Bad

577 4 0
                                    

Elio memparkirkan Ferarri yang diri nya kendarai di basemant, lalu beranjak melangkah memasuki club berdampingan dengan Trixie. Tak disangka kini mereka tiba di salah satu list Club yang sering Elio kunjungi.

Diri nya tak sempat mengikuti acara grand opening club teman nya ini kemarin . Mengingat kini Elio seorang model yang cukup sibuk, ia memutuskan untuk mengunjungi club ini sekarang bersama Trixie.

" You look so beautifull today ".

Ucap nya memberi pujian pada Trixie.

Namun tak ada balasan dari Trixie, ia hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan langkah nya.

Dentuman musik keras menusuk telinga kedua nya. Elio dan Trixie kini sudah memasuki club. Ya, club teman nya Elio yang baru saja buka. Tampak lampu merah warna warni remang menyala bercampur dengan biru dan hijau.
Terlihat seperti tempat nya para kaum penyuka sesama jenis. Dan memang seperti inilah konsep yang disukai oleh teman nya.

" Elio !! ".
Terdengar sautan teriak dari lantai atas.
Didapati sekumpulan para pria dengan beberapa tumpukan kokain.
Elio tersenyum lebar girang.
" Come on ".
Elio menarik tangan Trixie.
" What's up guys ".
Elio menyapa semua temannya.
"  Try it ".
Joe menyodorkan beberapa serbuk kokain yang ia coba beberapa menit yang lalu.
" What is it ? ".
Elio menyeringai. Diri nya meraih barang haram yang teman nya tawarkan.
Dihiruplah seluruh serbuk yang Joe siapkan untuk nya. Begitu menyengat. Hingga Elio berasa seperti di udara pada beberapa menit pertama.
Mereka pun berbincang. Namun Trixie hanya asik memainkan handphone nya sedari tadi.
Mengscroll setiap postingan yang muncul pada layar ponsel nya.
" Babe you wanna try ? ".
Trixie menghentikan kegiatan pada hadphone nya.
" What ? ".
Respon kikuk polos Trixie pada Elio.
" This is soooo good babe, i've try it before ".
" Feels like, you fly away and amazing ".
Trixie terpesona oleh penjelasan Elio.
" Sounds not bad ".
Jawab nya. Lalu Elio menyiapkan serbuk kokain yang Joe berikan pada nya.
" There you go ".
Elio menyodorkan penghirup dan serbuk nya di atas meja Trixie dan diri nya tempati.
Dihirup lah beberapa serbuk kokain oleh Trixie. Pusing menyengat terasa bersamaan.
Trixie tidak pernah menyentuh barang seperti ini sebelum nya. Bagaimana bisa?.
Ayah angkat nya saja Felix Morrone. Mustahil bagi diri nya untuk mencoba barang barang seperti ini.
" Fuck ".
Eluh Trixie. Elio tersenyum senang.
" How was it ? ".
Tanya nya pada Trixie.
" I was confused for a while but this is good ".
Balas nya.









🍭🍭










" Hello Antonio! ".
" Could u please go find my girl immediately ".
Ucap Felix tanpa ba bi bu pada Antonio.
" What? Why ? ".
Jawab Antonio baru bangun dari tidur nya.
" Go find her or I will kick your ass ".
Bentak Felix seberang sana.
" Damn it ".
Antonio mematikan telpon nya, lalu kembali menekan menu kontak pada handphone nya.
( Roger ).
Ditekanlah nomor dengan nama Roger tersebut. Kini Antonio memanggil beberapa partner in crime nya. Karena mendegar suara Felix seperti itu pada saat melakukan panggilan suara. Insting berburu Antonio terpanggil.

" Yo there!! Roger ! ".
Sapa Antonio antusias.
" What's up my guy ? ".
Sahut Roger. Ia merupakan salah satu anggota gengster dulu bersama Antonio. Namun kini kesibukan Roger bertambah karena sudah memiliki beberapa bisnis di berbagai penjuru dunia. Roger berbisnis asupan persenjataan dan keperluan black intelegent market lain nya. Dalam artian ia membantu beberapa lembaga yang membutuhkan bantuan nya untuk menyelesaikan masalah dalam kelas berat seperti mafia dalam bisnis. Roger lah yang akan maju untuk mensuplai keperluan perang nya.
" I need your help man ".
Antonio langsung menjelaskan singkat padat pada Roger.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
Panggilan suara selama 33 menit pun berakhir.
Dengan kesimpulan Roger akan membantu Antonio mencari Trixie.
Ia menggunakan kecanggihan teknologi tinggi dan beberapa koneksi temannya untuk menemukam Trixie.

Daddy Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang