51

764 91 9
                                    


Hazel pingsan karena ia tidak kuat menahan sakit Yang ada di kepalanya, ia benar benar kurang istirahat sejak satu Minggu yang lalu.

Jax langsung menggendongnya bahkan saat Reza handak merebut Hazel seluruh anak buah Jax yang entah berasal dari mana, langsung menodongkan senjata ke arah Reza dan kawan kawannya termasuk semua yang ada di kelas itu.

....

"Astaga tu anak, dimana pikirannya, kabur gitu aja, cuma kirim pesan teks" kesal Hanie saat mendapat pesan teks dari Hazel jika ia akan menginap di rumah sindy.

Tentu saja itu bukan Hazel melainkan Jax yang membuka ponsel Hazel dengan paksa dan mengirimkan pesan teks singkat itu.

Saat Hanie dan keluarganya berkumpul menunggu Hazel pulang berbeda dengan Hazel yang saat ini sedang tidur di dalam kamar Jax, sementara Jax ia pergi ke ruang kerjanya.

Selama ia di ruang kerja ia terus menerus tersenyum, hingga membuat para anak buah dan maidnya keheranan, bisa di bilang selama mereka bekerja di bawah naungan bisa di hitung dua bulan lamanya, dan ini pertama kalinya mereka lihat Jax tersenyum.

"Lia kamu emang bikin aku gila" gumamnya dengan tersenyum ke arah foto Hazel yang hampir memenuhi dinding itu.

Sementara di kamar lain Hazel baru saja membuka matanya dan menatap sekitar yang di rasa ini bukan kamarnya, bukan juga kamarnya yang berada di apart atau markas ini kamar asing.

Brak...

Pintu di buka dengan kencang membuat Hazel terkejut bukan main, bukan hanya Hazel yang terkejut tapi seseorang yang membuka pintu juga ikut terkejut, ia lupa jika ada Hazel di kamarnya.

Dengan segera Jax si pelaku langsung menghampiri Hazel yang sedang duduk di tempat tidurnya, Jax berjongkok di hadapan Hazel.

"Maaf Lia, maaf udah ganggu Lia, keganggu iya? Tidur lagi aja, tidur"

Hazel menggeleng.

"Pulang" ucap Hazel.

Jax langsung merubah raut wajah menjadi datar.

"Nggak, pulang kemana rumah kamu itu aku Lia, nggak, sampai kapan pun kamu gak bakal bisa pergi satu inci pun dari aku nggak" ucapnya dengan tegas.

Hazel menatap Jax Dangan aneh, baginya Jax itu aneh, sifatnya berubah ubah, kemarin manis, dini hari tegas dan dingin, tadi siang dan saat ini semuanya aneh, Jax aneh bagi Hazel apa lagi saat memanggil namanya dengan sebutan Lia itu lebih aneh lagi.

"Minggir" Hazel berusaha berdiri namun tubuhnya malah di cekal oleh Jax dan Jax melemparnya kembali ke tempat tidur.

Demi apapun Hazel sangat tidak menyukai pria kasar, meskipun ia sudah tinggal di tempat yang kasar sejak kecil ia tetap tidak menyukai pria kasar.

Hazel menatap Jax dengan raut tidak suka.

"Lo cukup diem disini, tanpa ngelakuin apapun, apapun yang Lo mau udah pasti gua kasih, gua cuma mau Lo berpura pura sebagai Hazelia Yolanda, udah"

Deg..

Hazel terkejut mendengarnya, siapa dia? Mengapa ia bisa kenal dengan dirinya di masalalu.

"Paham?" Tekannya.

Jax pergi meninggalkan Hazel yang sedang melamun, Jax berjalan ke arah pintu hendak keluar dari kamar tersebut.

"Lo bukan Victor yang gua kenal" Hazel menatap kosong jendela yang berada di hadapannya.

Jax menghentikan tangannya yang hendak menggapai pegangan pintu.

"Victor yang gua kenal gak kaya Lo" ucapnya lagi.

Hazel berbicara seperti itu sebenernya ia asal berbicara karena seingatnya tidak ada pria yang mau berteman dengannya dulu selain Victor.

Grep..

Jax langsung berlari dan memeluk Hazel dengan erat ia menangis disana di dalam pelukan itu.

Sementara hazel ia sama sekali tidak membalas pelukan atau mengusap kepala Victor seperti dulu, ia kecewa dengan Victor yang menghempasnya tadi.

"Lepas" ucapnya.

Victor atau Jax menggeleng kan kepalanya kembali menangis sejadi jadinya disana, bagi Jax atau Victor Hazel adalah satu satu pahlawannya, satu satunya orang yang mau membantunya di saat semua orang membully bahkan menyiksanya, hanya Hazel yang selalu datang dan melindunginya, hingga saat seseorang yang mengaku sebagai ibu Hazel datang dan meminta untuk dirinya menjauh dari Hazel, jika tidak maka Hazel akan di bawa ke tempat yang jauh, dan menyiksa Hazel setiap saat.

Tanpa pikir panjang, saat itu ia langsung bunuh diri begitu saja, dan menjadikan semua pembully-nya sebagai tersangka.

"Lo tau gua Victor, dan Lo tau alesan gua mau berteman sama Lo" ucap Hazel datar.

Deg..

Jax langsung membulatkan matanya, ia ingat Lia-nya tidak suka pria kasar, dan ia tadi sudah kasar kepada Lia-nya.

"Maaf Lia" lirihnya masih dengan menangis.

Hazel masih diam saja.

Namun lama kelamaan kedua matanya kembali memberat, ia kembali mengantuk.


.......

Hazel mengedipkan matanya beberapa kali.

"Gila bukan mimpi" gumamnya saat melihat Jax yang sedang tertidur di sampingnya dengan kedua mata yang sembab.

Tak mau ambil pusing Hazel langsung bangkit dan pergi begitu saja dari ruangan itu, ketika sampai di halaman luar Hazel dengan tidak tau sopan santunnya langsung membawa pergi mobil yang sudah terparkir rapi disana, mobil yang biasanya di pakai oleh Jax, bahkan para anak buah Jax hanya dapat melihat kejadian yang begitu cepat itu.

Hazel benar benar membawa mobil itu dengan kecepatan tinggi, Hazel tidak pulang ke rumahnya ia langsung pulang ke apartemen nya untuk mengganti seragam hari ini adalah hari yang sepesial tidak mungkin ia melewatkannya begitu saja bukan?

Hazel memakai pakaian serba hitam dan tidak lupa ia juga memakai topi serta masker untuk jaga jaga.

Brak..

"Menjaga satu gadis saja tidak bisa?" Kesal Jax saat mendapati dirinya yang tidak melihat keberadaan Hazel di kediamannya.

"Ta...tapi tuan nona membawa mobil anda, jadi kemungkinan besar nona akan kembali bukan?" Seperti anak kecil yang di iming-iming permen Jax tersenyum dengan ceria.

"Ayo kita jemput dia" anaknya.

Kembali kepada Hazel yang pagi pagi buta ini sudah ada di sekolah, ia ke sekolah dengan menaiki bus tentu saja agar menghilangkan jejaknya, dengan membawa dua kantong belanjaan.

Sebenarnya ini tidak terlalu pagi, hanya karena acara hari ini di adakan saat jam 9 nanti maka dari itu belum ada murid murid yang datang.

"Sah rusak semua komputer yang ada di sekolah untuk satu jam kedepan" perintahnya.

Setelah menunggu induksi aman dari Sah akhirnya Hazel berjalan ke arah ruang yang kemarin ia pakai bersama anggota GangC lainnya, kemudian ia menaiki tangga yang terjutu ke arah langit langit.

"Beres" gumamnya dengan gembira bahkan ia menyelesaikan kerjaannya dengan cepat, ia sudah merencanakan ini sedari lama tapi bukan untuk tujuan lain ia hanya ingin menyadarkan seekor anak babi.

Setelah di rasa beres Hazel kembali turun dan merapihkan kembali kekacauan yang ia buat lalu kembali pulang untuk membersihkan dirinya.

Karena hari ini hari pembagian piala dan hadiah jadi murid murid di perbolehkan memakai gaun dan jas untuk laki laki.

Bagi rapot? Tidak itu di lakukan nanti setelah libur semester, ya di sekolah Hazel yang ini libur memang di berikan lebih dahulu, dan di hari pertama masuk baru mereka membagikan rapot untuk mencegah adanya kehilangan rapot akibat dari kelalaian dalam menyimpan.








Hay Hay Hay....

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang