Problem

508 6 0
                                    

Trixie berdiri di hadapan gerbang mansion nya. Dengan wajah yang lelah dan mata nya yang merah. Menunggu penjaga mansion untuk membuka kan gerbang nya.
Masuk lah Trixie pada halaman mansion nya.
Ia meminta agar diantarkan oleh go car.

Trixie menekan tombol bel pada pintu utama mansion nya. Seperti biasa. Jika seseorang menekan bel maka kamera otomatis akan langsung menyala dan muncul di monitor milik Felix.
Tak lama pintu dibuka kan oleh maid.
Trixie berjalan lesu. Cuek nan dingin.
Ia tak acuh terhadap Felix yang perut nya dikompres oleh gundukan es.
" Where you've been ? ".
Trixie tak ingin berbicara dengan Felix. Mendengar suara nya saja langsung teringat kejadian tadi sore. Sesak rasa nya jika Trixie mengingat nya kembali.
" Hey i'm talking to you ".
Suara Felix meninggi.
" None of your business ".
Lirih nya pelan dan melangkah mengarah pada tempat koleksi minuman Felix.
" What the hell are you doing? Hey! You can't have that ".
Trixie hanya menatap lemari kaca yang berisi seluruh minuman beralkohol.
" Trixia ! ".
Suara Felix menggelegar terdengar hingga ke penjuru ruangan. Jarak dari Felix ke ruangan koleksi minuman nya cukup jauh. Ia tak mampu berdiri cepat dan berlari. Berteriak lah yang ia pilih sekarang.
" What ? "
Trixie memberanikan diri menatap wajah Felix dengan datar. Mata nya sudah merah berbinar dan panas. Jika Felix berada 30 cm saja jarak nya dengan Trixie. Ia bisa mencium aroma alkohol yang cukup pekat dari mulut nya.
" Put that back sweetheart, i'm telling you".
Felix berusaha berdiri dari senderan nya.
" Why? Who the hell care ? ".
Acuh Trixie datar kepada Felix. Ia membuka botol minum red wine dari lemari kaca tersebut. Kemudian beranjak menaiki anak tangga.
" Hey! Trixie if you going to upstairs with that bottle on your hand i'm gonna .. "
Ucapan Felix terpotong oleh kalimat Trixie.
" You're gonna hit me? Hurt me ? What? I'm hurt already. Chill Out ".
Kekeh Trixie sembari manaiki anak tangga menuju kamar nya.
" FUCK !! ".
Teriak Felix terdengar hingga ke dalam kamar Trixie.
" Auchh shh ".
Felix merasakan sakit dibagian perut nya yang memar, karena ia berteriak otomatis perut nya tertekan.
" Oh my god fucking teenage ".
Felix berusaha berjalan dan menaiki anak tangga satu persatu. Lalu dibuka lah pintu kamar Trixie. Dan terdapat sang empun sedang menikmati red wine bottle nya sembari memandangi indah nya city light london.
Menyadari pintu kamar nya terbuka Trixie tetap tak acuh, ia kembali menikmati red wine nya.
Felix menghampiri Trixie yang sedang memandangi riuh nya lampu kota london.
" Sweetheart i'm so sorry ".
Felix berusaha mendekap Trixie. Namun Trixie berontak menolak dekapan Felix dan tak sengaja menyiku luka lebam Felix.
" Shhh ".
Felix mengigit bibir bawah nya menahan rasa sakit dan linu. Trixie menoleh.
" Ow sorry ".
Kemudian membuang muka nya kembali.
" No that's ok ".
" I saw you with Elio in the car ".
Lirih Felix lemah pada Trixie.
" Oh really? I should play more carefully then ".
Oceh nya acuh.
" Seriuously? I cought you played with his fcking dick and you want me to let you ? ".
" Is that what you want??!! ".
" What are you crazy ? "
Sarkas Felix di belakang Trixie.
" Why? What is wrong with you dude. I cought you got rub on ur fucking skin and i'm stil chill"
Jelas nya dingin tepat di hadapan wajah Felix.
" It doesn't seem like that ".
" Hahaha of course it is not. You can say whatever you want Mr. Felix Morrone even tho i fucking saw it by myself ".
" Look i dont have any relationship with her baby ".
" Stop calling me baby. I'm not your fucking daugther and you aren't my father. Just stop it. I'm sick of you. Can you just leave me. please ".
Potong Trixie pada Felix.
Felix yang mendegar perkataan yang baru saja keluar dari mulut Trixie pun terdiam. Ia terkejut dan tak bisa apa apa. Perkataan Trixie berhasil menggores hati dingin Felix.
" Okay sweetheart. I love you ".
Ia pun pergi meninggalkan Trixie.

Trixie menghabiskan langsung red wine yang ada di atas nakas nya. Lalu melempar nya keras.
" FUUUCCKK !! I FUCKING HATE YOU ".
Trixie memecahkan botol red wine yang baru saja ia habiskan.
Praangg...
Serpihan botol nya mengenai kaki nya.
" God damn it ! ".
Teriak nya kesal dan perih dalam waktu yang bersamaan. Darah segar mengalir di pergelangan kaki nya.
" Aww shh ".
Trixie segera menelpon maid nya.
" Can you please come here real quick ".
" And bring some ice cube ".
Pinta nya pada salah satu maid yang berada di bawah.

Daddy Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang