82 : Agustusan

1.6K 218 13
                                    

Happy Reading!

••••

"Nama-nama lomba yang akan diadakan untuk memeriahkan acara peringatan kemerdekaan Indonesia di komplek perumahan Asri nomor 0xxx

- Balap karung
- Balap kelereng
- Estafet air
- Tarik tambang
- Main bola pakai daster
- Masukkan benang ke jarum
- Ambil koin dari terigu
- Nyusun teks naskah proklamasi
- Masukkan botol ke paku

Ini, segini doang daftar lombanya?" tanya Harsa pada ketiga saudaranya yang saat ini sedang duduk lesehan di lantai teras depan.

Keempatnya baru saja pulang dari universitas, dan langsung kedatangan pak RT yang mengundang ketujuh pemuda Abimana untuk hadir di acara perlombaan di komplek mereka, sembari memberikan selembaran info daftar lomba yang akan di ikut sertakan.

"Iya kali, sesuai dengan yang tertera di kertas," sahut Cakra yang sedang mengipasi wajahnya dengan kertas kosong yang ia dapatkan dari dalam tasnya.

"Emang, ada yang kurang ya?" tanya Jauzan dengan dahi mengernyit heran. "Perasaan, biasanya juga daftar lombanya cuma segitu."

"Gue gak ngajak orang yang udah punya pacar ngomong ya." Harsa menatap Jauzan jahil, saat dirinya ingat kejadian tadi pagi di kampus.

"Diem lo!" Jauzan menatap Harsa dengan pandangan tajam. "Jangan bahas-bahas sesuatu yang gak penting."

"Jadi, menurut lo, pacar lo itu gak penting?" Harsa bukannya merasa takut, ia malah semakin gencar menggoda kembarannya. "Lagian, lo punya pacar tapi gak ngasih tahu gue, kembaran apaan lo namanya?"

"Gue udah jelasin sebelumnya ya, kalau dia bukan pacar gue," jelas Jauzan penuh penekanan.

"Tapi kok, dia manggil lo sayang? Mana sambil manja-manjaan ke lo lagi."

"Mau sebelah mana?" tanya Jauzan membuat Harsa mengernyitkan keningnya bingung.

"Maksudnya?" tanya Harsa balik.

"Dapat bogeman," jawab Jauzan santai.

"Serem ah, sama saudara sendiri mainnya bogem-bogeman," celetuk Cakra yang sejak tadi hanya menyimak obrolan kedua abangnya.

"Tahu nih, Abang lo tuh, nyeremin," sahut Harsa.

"Elo yang nyeremin," balas Jauzan menatap saudara kembarnya kesal.

"Tapi, Zan! Gue heran deh sama lo." Harsa menatap Jauzan bingung. "Cewek sebening dia lo tolak, kan kasihan. Padahal mah, rezeki gak datang dua kali."

"Ya kenapa gak lo aja yang terima kalau kasihan," ucap Jauzan malas.

"Dia kan confess nya ke lo, masa harus gue yang nerima? Aneh-aneh aja lo."

Sebelumnya, mari kita flashback ke kejadian tadi pagi di kampus!

Flashback On!

"Dia siapa?" tanya Harsa pada kedua adiknya sesaat setelah cewek tersebut membawa Jauzan pergi menjauhi ketiganya. "Pacar si Uzan?"

"Jauzan punya pacar?"

"Bukan kayaknya," jawab Cakra dengan cepat.

"Terus siapa? Lengket banget sama Uzan, mana dia juga kelihatannya terima-terima aja itu cewek nempelin dia."

"Sebenarnya, kita juga gak tahu dia siapa Bang, soalnya udah semingguan ini, itu cewek bersikap kayak gitu ke Bang Jauzan," jelas Juju membuat Harsa mengernyitkan keningnya heran.

Our Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang