi gua ngomong sendir sambil liat kaca"

"Fiks gua gak waras, gila gila gua baru dua jam di jaman ini langsung gila, apakah gua akan menyusul Joshua ke rumah sakit jiwa? Dan gila bersama sama?"

"Gua ini manusia yang tidak bisa hidup tanpa teknologi"

"Arghhhhh pengen pulang, mana ada studi tour ke jaman kerajaan, yang mana mirip era Victoria lagi, eh bukannya nama pangerannya tadi Victor ya?"

"Lah cocok, apa jangan jangan emang di dunia ini masih kerajaan alas gak maju, piks gua kesini harus buat peradaban baru, biar mereka semua gak nora dan kampungan"

Sekitar 20 menit Hazel sudah berada di kamar yang akan ia tempati untuk 3 hari kedepan, ya sudah selama 20 menit juga ia berbicara sendiri.

Ckelek..

Hazel menoleh ke arah pintu ternyata itu Hans yang langsung masuk tanpa mengetuk layaknya ayam yang suka masuk seenaknya.

Hazel mantap Hans dengar tatapan sengit.

"Mau apa Lo kesini, udah gua bilang jangan temui gua, gua males liat Lo, gara gara Lo gua jadi tersesat di jalan yang benar, benar harusnya gua gak ikut sama Lo" oceh Hazel.

"Yaudah mau gimana lagi orang udah terjadi kok, tadi kan udah Abang kasih tau, kita cuma 3 hari disini, karena di belakang bukit Deket danau yang jaraknya sekitar 15 meter dari sini bakal ada meteor jatuh, kata orang yang ngaku sebagai ahli astronomi"

Flashback Hans..

"Jadi apa ada hal yang perlu di bahas lagi?" Tanya Nixon.

"Ya saya dan adik saya akan meninggalkan tempat ini saat ada benda langit jatuh, jadi kapan kira kira benda langit akan jatuh?" Tanya Hans to the point.

"Kemungkinan besar 3 hari lagi, karena baru saja ahli astronomi memberitahu jika akan ada benda langit besar yang jatuh, maka dari itu setelah acara pertunangan putra mahkota seluruh masyarakat di kerajaan ini akan mengungsi selama beberapa bulan"

Hans mengangguk.

"Bagus, setelah itu kami akan pergi, dan tolong simpan rahasia kedatangan kami baik baik, dan akan saya beri yang sudah kita sepakati tadi"

Nixon mengangguk dan menjabat tangan Hans.

Flashback end....

Hans menceritakan yang ia percakapannya sedikit berbeda dengan percakapan asli mereka.

"Oke oke fine gua terima, udah sana Lo pergi gua mau keliling istana ini" usir Hazel.

"Abang temenin, sekalian Abang mau kasih ini" Hans menunjukan gulungan kertas yang berisi rangkaian dan tata cara merakit sebuah pistol, ya senjata yang sedang di kembangkan di dunia ini, dengan mudahnya Nixon mendapatkan rangkaian tutorial merakitnya dari ahlinya langsung.

Hazel mengangguk.

"Pistol doang?" Tanya Hazel.

Hans mengangguk.

"Di jaman ini baru pistol yang di kembangin" jawab Hans.

"Oh"

Hazel berjalan keluar dari kamarnya terlebih dahulu di ikuti Hans di belakangnya.

Mereka memang di bebaskan di kediaman ini karena mereka di anggap tamu terhormat, dan bebas melakukan apapun yang mereka inginkan.

Ting ..

Ting..

Teng..

Teng..

Hazel sedikit terusik saat mendengar lantunan piano yang di tekan dengan kasar oleh sang pemain membuat suara piano itu menjadi sangat sangat tidak enak untuk di dengar, dari yang Hazel dengar sepertinya si pemain piano ini masih tegang dan belum terbiasa menekan tutsnya.

Ia mengikuti asal suara tersebut tentu saja Hans juga ikut di belakangnya.

"Tuan?" Panggil max yang kebetulan lewat.

Hazel dan Hans berhenti begitu juga dengan permainan piano yang kasar itu.

"Ada yang perlu saya bantu?"ucap Max dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"Ya antar saya ke ruangan bos mu" ucap Hans.

Meski terlihat kebingungan namun Max seakan mengerti dan langsung mengajak Hans pergi.

Kini tinggal Hazel dan Shopie yang ada di ruangan itu.

"Kau tidak akan bisa memainkan piano jika cara menekannya saja salah" Hazel berjalan mendekati Shopie, dan mulai menekan tuts piano dengan lembut dan memainkan sebuah lagu, langu yang sedang ngetren di dunianya saat ini yaitu lagu River Flows In You.

Shopie menatap kagum kepada Hazel, kemampuan Hazel memainkan piano sangat baik menurutnya.

"Tolong ajari aku" Shopie memegang tangan Hazel dengan memberikan tatapan memohon.

"Kau ini bangsawan pasti memiliki guru pribadi, jangan minta kepadaku" tolak Hazel.

"Aku tau, tapi tidak ada yang mau mengajari ku ketika, gosip beredar" ucapnya dengan menundukkan kepala.

"Gosip?"

"Seluruh orang di kerajaan ini percaya jika aku sangat ahli dalam bermain piano, hingga mereka selalu mengolok olok diriku di belakang, bahkan para guru musik selalu merasa terhina jika aku meminta mereka mengajari ku, padahal aku sudah mengatakan jika aku tidak bisa bermain piano, entah siapa yang menyebarkan gosip itu"

Shopie berbicara dengan nada sedih membuat Hazel jadi kasihan kepadanya.

"Saran dari ku, ketika kau menekan tuts piano, bayangkan jika kau sedang memegang kepala bayi, perlakukan mereka dengan lembut maka suara yang di hasilkan akan indah"

Hazel berbalik ia akan pergi dan mencari tempat tujuan baru, yang akan ia kunjungi.

"Mau kah kau membantuku untuk urusan lain?" Tanyanya.

"Apa?"

Shopie tersenyum manis....

































Hay Hay Hay...

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang