45

768 96 8
                                    


Acara hari ini sudah selesai, seluruh murid sudah boleh pulang ke rumahnya masing masing termasuk GengC yang saat ini masih berkumpul di parkiran, karena mereka akan pulang ke markas.

"Kita perlu bicara" ajak Harvey.

Hazel dan yang lain menggelengkan kepalanya.

"Penting" ucap Harvey.

"Menguntungkan gak?" Tanya Vero.

Harvey diam.

"Nggak berarti, yuk pulang" ajak Haikal.

Haikal dan teman temannya hendak pergi namun mereka kembali di cegah.

"Ini tentang Sindy, gak bisa apa semuanya balik lagi, cuma gada gara bawa gua ke markas kalian sampe harus keluarin sindy, kalian ke kanak kanakan" ucap Harvey agak keras karena Reza yang sudah menyalakan motornya.

Hazel turun dari motor Reza begitupun dengan Reza yang langsung mematikan mesin motornya.

Hazel menatap Harvey dengan tajam.

"Lo itu orang luar di antara kita, dan Lo udah ikut campur terlalu jauh, dari awal kita udah perjanjian, karena apa? Ada misi besar yang lagi kita susun, kita gak mau misi ini bocor gara gara orang luar, maka dari itu kita buat perjanjian" jelas Reza dengan tatapan sengitnya.

"Dan apa ke kanak kanakan? Okey ya kita emang ke kanak kanakan, maka dari itu kalian yang orang dewasa udah, stop, jangan ikut sampur sama urusan anak anak"

"Dan Lo sebagai orang dewasa gak bisa apa berhenti urusin urusan orang lain, gak baik kepo berlebihan, kita semua bisa hargai keputusan sindy yang lebih memilih hubungan sama lo berjalan baik dari pada sama kita, kita gak tentang kok, kita persilahkan berarti dengan adanya kita di sekitar sindy sama aja menganggu kan?" Kesal Haikal.

"Dan kenapa Lo gak terima sama sindy yang keluar? Sindy aja biasa biasa aja tuh" ketus Vero.

Harvey diam saja seakan akan mulutnya tidak bisa berbicara dengan normal, ia tidak tau harus berkata apa, yang mereka katakan menang benar.

"Mending Lo pergi dari hadapan kita, enek lama lama liat Lo, eh gak usah kita aja, yuk Za" ajak Hazel.

GangC pergi meninggalkan sekolah tanpa basa basi lagi.

"Kan percuma, udah lah lagian gak ada yang bisa di perbaiki buat dapetin kepercayaan Hazel itu sudah, dulu gua aja sampe hampir mati baru dia percaya sama gua" kesal Sindy.

"Maafin aku" sesalnya.

"Udah lah vy, Lo jangan hubungi gua dulu buat beberapa hari kedepan, gua lagi pengen sendiri"

Mendengar ucapan sindy tentu saja Harvey tidak mau ia menggelengkan kepalanya.

"Ini semua juga gara gara Lo, dan gua bakal maafin Lo begitu gua udah tenang, kalo sekarang nggak, jangan bikin gua malah benci Lo, dan berakhir lo gak bakal bisa ketemu gua lagi, Lo cuma kenal gua yang di luar, Lo gak kenal gua yang di dalem, jadi jangan bikin sisi lain gua Bagun"

Sindy pergi begitu saja.

......

"Gua udah Nemu" ucap Hazel.

"Apa?" Tanya Vero.

"Bentar bentar"

"Iya Pi?" Hazel mengangkat panggilan.

...
..

..

"Okey"

Klik ...

Hazel mematikan sambungannya.

"Apa katanya?" Tanya Reza.

"Papi kasih tau lokasi markasnya yang lain, jadi Lo pada inget gak duku pas gua nyerang markasnya, kan sebagian besar anggota yang selamat berpihak ke Papi sindy, harusnya Chloe gak ada pasukan lagi dong, aman tapi nggak, dia bikin pasukan lagi di bantu sama ketua rose gold yang lama, nah ketua rose gold yang lama gak ada, alias hilang jejak makanya Chloe jadi ketua, dengan Abang Lo sebagai tangan kanan" jelas Hazel.

"Kenapa mereka mau bantu Chloe?" Tanya Haikal.

"Karena papi Chloe pernah bantu mereka, satu lagi" Hazel memperlihatkan komputernya.

"Orang tua Lo?" Tanya Hazel.

Vero mengangguk.

"Alesan mereka di bunuh karena, mereka berkhianat dan yang bunuh adalah Abang Lo bukan ketua atau anggota lainnya, bukan, alesan berkhianat gak di jelasin, mungkin kita harus cari lagi?" Tanya Hazel.

Vero menggeleng.

"Gak usah, mending kita fokus aja ke si Chloe, gua gak yakin dia bales dendamnya cuma sampe situ, soalnya dia masukin Lilith ke lingkungan kita" jelas Vero.

"Gampang, Chloe gak terima keluarganya di bantai sama anak buah papi sindy, sindy dan gua, alesan  gua serang dia karena, dia udah senggol sesuatu berharga milik gua, yang bahkan gak bisa di perbaiki lagi, makanya di rumah sakit dia tusuk gua, dan dia kira gua meninggal, dia di bawa ke rumah sakit jiwa, ternyata gua masih hidup dan dia lanjut bales dendam" jelas Hazel.

"Jujur gua masih gak paham sama apa permasalahan kalian di masa lalu" keluh Vero.

"Chloe itu sahabat mereka, Jeno dkk, diem diem dia suka Harvey, tapi sindy datang dan Harvey malah suka sama sindy, sebenernya kita gak tau kejadian sebenernya karena beda mulut beda versi, intinya Chloe ngebunuh sindy tapi nggak jadi karena sindy masih hidup, tapi dia sempet pacaran sama Harvey, meski Harvey terpaksa" Reza menjelaskan semuanya dengan terperinci tanpa ada yang ia lebih lebihkan atau ia kurangi.

"Oh iya iya gua paham, tapi kan harusnya mereka dendam sama sindy bukan sama lo" ucapan Vero sukses membuat mereka terdiam.

Benar ucapan Vero, asal muasal mereka bermusuhan itu karena masalah pribadi antara sindy, Chloe, dan Harvey, jadi untuk apa mereka memikirkan cara cara untuk menghadapi Chloe.

Bukankah bisa jadi ini ada lah trik Chloe, untuk mempermudahnya melakukan balas dendam, dengan menjadikan Hazel sebagai target palsu, jadi bisa saja saat mereka semua mencemaskan Hazel karena di jadikan target, padahal sebenarnya sindy lah target utama mereka, jadi mereka bisa menghabisi sindy kapan saja, saat mereka semua lengah.

"Eh iya juga, selama ini, kenapa kita mikir Hazel yang target ya?"



















Hay Hay Hay....

Hazel ? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang