Dalam wc keramat di sekolah itu ternyata memang ada yang bisa kuajak berteman didalamnya. Dia baik dan penurut, bahkan dengan senang hati membantuku menyiksa temanku yang selalu menggosipkan ku dari belakang. Pertama kali dia menolongku saat aku kesulitan menjahit mulut temanku, dia membantuku memotong telinganya, lehernya kupotong dengan sangat indah dan hanya menyisahkan tulang leher yang menyambung dengan kepala dan badan. Uratnya bagai cacing berwarna biru bergoyang-goyang seperti ekor tokek. Karya seni yang indah dari hasil kerjaku dengan mahluk tak kasat mata.