38 jam yang lalu....Dor..
Dor..
Bunyi tembakan masih meramaikan bangunan sekolah.
Tang..
Tang..
Hazel menggunakan pedang yang ia pegang karena akan sulit memegang pedang dengan salah satu tangan di gunakan untuk menembak.
Bras..
Blas..
Tanpa rasa kasihan Hazel menebas apa saja yang menyerangnya, pasukan Chloe yang bertambah banyak dan telatnya pasukan Daddy Sindy, Jax dan papa Jarvis membuat pasukan Chloe hampir saja menghabisi mereka disana.
Blas..
Blas...
Tangan, pistol, kaki bahkan kepala banyak tercecer di lantai aula, jujur saja itu membuat nyali Jeno dkk sempat menciut apa lagi yang melakukannya Hazel, ya seoang mantan agen rahasia yang berada di pasukan angin, tentu saja mempermudah Hazel untuk menghindar karena kecepatan berlarinya dan kelincahannya.
"STOP" jerit Chloe dengan salah satu tangannya menarik rambut sindy, entah bagaimana caranya sindy yang sudah berada di tangan Harvey malah kembali berada di tangan Chloe, sia sia saja tadi Hazel mengeluarkan jurus memotongnya.
"LEPASKAN PUTRI SAYA" tegas Daddy Sindy.
Chloe tersenyum smirk.
Akhh...
Sindy meringis, tentu saja ia kesakitan karena rambutnya di tarik tangan kanan Chloe di gunakan untuk menarik rambut Sindy, sementara tangan kirinya menodongkan pistol.
"Ayo Harvey apa yang kamu putuskan, aku atau Dia? Kalau kamu pilih aku, maka aku akan lepasin dia, tapi kalau kamu pilih dia peluru ini akan tersimpan cantik di kepalanya"
Ceklek...
Pasukan Daddy sindy yang memang tinggal setengah langsung menodongkan pistolnya ke arah Chloe, diikuti oleh anak buah jax dan Jarvis.
Hazel diam saja menatap malas mereka semua yang berada disana, jujur saja ia bahkan sudah hampir tumbang saat ini, hey ia sedang sakit sedang terluka dan mereka malah mengajaknya berperang.
"Cepetan vy gua cape anjir, pengen tidur" kesal Hazel.
"Ayo Pi balik duluan aja, kita mah gak ada masalah, ayo GengC balik, balik" Hazel tersenyum dengan manis.
Mereka yang melihat sama sekali tidak terpesona, bagaimana terpesona Hazel tersenyum manis setelah membunuh 5 orang, ingat 5 orang.
Dengan dress hitam yang pendek, tubuh di penuhi percikan darah, tangan yang memegang pedang jangan lupakan jika pedang itu berlumuran darah, membuatnya terlihat manis tapi mengerikan, ah julukan Sweet but psycho mungkin cocok untuknya.
"Tidak kah kamu kasihan dengan putri saya? Kau tidak mau menolong temanmu?" Tanya Daddy sindy dengan tatapan kesal ke arah Hazel.
Hazel menggeleng.
"Apa yang aku dapatkan jika aku menolongnya?" Tanya Hazel dengan wajah culas, membuat Daddy sindy benar benar ingin menghabisi nyawanya.
"Apapun" jawabnya asal.
"Okey deal" Hazel tersenyum bahagia, ini yang ia mau.
Hazel mengulurkan tangannya, tentu saja di balas oleh Daddy sindy.
"Ekhem Harvey, jadi apa ya-"
Blasss..
Kyaaaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay