Karena terlilit utang yang tak mungkin dapat dibayar di ekonominya saat ini. Supardi melakukan penipuan berkedok perdukunan. Pasiennya banyak, dengan keluhan yang berbeda - beda. Namun kebanyakan sembuh bahkan silih berganti. Kemungkinan karena sugesti yang dia berikan sangat kuat dipikiran pasiennya.
Disuatu hari supardi di undang oleh camat setempat. Dia diminta untuk memeriksa neneknya yang tua renta. Dengan segera, dia bergegas mengikuti utusan dari camat itu.
Setibanya dirumah nenek tersebut, seperti biasanya, pengobatan Supardi hanya dilakukan antara pasien dan supardi itu sendiri. Semua pintu dan jendela ditutup, tak ada yang diijinkan menyaksikan pengobatan itu.
"Nek... Ada apa? Apa keluhanmu?" Tanya Supardi
"Hmmm... Sebenarnya tak ada keluhanku, aku tak sakit. Aku hanya merasa dingin!" Kata Nenek.Supardi kemudian mencari selimut, dan kemudian menyelimuti nenek itu.
"Terima kasih nak... Hanya kamu yang bisa memahami pekataanku!" Cucap nenek sambil tersenyum.
"Sama-sama nenek"Supardi pun keluar dengan hati yang gembira. Mengingat tak menemukan kendala yang berarti pada pengobatannya hari ini. Dia kemudian di temui oleh anak si nenek yang bertanya penasaran kepadanya.
"Bagaimana? Apakah dia mengucapkan sesuatu?"
"Tenang saja... Dia hanya kedinginan dan ingin diselimuti saja."
"Selain itu? Apa ada lagi yang dia katakan tentang keluarga kami?"
"Sepertinya tidak ada!"
"Syukurlah kalau begitu, kami bisa tenang menguburkannya hari ini juga"Mendengar pernyataan itu, Supardi menjadi pucat. Dia meminta orang itu mengulang pernyataanya. Namun, setelah di ulangi, Supardi tiba - tiba pusing dan jatuh pingsan di tempat.
Selesai.