Happy Reading!
••••
Tepat pukul tiga sore, kelas Jauzan usai. Dirinya lantas langsung bergegas pergi untuk pulang ke rumah. Dirinya berjalan santai melewati lorong-lorong kampus yang tampak ramai. Kedua tangannya ia masukkan ke saku celana jeans yang dikenakannya.
Dipertengahan lorong, dirinya dicegat oleh tiga orang mahasiswi yang Jauzan perkirakan merupakan adik tingkatnya.
"Kak, bisa minta waktunya sebentar?" tanya salah satu mahasiswi yang berdiri di tengah, diapit kedua temannya.
Jauzan mengangguk. "Kenapa?" tanyanya seraya menaikkan sebelah alisnya.
Sontak saja hal itu membuat ketiga mahasiswi dihadapannya mencoba untuk tidak memekik dan hanya bisa menahan suaranya dengan kuat. Jauzan yang melihat gelagat ketiganya mengernyit, kenapa? pikirnya.
"Gue boleh minta nomor telepon lo gak?" tanya cewek di sebelah kanan dengan malu-malu.
"Sebelumnya kenalin Kak, gue Inara, sebelah gue Kinar dan sebelahnya Kinar itu Radela," lanjut cewek itu yang baru saja Jauzan ketahui bernama Inara.
"Minta nomor hp gue buat apa?" tanya Jauzan bingung.
"Gini Kak, gue dapet dare dari temen disuruh minta nomor hp Kakak tingkat ganteng. Nah, karena Kakak ganteng, ya gue minta ke Kakak aja deh," jelas Inara disertai dengan senyuman malunya.
"Gue bakalan dapet apa kalau semisal ngasih nomor gue ke lo?" Lagi, Jauzan menaikkan alisnya.
"Gak tahu," balas Inara cengengesan.
Jauzan mendengus, dirinya perhatikan lagi ketiga cewek yang mencegatnya. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam otaknya. Daripada memberikan nomor ponselnya sendiri, lebih baik dirinya berikan nomor ponsel Harsa saja, benar tidak? Ide bagus bukan?
Seingatnya Harsa kan kepengen mempunyai pacar, kenapa gak coba carikan saja pacar untuk Harsa? Contohnya dengan memberikan nomor ponsel Harsa pada ketiga adik tingkatnya ini? Siapa tahu ada yang cocok dengan Harsa. Tidak apa-apa kan?
Alih-alih memberikan nomor ponselnya, Jauzan benar-benar memberikan nomor ponsel kembarannya pada ketiga cewek tersebut.
"Nih, buruan ketik di hp kalian!" Salah satu dari ketiga cewek tersebut langsung menyalin nomor yang disodorkan Jauzan.
"Nanti gue chat ya Kak, terima kasih!" Ketiga cewek tersebut sedikit membungkukkan tubuhnya dan langsung berlari menjauhi Jauzan yang sedang tersenyum freak.
•••
"Nih pesenan lo!" Sebuah kantong kresek putih tersodor ke sebelah kepala Harsa yang sedang fokus menonton kartun favoritnya, Crayon Shinchan.
Harsa menoleh. "Lo kapan baliknya? Kok gue gak denger suara mesin mobil lo ya?" tanyanya saat melihat Jauzan yang berdiri dibelakangnya. Tangannya mengambil bungkusan putih tersebut.
"Lo-nya aja yang terlalu fokus, jadi gak denger apapun selain itu suara si Shinchan," balas Jauzan memutarkan bola matanya malas.
"Iya tah?" Harsa terdiam sebentar. "Ah bodolah," lanjutnya seraya mengeluarkan makanan pesannya. Bakso, kerupuk udang beserta es teh manis.
"Gue ganti baju dulu!" Jauzan melenggang pergi kearah kamarnya.
"Hm." Harsa menyimpan segelas es teh manis di meja, kemudian mengambil mangkuk sedang dan sendok yang sebelumnya sudah dirinya siapkan. Setelahnya tangannya dengan cepat membuka ikatan plastik yang melilit bakso pesanannya. Dan menuangkan bakso tersebut pada mangkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
Fiksi PenggemarADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...