"Jadi, udah mendingan?""Udah, kemarin kan nginep di rumah Sindy"
"Terus kenapa kesini kalo cape terus nanti sakit lagi gimana? Gua gak bisa bawa Lo ke dokter kan"
Hazel memutar bola matanya malas.
Saat ini Hazel sedang menjenguk Joshua, dan Hazel sedang duduk bersandar di dada Joshua sedangkan Joshua sibuk mengusap rambut Hazel.
Jangan bingung mengapa Hazel bisa berada disini, karena Hazel juga tidak tau, ia hanya mengikuti perasaannya saja.
"Nih hp Lo" Joshua memberikan ponsel Hazel yang tertinggal kemarin.
"Titip deh, abis ini gua mau beli baru, itu punya Hazel jsp, bukan Hazelia" tolaknya.
Ya bisa di bilang kali ini Hazel akan lebih menerima kan keadaanya, yang kini akan selamanya menjadi Hazel mengapa begitu? Karena ia tidak berani ambil resiko jika ia tetap memaksa ingin pulang ke universe nya.
Kemarin saja ia bersama Hans sampai di universe yang aneh menurutnya, jika ia pergi sendiri ia tidak mungkin bisa bertahan hidup, universe itu masih lebih baik, bagaimana jika Hazel masuk ke universe yang mana tengah mengadakan perang atau kembali ke jaman purba, bukankan itu semua bisa saja terjadi.
Semua yang mustahil bisa saja terjadi bukan, maka dari itu lebih baik ia menerima kan dirinya sebagai Hazel daripada harus tersesat di universe yang aneh aneh.
"Besok gua sekolah" ucap Hazel yang mengalihkan percakapan.
Joshua mengangguk, dan kembali mengusap pucuk kepala Hazel dengan lembut.
"Kayanya gua Minggu depan deh, gua gak gila malah di masukin kesini, jangan jangan mami gua yang gila" kesal Joshua ia ingin mengantar jemput Hazel namun tidak bisa, karena terhalang dengan keadaan.
Belum lagi maminya yang masih tidak percaya tentang adanya Hazel.
"Udah deh gua mau balik, udah hampir sore" Hazel bangun dari tempatnya.
"Padahal gua masih kangen" lirihnya namun masih dapat Hazel dengar.
"Besok besok juga ketemu lagi" Hazel mencubit hidung Joshua.
"CK yaudah sana"
"Bye" pamit Hazel.
Sementara Joshua hanya mengangguk dan tersenyum dengan sesekali melambaikan tangannya.
Terus seperti itu sampai Hazel keluar dari ruangan dan tidak terlihat lagi di jendela.
Seketika itu senyuman manis Joshua tadi hilang begitu saja, tergantikan dengan wajah datar dan aura dingin di sekitarnya.
Joshua menatap ponsel Hazel yang kali ini memang sengaja di tinggalkan, karena Hazel akan membeli yang baru.
...
Stelah berpamitan tadi, kini Hazel sedang berjalan menuju halte, jangan kaget karena ia memang menaiki bus untuk pulang, ia tidak meminta salah satu abangnya untuk menjemput.
Bruk..
Aww
Hazel mengusap kepalanya yang tertimpa buku.
"Sorry" ucapnya.
Seorang pria yang tanpa di sengaja menabrak Hazel hingga membuat buku buku yang ia bawa menimpa kepala Hazel.
"CK iya gak eh" Hazel terdiam menatap seseorang itu.
"Ada yang salah?" Tanyanya yang ikut menatap wajah Hazel.
"Nona?" Pria tersebut melambaikan tangannya di depan wajah Hazel.
Melihat Hazel yang tidak terusik pria itu kembali menatap Hazel namun jarak mereka cukup dekat.
"Nona?" Panggilnya lagi.
"Astaga" Hazel terkejut bukan main ketika mendapati wajah pria tersebut sangat dekat dengan wajahnya.
"Ada yang salah?" Tanyanya lagi.
"Ah eh nggak" gugup Hazel.
"Kepala nona masih sakit?" Tanyanya.
Hazel menggeleng.
"Yaudah kalo gitu saya pergi, sekali lagi maaf" ucapnya.
Pria itu pergi begitu saja meninggalkan Hazel yang kini hanya menatap punggungnya yang kian menjauh dan menghilang.
"Theo" lirihnya.
"Mirip banget"
.......
Sesampainya Hazel di rumah ia langsung masuk dengan tergesa gesa dan berlari menuju kamarnya, kedua orang tuanya yang sedang duduk menonton acara televisi di buat bingung dengan tingkah laku putrinya yang agak lain.
Brak..
Ceklek..
Hazel menutup pintu kamarnya lalu menguncinya agar tidak ada yang bisa masuk.
Hazel langsung membuka laptopnya untuk memeriksa file yang di kirim oleh Sindy.
"Ckkk"
Hazel tersenyum dengan mengusap keningnya.
"Theo itu robot, buatan jadi harusnya gua gak kaget dong kalo gua ketemu sama orang yang mirip banget sama dia" gumamnya.
"Disini Sindy bilang, badan robot Theo di bawa sama mommy tapi di kembali-in lagi karena papi gak bisa benerin, dan badan robot itu di kemungkinan bakal di pake sama Aksa, karena kebetulan gua bawa Aksa ke universe ini, tapi bakal ada sedikit perubahan"
"Lagian gak mungkin banget badan robot Theo bisa hidup sendiri tanpa ada chip, orang chip nya rusak, kebetulan yang aneh sih"
"CK sialan" kesal Hazel saat dirinya baru menyadari kebodohannya.
"Harusnya tadi gua tanyain namanya, dengan begitu gua bisa cari tau lebih banyak tentang dia"
"Udahlah, nanti juga ketemu lagi"
"Mungkin" lanjutnya.
Makin kesini aku up gak terjadwal ya, maaf okey
Hay Hay Hay Hay
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazel ? (End)
Science FictionPilihannya menghilang dari pandangan atau mati. Hay Hay Hay