Nuansa asri dan sejuk terpancar dari persinggahanku malam ini. Namanya hotel Andini, terletak daerah puncak Gorontalo.
Senyum ramah menawan dipancarkan dari wanita resepsionis berkebaya merah. Sepertinya kebaya merupakan seragam dari hotel ini. Sungguh cocok, berpadu dengan interior klasik dari hotel ini.
Lelah tubuhku membuatku lekas ke kamarku, tentunya setelah aku mendapatkan kunci kamar dari resepsionis cantik itu. Singkatnya, aku telah berada dikamarku dan membaringkan tubuhku sambil memejamkan mataku. Aku mulai terlelap sampai bunyi dari kamar mandi membuatku terbangun.
Segera langkahku ku upayakan menuju kamar mandi. Ku rasa tak ada yang aneh, sebelum aku melihat bayangan dari balik pintu pembatas shower itu. Nampak seseorang berada dibalik pintu.
"Siapa disana!" Ucapku dengan nada mengancam.
Tak ada jawaban dari sosok itu. Pintu tersebut bergeser dan disusul dengan kemunculan sesosok wanita. Mataku berulang kali berkedip, memastikan kebenaran yang aku lihat saat ini. Wanita itu begitu cantik dengan kebaya merah merona.
"Maaf pak toiletnya baru saja saya bersihkan"
"Iya tak apa - apa. Eh... Bisa kamu bersihkan juga yang di bawah kasur saya?"
"Baik pak...!"Perlahan dia membungkukkan badannya yang indah. Meletakkan lututnya sambil berusaha membersihkan bagian bawah kolong kasurku.
Dengan singkat dia membersihkan kolong kasur, dan bergegas pergi dengan alasan harus membersihkan kamar yang lain. Sungguh surga dunia memang hanya sementara. Akhirat lah yang selama - lamanya. Padahal aku ingin ia berlama - lama bersamaku.
Setelah pelayan itu pergi, tubuhku mulai ku baringkan di tempat tidurku. Hati ini merasa hal yang ganjil dari wanita itu. Wajahnya pucat tak seperti kulit wanita pada umumnya. Dia pun begitu tergesah - gesah, terutama saat membersihkan kolong tempat tidurku.
"Apakah yang ia lihat di bawah sana?" Tanyaku dalam hati.
Perlahan kepalaku kuturunkan dari tempat tidur, mataku mulai mengintip kedalam kolong yang gelap. Aku melihat sesuatu, maksudku seseorang. Awalnya tak jelas, namun setelah ku perhatikan dengan begitu keras, bulu kudukku merinding tak karuan. Aku tak menyangka apa yang aku lihat sekarang.
Dengan hitungan detik, satpam dan pengelola hotel masuk kedalam kamar dengan menggunakan kunci cadangan. Tak berselang - lama para polisi pun datang memeriksa dan mengevakuasi mayat yang masih agak hangat. Polisi menduga pembunuhan itu terjadi sekitas 1 jam yang lalu. Dan aku begitu terpukul, dan hanya bisa melihat tubuhku yang ditandu.
Selesai.