42

749 103 8
                                    


Brak..

Meja GengC di gebrak oleh Caroline yang baru datang bersama dengan teman temannya, mendengar itu sontak penghuni kantin menjadi hening.

"The queen of bully is back"

"Gila gila, Carol sama Hazel siapa yang di bully siapa ya?"

"Bukannya mereka temen, kenapa keliatan musuh gitu?"

"Dua duanya sama sama kuat"

"Jadi inget waktu Alma di bully Carol dulu"

Dsb..

Banyak yang menggosipkan mereka berdua, meski dengan suara yang tipis tipis.

"Apa maksud Lo, hina Lilith cuma gara gara gak punya orang tua, kalo Lo gak suka tinggal pergi gak usah hina gitu" Caroline berbicara dengan agak keras, tentu saja agar satu kantin tau keburukan Hazel.

Jeno dkk datang mereka Juga di kejutkan dengan pemandangan ini, berbeda dengan GengC yang malah asik menonton.

"Kapan gua hina, gua cuma bilang, ucapan itu doa" Hazel berbicara dengan mata yang menatap lurus ke mata Caroline, hal tersebut tentu saja membuat Caroline sedikit gugup.

Haikal matap Hazel dengan kesal, itu kata katanya

"Ya tetep aja, jangan mentang mentang kita temenan, Lo bisa bercanda seenaknya kaya gitu, Lo pikir candaan gitu lucu, oh atau Lo iri karena dia udah tunangan sama Joshua?"

"WHAT" Hazel terkejut bukan main.

Sementara Caroline tersenyum penuh kemenangan.

"Lo iri kan" ucapnya.

Hazel menggelengkan kepalanya lalu menutup
mulutnya dengan tangan, ia benar bener terkejut.

"Nggak nggak, sejak kapan gua anggap kalian temen?  Halu Lo ketinggian, dari awal gua masuk sekolah juga, gua gak pernah tuh, anggep kalian temen"

Deg..

Mereka semua Jeno dkk merasa sakit di hatinya, lantas di sebut apa, selama ini semua yang mereka lakukan untuk Hazel, rekan kerja?

"Okey okey, gua luruskan, sejak awal gua gak bener bener anggep kalian temen, karena kalian gak menguntungkan buat gua, dan temen pertama gua disini udah pasti Sindy, terus Haikal, baru Reza, dan yang terakhir Vero, tapi sekarang Sindy nggak" jawab Hazel dengan enteng.

"Sindy? Dia temen Lo dari Dulu" ucap Esya.

"Sejak berkhianat nggak lagi" jawab Reza.

"Berkhianat?" Gumam Nelly.

"Kasih tau lokasi markas tanpa izin ke kita atau milinal izin dulu lah ke ketua" jawab Vero.

Mereka semua tidak sadar jika sindy ada di sana, di meja yang berjarak 4 meja dari meja mereka.

"Gua yang paksa" ucap Harvey.

"Tetep penghianat sih" ucap Hazel.

"Minggir minggir, ini ada apa sih" Miss Anna memecah kerumunan.

"Haikal, Reza, kalian juga, aduh ribet banget sih"

"GengC ikut Miss sekarang"

Miss Anna langsung pergi begitu saja, GengC berdiri dari duduknya hendak mengikuti Miss Anna dari belakang.

Ketika sampai di meja Sindy Hazel berhenti dan menatap tajam sindy.

"Sebelum berpisah, dan gak berhubungan lagi, mungkin gua bisa jawab pertanyaan di otak Lo, Lo tau TSC?"

Sindy mengangguk, di dunia lamanya siapa yang tidak mengetahui organisasi rahasia milik pemerintah itu.

"Gua anggota divisi Angin" jawab Hazel lalu pergi begitu saja.

Sindy membulatkan matanya, ia benar benar tidak tau dan ia sangat terkejut mengetahui fakta itu, pantas saja Hazel selalu memiliki uang yang banyak, karena pekerjaannya yang bukan main main dan ia berada di divisi yang bukan tandingan lagi, bisa di bilang divisi Angin sama saja dengan ninja, atau hantu mereka tidak terlihat namun ada, dan mereka selalu melaksanakan tugasnya tanpa suara.

Meski masih ada Divisi air dan tanah yang lebih kuat dari divisi Angin, tapi divisi Angin tidak bisa di remehkan begitu saja, dan bukan tandingannya juga.

.......

"Jadi dia murid baru, namanya Jaxon" ucap Miss Anna.

"Nah Jaxon, mereka anak anak kepercayaan saya" Miss Anna berbicara dengan bangga, berbeda dengan GengC yang terlihat sangat tertekan.

"Benar bukan? Bukan?"

Mereka mengangguk kaku.

"Kalian ajak keliling ya, Miss mau nyelesain ini dulu"

Bruk..

Pintu ruangan Miss Anna di tutup.

"Keliling ya, lewat sana" tunjuk Haikal.

"Jangan mending dari sana" tunjuk Hazel.

"Dari depan aja biar gampang" usul Haikal.

"Nggak kalo dari depan harus muter lagi, males emang Lo mau gendong gua, nggak kan"

"Udah udah, jangan ribut mending tanya langsung ke orangnya, Jax Lo mau lewat mana dulu" tanya Reza.

"Kesana" ucapnya dengan melirik jalan yang di tunjuk Hazel tadi.

"Yes, kata gua juga apa pasti milihnya yang saran dari gua" bangga Hazel.

Hampir satu jam mereka mengelilingi sekolah, dan ini lah tempat tujuan terakhir mereka, toilet, sepanjang perjalanan Jax benar benar di kerjai oleh mereka mulai dari suruh memfoto hingga mencatat tapi Jax mau mau saja tidak menolak sama sekali.

"Nah Jax, sebenernya foto di sini tuh di larang, Lo bisa di denda" ucap Hazel.

"Kenapa?" Tanya Jax.

"Karena gak ada foto guanya, gak Boleh, harus ada foto guanya biar gak di denda" jawab Hazel.

"Ayo foto gua" Hazel sudah memposisikan dirinya dengan elegan.

Sementara anggota GengC menggeleng kan kepalanya malu.

"Udah woy, udah banyak kasian memori hape orang" tegur Vero.

"Alah sirik Lo bahlul" Hazel merebut ponsel Jax lalu membuka fitur camera dan mengarahkan posisinya kedepan.

"Sini Jax samping gua" Jax hanya mengangguk dan menuruti perintah Hazel.

"Keju gitu ya" perintahnya.

"321 keju"

"Keju" ucap mereka serempak.

"Nah ini Lo cuci nanti Lo pajang ya di kamar, lumayan biar kamar Lo gak ada tikus" ucap Hazel dengan menepuk punggung Jax.

"Udah ya sampe disini aja, kita mau balik, bye" pamit Vero.

"Bye Jax" Hazel melambaikan tangannya.

"Bye" begitupun dengan Haikal.

"Kalo perlu apa apa hubungi Miss Anna aja" ucap Reza lalu pergi juga.














Hay Hay Hay..

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang