28

837 95 19
                                    


Satu Minggu setelah kejadian itu berlalu, Joshua sudah kembali bersekolah, namun sampai sekarang ia masih bingung dengan alasan maminya yang masih bersi keras untuk menerima Lilith sebagai Hazel padahal dengan bukti bukti yang di berian oleh joshua seharusnya sudah cukup untuk membuat sang mami percaya dengan adanya Hazel.

"Kabar terkini, terjadi pencurian di salah satu anak cabang, perusahaan teknologi terbesar di kota ini, di duga maling tersebut bekerja sama dengan salah satu karyawan di perusahaan itu, berita selengkapnya kami persilahkan"

Seluruh anggota keluarga Josephine sedang berkumpul di ruang tv mereka, mendadak ruangan tersebut hening, karena perusahaan yang masuk berita itu adalah perusahaan milik Jarvis.

"Mawar kuning?" Gumam Hazel saat tidak sengaja melihat belakang telinga salah satu pencuri yang sedang di bawa oleh kumpulan polisi.

"Hah?" Tanya Hans.

"Itu mawar kuning" Hazel memperbesar layar di bagian yang ia maksud.

(Zoom)

"Paling cuma tatto biasa" sangkal Ziel.

Mommy dan daddy-nya mengangguk menyetujui ucapan Ziel yang masuk akal.

"Coba Daddy sama papinya Sindy selidiki" saran Hazel.

"Eh iya dad, coba selidiki dulu, takutnya apa, kan Zeze kadang suka bener aja instingnya" ucap mommy.

.........

Pagi ini Hazel berangkat sekolah sendirian, tidak di temani oleh Sindy maupun Joshua.

"Kalo di cerita novelnya, Haikal jago ngeretas, dan Reza sendiri punya akses ke dunia bawah buat gali informasi" gumam Hazel.

Bruk...

"Kamu lagi kamu lagi, seneng banget tabrakan sama aku, segitu pengen nya kamu terkenal kaya aku di sekolah ini" sewotnya.

Siapa lagi jika bukan lilith si manusia paling percaya diri di sekolah ini.

Lagi lagi bukannya berdiri lilith malah asik duduk lesehan di lantai, dengan wajah yang di buat se melas mungkin.

Hazel tak peduli, ia berniat meninggalkan lilith di koridor tersebut sebelum mata cantiknya terfokus pada satu titik.

"HAIKAL" panggil Hazel berteriak.

Oh ya bicara tentang Haikal, kini kaki Haikal sudah lebih baik dan sedikit demi sedikit sudah bisa di pakai berjalan seperti semula, namun ia masih di bantu dengan tongkat.

Haikal berhenti saat mendengar Hazel meneriaki namanya, sementara Hazel berlari menghampiri Haikal.

"Jangan lari Ze" peringkatnya, andai saja kakinya sudah benar benar pulih maka sudah di pastikan Haikal yang berlari menghampiri Hazel bukan sebaliknya.

"Haikal, ekor harimau itu ada 13 belang" ucap Hazel dengan wajah datar berbeda dengan suaranya yang di buat seimut mungkin.

Deg...

Haikal menatap Hazel dengan waspada, bukan sembarang orang bisa menyebutkan kata kunci itu, kata kunci jika seseorang memerlukan bantuan nya, dan ia yakin dengan pasti tidak ada satupun orang di sekolahnya yang mengetahui kemampuannya ini.

Hazel balas menatap Haikal dengan wajah datar, tak lama dari itu Haikal mengangguk.

"Reza, Awan senja itu cantik" ucap Hazel bertepatan dengan Reza yang baru saja datang di suguhkan dengan tatapan terkejut dari Reza.

Sama seperti Haikal, kata kata yang Hazel ucapkan bukan kata kata asal sebut semata itu adalah kata kunci untuk berbisnis dengannya.

Meski kebingungan namun akhirnya Reza mengangguk setuju.

"Kapan?" Tanya Haikal dan Reza bersamaan.

Hazel terdiam sejenak ia sedang memikirkan waktu yang pas untu misinya kali ini, jangan lupakan lilith yang masih ada disana menatap penuh pertolongan kepada Reza dan Haikal.

"Sini" sosok yang mirip dengan Theo lagi lagi menjadi sosok bak pangeran berkuda putih yang membantu lilith.

Lilith berdiri lalu menatap sosok Theo itu dengan malu malu.

"Sekarang" ucap Hazel.

"Tapi kita ajak sindy deh, soalnya kita butuh sedikit bantuan dia" ucap Hazel.

"Boleh" Reza menganggukkan kepalanya.

"Okey sekarang tunggu Sindy, abis itu kita langsung berangkat ke apart gua" ucap Hazel.

Mereka bertiga sudah sepakat lalu pergi dari koridor tersebut karena siswa siswi lainnya sudah mulai berdatangan, mereka bertiga meninggalkan lilith dan pangeran berkuda putihnya berdua disana, bahkan lilith, sama sekali tidak memperdulikan percakapan antara Hazel dan teman temannya.

























Hay Hay Hay Hay Hay, lagi lagi aku up berantakan, sebenernya aku agak ragu buat lanjutin cerita ini apa nggak, karena kalian sadar gak, kalo cerita ini makin aneh dan makin gak jelas mau di bawa kemana alurnya, iya kan?

Mending aku stop sampe disini apa di lanjutin aja sih, tapi kalo di lanjut ya kemungkinan gak bakal teratur lagi upnya, bisa kaya biasa sehari sekali, bisa juga beberapa hari sekali.

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang