34

727 98 13
                                    


Sabtu pagi yang di awali dengan hujan deras tak kunjung berhenti, Hazel berkali kali menoleh ke arah ponselnya menunggu Joshua memberikan pesan atau untuk sekedar menjelaskan.

Harapannya kandas karena ini sudah hampir jam 10 pagi namun Joshua masih tidak memberikan penjelasan ataupun pesan.

"Kan udah gua duga, sekalinya brengsek tetep aja brengsek, untung gua baru baper belum benar benar suka, coba kalo gua suka, pasti jadi kenangan paling memalukan yang pernah ada ini" gumamnya mengoceh sendiri.

Semalam Hazel tidur sangat larut karena ia sedang mencoba untuk membuat asisten baru pengganti Theo.

"Ze makan dulu lah" ucap Vero dengan membawakan sepiring nasi goreng dan juga minumnya.

Hazel menerima piring tersebut dan langsung memakannya.

"Gimana yang malem udah jadi?" Tanya Vero karena semalam ia tidak benar benar menemani Hazel ia tertidur sama seperti kedua temannya yang lain.

"Baru setengah jadi" ucapnya.

Vero mengangguk, Haikal dan Reza mereka berdua sedang pergi menuju mini market untuk membeli beberapa kebutuhan karena nantinya mereka berlima pasti akan sering sering berkumpul disini.

"Ver, menurut Lo Joshua bener bener ngelakuin perintah mami ya atau emang dia suka sama lilith ya, soalnya dari kemaren gua tunggu dia buat kasih penjelasan dia sama sekali gak chat gua" ucapnya.

"Mungkin, ini jawaban gua sebagai gua, sebagai cowo, biasanya kalo gitu ya emang suka sama si cewe, tapi gak tau juga sih gua gak terlalu deket sama dia dan lilith juga, gak deket gua deket dan nolongin dia karena ada alasan" ucap Vero.

"Apa?" Tanya Hazel penasaran, sebenarnya ada juga yang membuat ia sedikit penasaran dengan Lilith.

"Nanti deh ceritanya kalo yang lain udah komplit"

Hazel mengangguk.

Benar ucapan Vero, itung itung menghemat bicara.

"Sindy bentar lagi kesini"

"Kok cepet, biasanya kalo camping dua hari kadang" tanya Vero karena biasanya ia camping dua hari.

"Gak tau, kacau kali karena gak ajak kita hahahah" tawa Hazel pecah seketika memecahkan keheningan villa tersebut.

Jika yang kalian maksud adalah Hazel tertawa receh maka kalian salah karena yang Vero rasakan sekan akan Hazel sedang tertawa di atas penderitaan orang lain, ia benar benar tertawa jahat.

"Btw sindy tau lokasi ini?" Tanya Haikal yang baru saja sampai dengan membawa beberapa kantong belanjaan.

"Udah semalem kan Vero kirim lokasi" ucap Reza.

"Dia datang sendiri kan?" Tanya Haikal lagi.

Hazel mengangguk.

"Bagus, gua gak mau mereka tau tempat ini, bukannya apa, atau gimana apalagi gua sok berkuasa atas tempat ini, tapi denger cerita Hazel kemaren gua jadi makin gak suka sama mereka" ucap Reza.

Reza berbicara sambil menata makanan ke dalam kulkas.

"Padahal guanya biasa aja, lagian gua gak pernah anggap mereka temen gua sih" ucap Hazel santai dengan meminum jus yang tadi di berikan oleh Vero.

"WHAT?" Kejut mereka bertiga.

"Hazel gak bakal anggap orang sebagai temennya kalo gak menguntungkan dia, kejam kan? Tapi gua seneng berteman sama dia" ucap Sindy yang baru saja datang langsung mengambil apel yang sedang Haikal cuci.

"Padahal mereka anggep Lo sebagai sahabat loh" shock Reza.

"Gua nggak sih, lagian ya kehadiran mereka sama sekali gak ada kontribusinya di kehidupan gua, jadi yang nganggep temen itu mereka gua sih nggak" santainya.

"Kalo kita?" Tanya Vero.

"Kita kan besti karena kalian berguna buat gua, begitupun gua berguna buat kalian" acuhnya.

Meskipun Hazel berbicara acuh dan santai, ketiga temannya tetap bersyukur karena Hazel masih menganggapnya sebagai teman dekat.

"Kalo Joshua?" Tanya Haikal.

"Tadinya gua udah baper dan udah nyimpen perasaan ke dia meski dikit, tapi dia begitu, yaudah masuk list gak gua sukai deh selesai" Hazel berdiri dari duduk nya lalu berjalan ke arah dapur untuk mencuci piringnya.

"List gak suka maksudnya?" Tanya Vero.

"Kalo udah masuk list itu, jangankan bertingkah liat orang itu nafas aja salah bagi dia" jelas Sindy.

"Hahaha gila, ada yang udah masuk?" Tanya Vero dengan tertawa shock.

"Ada" ucap Haikal, Reza dan Sindy bersamaan.

"Oh ya gimana sekarang orang itu?" Tanya Vero.

"Tempat tinggalnya ancur sih, bokap nys di gantung di gerbang depan rumah mereka, dan sekarang orangnya gila deh" jawab Sindy.

Vero menatap mereka bertiga dengan shock bukan main.

"Bener Hazel paling gak waras di antara kita"

Jujur saja Vero sangat sangat terkejut karena, tampah Hazel itu polos bagai anak SD, namun kelakuannya lebih parah dari dia, Mungin dia membenci kedua orang tuanya dan berbahagia atas kematiannya sudah ia anggap gila lalu Hazel?

Entah lah Vero sudah tidak bisa berword word lagi.




















Hay Hay Hay.....

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang