49

718 93 20
                                    


Huftttt

Hazel menghembuskan nafasnya kesal, ia di larang untuk pergi ke sekolah, padahal hari ini ia dan geng nya akan mewakili kelas untuk turnamen e-sport.

"Kamu kan sakit dek, udah jangan misuh misuh gitu" Hanie pergi menuju dapur, di rumah hanya ada mereka berdua karena para art yang masih libur, sementara kedua kakak Hazel kerja seperti Josep.

Biasanya Hanie akan ikut ke kantor namun demi menemani putrinya agar tidak ke sekolah ia tidak ikut dengan Josep hari ini.

Hazel masih menekuk wajahnya ia melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8:30 sementara trunamen jam 9:30.

Ia ingin ikut karena sudah lama juga ia tidak main game bersama teman temanya.

......

"Si Hazel kemana?" Tanya Vero.

"Gak tau di telpon hape nya gak aktif, dari malem loh, Lo pada udah denger kan berita tentang truk yang meledak?" Ucap Reza.

"Truk yang bawa senjata, yang rose gold itu kan ya?" Bisik Haikal.

Mereka mengangguk lalu saling melirik satu sama lain dengan raut mencurigakan.

Seakan mengerti Reza langsung menggeleng, menepis semua pikiran buruk mereka.

"Gak mungkin Hazel terlibat, dia mah anak baik baik, gak Mungkin" Reza menggelengkan kepalanya.

"Iya sih" angguk Haikal.

"Eh tim dari kelas kita siapa aja?" Tanya Juki si ketua kelas.

"Gua, Reza, Vero, sama Hazel kurang satu sih" ucap Haikal.

"Okey nanti gua cari, btw Hazel nya mana?"

"Belum datang" jawab vero.

Sementara disisi lain ada Jeno dkk yang memperhatikan mereka.

"Lu aja lar, Lo kan jago maen game" ucap Naendra.

"Nggak Dilan lebih jago" tolak Dillar, memang benar dalam bermain game sang adik lebih mahir.

Dilan pergi begitu saja, ia menghampiri Juki dan GangC.

"Harusnya mereka udah lengkap, sama sindy" gumam Harvey.

Puk..

Puk..

Naendra menepuk punggung Harvey.

"Hubungan Lo sama dia gimana sekarang?" Tanya Jeno.

"Dia minta buat gak di hubungin dulu, gua bingung sama cara pikir dia, gua kan bilang masih ada caroline yang bisa dia anggap sodara tapi dia marah kenapa coba?" Tanyanya.

Mereka semua menggeleng dengan kompak karena mereka tidak tau.

Diam diam Caroline dkk mendengar itu semua, kini Caroline dkk mengajak lilith untuk bergabung bersama mereka.

"Emang apa sepesial nya Hazel?" Tanya Lilith.

"Nggak ada, dia cuma orang baru yang berubah semuanya" ucap Nelly.

"Dan gua rasa Lo cocok sama Joshua, dan gua lebih dukung secara selama ini Hazel gak pernah anggap Joshua sama sekali, mungkin itu karma yang dia tanggung karena prilaku buruknya" kesal Esya.

"Orang baru? Dari kapan?" Tanya Lilith dengan ekspresi yang ia buat sepolos mungkin, dengan memiringkan kepalanya agar terlihat lebih imut dan menggemaskan.

Mereka bertiga terdiam, mereka lupa.

"Dua hari setelah Lo masuk" jawab caroline meski dengan perasaan yang aneh, maksudnya merasa Hazel sudah lama bersama mereka namun mereka tidak ingat sama sekali.

......

"Mom btw dulu Theo di benerin sama siapa?" Tanya Hazel random, ia hanya ingin memastikan apakah mommy nya masih ingat atau tidak karena sebagian orang melupakan sosok Theo si AI pertama Hazel.

"Theo siapa?" Tanya Hanie dengan bingung.

Hazel tersenyum dengan memperlihatkan giginya kemudian menggeleng.

"Mandela effect kok bisa?"

Batin Hazel.

"Astaga Daddy kamu itu, cerobohnya kebangetan, mommy mau anter berkas dia yang ketinggalan, adek diem di rumah, jangan kemana mana" peringat Hanie.

Hazel mengangguk.

Kemudian tersenyum smirk.

......

Hap

Hazel baru saja turun dari tembok sekolah, tentu saja Hazel menuruti perintah Hanie alias mommy nya, mommy nya melarang Hazel untuk kemana mana, tapi ia tidak melarang Hazel untuk ke sekolah maka dari itu Hazel langsung kabur begitu saja.

Dan sampai di lingkungan sekolah dengan memanjat, tenang tenang ia tidak memakai seragam karena ia memakai Jersey jadi aman selain itu ia juga memakai Hoodie.

Hazel langsung berjalan menuju kelasnya tentu saja untuk menemui teman teman laknat nya.

Grep.

Seseorang memeluk Hazel dengan erat bahkan hingga Hazel hampir oleng, ketika Hazel baru saja memasuki kelas.

Tentu saja kejadian itu membuatnya di perhatikan oleh seisi kelas, belum lagi dengan Hazel yang memakai Hoodie di cuaca panas ini dan jidatnya yang di plester.

"Lo hidup" lirihnya dengan meneteskan air mata.

Hazel menatap datar ke arah orang yang sedang memeluknya dengan erat, orang itu Jax, siapa lagi selain ia yang mengetahui aksi gila Hazel dini hari  yang lalu, bahkan ia tidak sadar jika Jax mengganti kosak kata berbicaranya.

"Menurut Lo" ketusnya.

Jax melepaskan pelukannya dan langsung mengelilingi tubuh Hazel ia ingin memeriksa luka luka Hazel.

"Astaga anak gue, kenapa lagi Lo hah?" Haikal berbicara dengan nada sedikit keras, ia terkejut saat melihat penampilan Hazel saat ini dengan Hoodie, di cuaca panas?

"Buka buka" perintah Vero ia merasa engap sendiri melihatnya.

"Suhu siang ini 26° Lo pake Hoodie gila kali, panas gini" Vero menatap Hazel dengan aneh.

"Nggak kok" jawab Hazel santai.














Hay Hay Hay......

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang