"Aku mau kita putus!" ucap seorang gadis kepada kekasih nya. Jasmine namanya.
"Kenapa? Kamu becanda kan?" Calvin—kekasih dari Jasmine menyahut dengan nada cemas.
"Lo masih nanya kenapa? Ini udah 3 bulan dan Gue masih belum punya rasa apa-apa sama Lo. Lagian mikirlah. Lo tu udah jelek, miskin, terus penampilan Lo tu gak banget deh! Gue sampe malu tau gak jalan sama Lo!" ucap Jasmine. Bahkan sudah merubah panggilannya menjadi Lo-Gue. Ya, mereka memiliki perjanjian. Perjanjian nya jika Jasmine masih belum mempunyai rasa apapun terhadap Calvin maka Jasmine berhak untuk mengakhiri hubungan nya. Calvin yang mengajukan perjanjian itu. Karena Calvin sudah menyatakan cinta terhadap Jasmine berkali-kali tetapi selalu di tolak. Sampai akhirnya Calvin mengajukan perjanjian itu dan Jasmine setuju.
"Kasih Aku waktu 1 bulan lagi. Aku bakalan rubah penampilan Aku. Aku juga janji bakalan usaha lebih keras lagi biar kamu juga punya rasa sama Aku. Tapi jangan putus," ucap Calvin dengan nada memohon. Calvin sangat mencintai Jasmine. Sangat. Bahkan Calvin akan melakukan apapun asalkan Jasmine tetap berada di sisinya.
"Dih! Mimpi! Lagian apa yang bisa dibanggain dari diri Lo. Gak ada Cal. Najis banget. Mungkin tunggu sampe Gue mati dulu kali, Lo baru bisa tuh buat Gue terus di sisi Lo," ucap Jasmine santai. Sedangkan Calvin yang mendengar itu mengepalkan tangannya diam-diam.
Sampai beberapa waktu berlalu..
"Kamu tau gak? Aku seneng banget tau, karna 24 jam kita sama-sama terus. Kamu juga sekarang jadi pendiam dan nurut banget sama Aku. Aku jadi makin sayang. Kamu juga makin sayang kan sama Aku?" tanya Calvin kepada raga seorang gadis yang tertidur di sampingnya, yang sudah tidak bernyawa. Bahkan wajahnya sudah membiru dengan disertai bau yang sangat busuk.