04 : Masih Horor

3.8K 380 6
                                    

Happy Reading!

••••

Meldi yang sudah sampai di rumah dengan motor maticnya memilih duduk dahulu di teras depan rumah menunggu adek-adeknya, sembari memainkan ponsel. Tak lama terdengar suara langkah kaki yang tak santai memasuki indera pendengarannya, sesaat ia mendongak, lalu mengerutkan dahi ketika melihat keenam adeknya yang baru saja sampai dengan napas terengah.

"Kalian kenapa?" tanyanya.

"Kita denger suara kuntilanak Kak, di sana." Juju menjawab seraya menunjuk ke arah kejadian walau tidak dapat terlihat.

"Jangan ditunjuk bego!" Cakra mengumpati  kembarannya, tangannya bahkan sedikit menepuk pundak Juju keras.

"Sakit bego!" Juju membalas umpatan Cakra. Enak saja dirinya dikatai bego, Juju itu pintar tahu.

"Masa sih jam segini ada kuntilanak?" Dahi Meldi mengerut heran. "Palingan juga orang iseng menurut gue."

"Tapi disana gak ada siapa-siapa Kak, kecuali kita sama Bang Arjuna." Harsa mencoba memberikan penjelasan.
"Terus Arjuna-nya mana?"

"Bang Juna tadi belok ke rumahnya."

"Anjir serem banget, mana suaranya masih terngiang lagi di kepala gue," gumam Harsa bergidik ngeri.

"Kalian penakut banget sih," cibir Jauzan dengan tangan bersedekap di dada.

"Emang lo gak takut?" tanya Rendi yang diberi gelengan kepala oleh Jauzan.

"Terus kenapa ikut lari tadi?" tanya Juan.

"Pengen aja, olahraga," jawab Jauzan santai, setelah itu dirinya melenggang pergi memasuki rumah.

"Halah, alasan," gumam Harsa.

"Udahlah, yuk masuk!" ajak Meldi pada akhirnya.

•••

Jauzan yang baru selesai bergosok gigi dan mencuci muka dikagetkan dengan kehadiran Cakra dan Harsa yang sudah berbaring di kasur empuknya.

"Ngapain kalian disini?" tanya Jauzan heran.

"Malam ini kita tidur di kamar lo ya Bang?" izin Cakra dengan memasang raut wajah memelas.

"Kalian kan ada kamar sendiri, ngapain tidur di kamar gue?" Jauzan menaikkan sebelas alisnya.

Harsa dan Cakra sempat terdiam, sebelum akhirnya Harsa menjawab, "Kita takut kalau harus tidur sendiri." Cakra mengangguk heboh mendengar jawaban Harsa. "Jadi kita tidur disini ya? Cuma malam ini doang kok."

Jauzan menghela napas, ia yang sudah merasa mengantuk, tanpa kata langsung mengangguk. Memperbolehkan kembaran dan adiknya tidur dengannya malam ini.

Cakra dan Harsa langsung tersenyum sumringah. Mereka mengucapkan terima kasih secara serempak.

"Geseran, gue mau di sisi kiri!" Harsa dan Cakra bergeser ke kanan, memberi ruang untuk Jauzan merebahkan tubuhnya.

Saat Jauzan akan mematikan lampu yang terletak disebelahnya. Pergerakannya ditahan oleh Harsa, Jauzan menoleh. "Jangan di matiin ya? Malam ini aja kok." Lagi-lagi, Jauzan hanya menghela napas. Dirinya menuruti permintaan Harsa. Ia meletakkan satu tangannya diatas kedua rentina matanya, menghalau cahaya yang menerangi dan mulai memejamkan mata, mencoba terlelap setelah sebelumnya membaca doa.

Our Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang