Happy Reading!
•••
"Yuk balik!" ajak Rendi pada adik-adiknya usai mereka berempat menghabiskan dessert mereka.
"Kak Rendi juga mau pulang?" tanya Juju.
Rendi mengangguk. "Kerjaan gue hari ini udah selesai, lagian gue sebenernya di cafe gak ngapa-ngapain, palingan ngebantu sedikit-sedikit atau meriksa keuangan cafe."
"Yaudah, tapi kita jangan langsung pulang," ucap Harsa.
"Kalau gak langsung pulang, kita mau kemana emang?"
"Ke gramedia, si Uzan kan punya hutang sama gue," jawab Harsa.
"Hutang?" Dahi Jauzan mengernyit, "hutang apa?" tanyanya.
"Ituloh, yang kemarin. Katanya lo mau beliin gue buku yang gue incar."
Jauzan mencoba mengingat-ingat. Ah, kemarin kan saat Harsa ngambek lantaran dirinya dorong hingga terjatuh, dan malah dirinya tinggalkan. Dan berakhir dengan meleraikan Dimas dan Tio, ditambah dapat cakaran dari kucing peliharaan Tian. Dirinya kan memang menjanjikan membelikan sebuah buku incaran Harsa secara cuma-cuma. Setelah mengingatnya, Jauzan mengangguk.
"Setelah dari gramedia, kita jalan-jalan di sekitaran Braga yuk!" ajak Cakra, sudah lama dirinya tidak ke tempat favoritnya itu.
"Yaudah ayo!" ajak Rendi kembali. "Tapi gue pamitan dulu sama karyawan gue." Ia melenggang menghampiri para karyawannya berniat berpamitan. Tak lama dirinya sudah kembali.
Mereka berlima pun melenggang keluar cafe, dan pergi ke tempat yang dituju Harsa.
Harsa dan Jauzan berada di mobil yang Cakra bawa tadi, sedangkan Cakra dan Juju ikut di mobil Rendi. Sesuai rencana, mereka akan pergi ke gramedia.
Sesampainya disana, hanya Harsa dan Jauzan yang masuk ke gramedia, ketiga saudaranya memilih menunggu di mobil.
Tak berselang lama, si kembar AB line itu sudah kembali dengan Harsa yang membawa tiga buah buku yang tebalnya seperti kamus bahasa Inggris. Mobil kembali melaju, tujuan kali ini adalah Braga dan Asia Afrika.
"Itu sih namanya, lo nyari kesempatan dalam kesempitan," ucap Jauzan merasa kesal. Ia pikir, buku incaran Harsa hanya satu, ternyata tiga sekaligus.
"Hehe." Harsa cengengesan. "Gue kan gak ada bilang satu yang gue incar."
Satu jam kemudian, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Setelah mencari tempat parkir dan memikirkan mobil, semuanya turun dari mobil.
Asia Afrika dan Braga
Jalan indah yang letaknya di kota Bandung, Jawa Barat. Salah satu jalanan yang cukup tersohor, sebab menjadi kawasan penuh sejarah di kota dengan icon gedung sate ini
Cakra dan Juju menatap bangunan-bangunan di sekeliling jalan Asia Afrika dengan mata berbinar. Entah kenapa setiap ia mendatangi jalan Braga maupun Asia Afrika, ia merasa kagum dengan apapun yang ada di sekitarnya. Semuanya terlihat begitu indah dan klasik.
Jalan Asia Afrika dan Braga selalu membuat mereka merasa terkagum-kagum, mungkin karena keduanya menghadirkan wisata heritage bernuansa tempo dulu yang kental dengan bangunan art deco yang klasik.
Cakra dan Juju mulai berjalan menyusuri jalanan indah di kota kembang ini bersama dengan sang abang yang sama-sama sedang menikmati suasana jalan yang nampak tidak terlalu ramai, karena ini masih jam kerja.
Mereka begitu menikmati pemandangan berbagai bangunan dengan nuansa historis yang menjadi saksi bisu sejarah di kota Bandung.
Seperti gedung Kantor Pos, KM 0, Hotel Sapoy Homann, Gedung Merdeka, Museum Asia Afrika, Gedung Pikiran Rakyat, hingga gedung De Vries.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
Fiksi PenggemarADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...