47

723 95 13
                                    

Hazel memasangkan benda yang ia rakit di markas, sebuah alat pengendali jarak jauh, agar nantinya ia bisa mengendali kan Turk pembawa senjata itu menjauh dari keempat mobil yang sudah di pasang bom.

Merasa tugasnya sudah selesai, ia bergegas dengan hati hati untuk kembali ke mobilnya karena waktu yang ia miliki tinggal 2 menit, sebelum sah meminta bantuan.

Sah memang terhubung dengan ponsel dan mobil Hazel karena Hazel merancangnya seperti itu, jika ponsel atau mobilnya rusak maka tidak akan rusak seperti Theo dulu, bisa di bilang sah lebih canggih dari Theo, dan Theo 2.

"Nona, saya baru saja hendak menghubungi tuan Jarvis"

"Jangan" Hazel masuk kedalam mobilnya lalu mengambil air mineral karena ia haus.

.....

"Apa? Bagaimana bisa, bawa pasukan kita ke pelabuhan sekarang" perintahnya.

Beberapa anak buahnya langsung mempersiapkan hal yang perlu mereka bawa kemungkian besar senjata dan mobil karena dua benda itu yang sangat berguna nantinya.

....

Di dalam mobil Hazel masih menunggu kelima mobil itu jalan, entah apa yang mereka rencanakan yang jelas Hazel sudah lama menunggu mobil tersebut, ia ingin segera pulang dan tidur mengingat kini sudah pukul 1 dini hari.

"Bagus" gumamnya saat melihat ke lima mobil itu jalan.

Dengan segera Hazel menyalakan mobilnya, ia berniat untuk mengalihkan perhatian kepada dua mobil di depan agar mengikutinya.

Hazel yang datang dari samping jalan langsung memposisikan mobilnya hingga di depan, ia membawa mobil nya dengan ugal ugalan hingga tidak memberikan akses untuk mobil mobil di belakangnya menyalip.

Dor ...

Dor..

Kedua mobil di belakang langsung menembakkan peluru ke arah ban mobil Hazel, tentu saja karena Hazel yang membawa mobil secara ugal ugalan, jadi peluru peluru tersebut meleset.

Dor..

Dor..

Beberapa peluru berhasil menembus kaca mobil Hazel, Hazel langsung menancapkan gasnya dan membelokkan mobilnya ke jalan lain, membuat kedua mobil di belakangnya mengikutinya.

Rencana yang ia sudah susun berjalan mulus, meski keadaan mobilnya sudah tidak mulus.

Hazel tersenyum puas untuk saat ini.

"Berapa jarak mereka ke truk?" Tanya Hazel.

"Cukup jauh nona, jadi akan sangat aman jika nona meledakkan mereka disini"

Hazel semakin melebarkan senyumannya dan membawa mobilnya dengan kecepatan penuh, ia segera menjauh SE jauh jauhnya karena ledakannya cukup untuk membuat mobil Hazel terguling.

"3... 2... 1"

Duar...

Duar...

Kedua mobil tersebut meledak, membuat wilayah yang terkena dampak menjadi terbakar.

.....

"Sialan ledakan apa itu?"

"Sepertinya kita terlambat tuan" jawab Ervan.

Sang tuan menggelengkan kepalanya.

Brak..

Tiba tiba mobil Hazel berada di depannya dengan keadaan yang cukup rusak parah.

"Siapa itu Sah?"

"Sepertinya kelompok musuh nona"

Hazel menghembuskan nafasnya lelah padahal tinggal dua mobil lagi, tapi kini di hadapannya malah ada 4 mobil lainnya.

Jika saja bukan karena teman temannya yang mengkhawatirkan sindy, sudah pasti saat ini ia sedang tidur cantik di tempat tidurnya yang penuh dengan gravitasi.

"CK" decaknya kesal dengan mengambil pistol yang ia simpan di jok samping.

Dan keluar dari mobilnya, begitupun seseorang dari mobil yang berada di hadapan Hazel ia juga ikut keluar.

Dengan segera Hazel menodongkan pistolnya.

"Jax?" Gumam Hazel, saat mendapati sosok Jax yang kini berdiri di hadapannya.

Jax tersenyum manis.

"Aku bukan musuh, aku kesini mau bantu kamu" ucapnya.

Hazel melirik Jax dengan tajam dan penuh waspada.

"Tenang Hazel, aku bukan penghianat dan aku melakukan ini, gak gratis" ucapnya dengan tersenyum smirk.

Hazel mulai menurunkan pistolnya, ia mulai sedikit percaya, karena menurut nya kebanyakan orang jika mengatakan tidak gratis itu tandanya orang itu memang berniat membantu.

"Kamu harus jadi milik aku"

Hazel mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" Tanya Hazel.

Hazel menoleh ke arah jam tangan yang ia kenakan, sudah menunjukan pukul 3 dini hari, itu tandanya ia harus cepat cepat agar truk tidak sampai ke markas rose gold lebih dulu.

"Sah kendalikan, buat truknya menabrak mobil yang berada di belakang" perintah Hazel.

Jax menatap ke arah mobil Hazel yang kosong.

"Okey jadi, kamu mirip seseorang di masalalu aku, di masalalu aku gak bisa lindungi dia, aku cuma bisa mengorbankan nyawa ku demi menyelamatkan dia" jelasnya.

Hazel mengangguk meski sebenarnya ia tidak benar benar mendengarkan perkataan Jax.

"Karena kamu mirip dengannya, maka kamu berperan lah sebagai dirinya dan menjadi milikku selamanya" ucapnya.

"Huh?"

Hazel menggeleng kuat ia saja sudah muak berperan sebagai Hazel dan apa katanya, ia harus berperan lagi sebagai seseorang di masa lalunya, lebih baik ia mati lagi daripada harus hidup dalam bayang bayang orang lain.

"Tidak terimakasih untuk tawarannya, gua bisa ngadepin dia sendirian"

Hazel kembali masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancapkan gasnya meninggalkan Jax di jalan tersebut.

"Gimana Sah?"

"Sudah nona, kedua mobil rusak parah namun mereka masih bisa jalan, dan beberapa orang dari mobil itu berusaha untuk mengambil alih Turk tersebut, beberapa dari mereka sedang berdiri di atas mobil yang sedang rekan mereka jalankan"

"Kendali-in mobil ini, gua mau ambil AK"




























Hay Hay Hay makin kesini makan gak masuk akal ya.....

Bye..

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang