👻 ˖ The Laughing Man

2 1 0
                                    

Ada seorang dokter yang berkerja di daerah terpencil di pedalaman Afrika. Dia adalah satu-satunya orang kulit putih yang tinggal disana dan menghabiskan setengah masa hidupnya untuk merawat penduduk desa, dengan cara memberikan mereka pelayanan kesehatan dan pengobatan.

Suatu hari, ada seorang pria kulit putih tersungkur ditengah desa. dia bisa berjalan, tapi dia terus-menerus tertawa seperti orang gila.

"Ha ha ha...hee he hee...ha...ha...haa.."

Pakaiannya sobek-sobek dan koyak, tangan dan lututnya berlumuran darah. Matanya memandang liar dan dia terlihat sangat lemah dan lunglai. Sepertinya dia telah kehilangan akalnya.

Sang dokter memberikannya segelas air dan mengobati lukanya, tapi pria itu tidak bisa berhenti tertawa...

"Ha ha ha...hee...hee...hee...ha ha ha..."

Dokter memberikannya obat penenang dan membaringkan pria itu diatas kasur, agar dia bisa beristirahat.

Pria itu tertidur untuk beberapa jam dan ketika dia terbangun, sang dokter memberikannya makanan dan mencoba mencari tahu bagaimana dia bisa berada disana.

"Apa yang terjadi padamu?" Sang dokter bertanya. "Apa yang kau lakukan disini, ditengah hutan sendirian?"

"Aku tidak sendirian." Pria tersebut membalas. "Aku datang dengan temanku Jack si pemburu. Kami dalam suatu ekspedisi untuk menemukan Wahki yang melegenda... Itulah sebutan orang-orang lokal terhadap mereka... Sejenis spesies kera yang langka... Para penduduk Afrika mengatakan mereka adalah kera yang cerdas... Hampir sama cerdasnya dengan manusia... Bahkan mungkin mereka lebih pintar lagi...kami ingin menangkap mati setidaknya satu dari mereka dan membawa mereka ke peradaban dan menjadikannya sebagai objek pertunjukan. Itu mungkin akan membuat kami sangat kaya..."

"Kami mencoba menyewa pemandu untuk membawa kami ke lembah para kera, tapi tidak ada satupun penduduk lokal yang berani pergi kesana. Mereka takut dengan kera-kera itu. Kami tidak akan membiarkan hal itu menghentikan langkah kami, jadi kami membeli sebuah kano dan pergi ke ujung sungai dengan diri kami sendiri."

"Saat kami sampai di lembah para kera, kami langsung membuat kemah. Jack membuka perangkap dan memasang disekitar hutan. Kami bersembunyi di semak-semak dan menunggu hampir 3 hari mengamati perangkap tersebut, namun kami tidak mendapatkan apa-apa. Kera-kera itu sangat pintar untuk kami. Mereka sadar apa yang kami lakukan. Mereka tidak akan terjatuh kedalam perangkap yang sederhana."

"Jack masih punya rencana lain, kami berdua menggali lubang disekitar hutan. Sedalam 10 kaki dan dipenuhi oleh pancang kayu yang tajam. Kemudian, kami menutupinya dengan ranting dan kami meninggalkan tempat itu kembali ke kemah dan menunggu."

"Kami tidak menunggu terlalu lama. Saat tengah malam, kami mendengar jeritan yang nyaring. Sebuah jeritan mengerikan binatang buas. Kami bergegas memeriksa ke tempat lubang itu dan menemukan seekor monyet mati. Tertancap di antara pancang-pancang kayu."

"Kami mengangkat tubuh kera itu dan meletakkannya di atas tanah. Kami telah mendapatkan apa yang kami cari... Satu kera mati... Dan aku ingin segera pulang. Jack punya rencana lain. Dia ingin menangkap yang satu yang hidup."

"Aku berusaha berbicara tentang itu, tapi tidak ada gunanya berdebat dengannya. Apapun yang aku katakan tidak akan mempengaruhi keinginannya. Dia mengeluarkan pisaunya dan mulai menguliti kera itu, saat dia sedang melakukan pekerjaannya. Aku dengan gugup melihat sekeliling hutan. Saat itu gelap, tapi aku bisa merasakan tatapan mata dari kera-kera yang lain sedang mengawasi kami. Aku merasakan badanku menggigil membayangkan ketakutan yang mengerikan karena mereka mengetahui kami telah membunuh salah satu dari mereka dan mungkin saja akan menuntut balas. Saat Jack selesai menguliti kera itu, dia mengenakan kulit itu sebagai kostum."

"Kami menyingkirkan kayu runcing dari dalam lubang dan meletakkan kayu gelondongan ditengah-tengah. Menyamar dengan kostum keranya, Jack berdiri ditengah-tengah kayu dan berusaha menyeimbangkan badannya sementara aku menutupi sisi lubang dengan ranting dan kemudian aku pergi. Rencananya adalah supaya menarik salah satu kera mendekat dan akan langsung terjatuh kedalam lubang. Dia berpegangan di batang kayu itu semantara aku kembali ke kemah."

"Saat itu hari hampir menjelang fajar dan aku baru saja akan tidur, saat aku mendengar teriakkan itu. Aku bergegas menuju lubang, tapi tempat itu kosong dan Jack tidak ada disana. Aku berteriak memanggil namanya, tapi tidak ada jawaban. Aku mencarinya selama beberapa jam, tapi aku tidak menemukan jejaknya sedikitpun. Aku hampir saja menyerah, disaat yang bersamaan aku melihat sesosok bayangan ditengah hutan."

"Itu adalah Jack si pemburu. dia sedang meringkuk dibawah pohon, telanjang bulat seperti saat dia pertama kali dilahirkan dan dia sedang menatap kearahku dengan pandangan kosong dari wajahnya."

"Jack!" Aku berteriak. "Ya Tuhan! Apa yang terjadi padamu? Aku pikir kau sudah mati. Kenapa kau tidak menyahuti panggilan ku?"

"Jack tidak berkata sepatah pun. Dengan perlahan, dia bangkit berdiri dengan kedua kakinya dan dia hanya berdiri diam disana menatapku... Dan kemudian... Ha ha ha... Kemudian... Hee hee hee... kemudian... Dia menanggalkannya...haa haa haa... He he he..."

Pria itu gemetaran dan tertawa dengan bersamaan, dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Apa maksudmu?" Sang dokter bertanya.
"Apa yang dia tanggalkan?"

Masih tertawa seperti orang gila, pria itu berusa untuk menyelesaikan ceritanya.

"Ha ha ha...hee hee hee...ha... Dia... Kera itu menanggalkan kulit Jack yang dipakainya.."

Misteri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang