Happy Reading!
••••
Sepulang dari klinik, mereka tidak memutuskan untuk langsung pulang. Rencananya mereka akan mampir dahulu ke tukang bubur langganan mereka yang letaknya sebelum gang perumahan mereka.
"Seperti biasa ya Mang, buburnya tujuh mangkuk, yang tiga jangan pakai seledri," ucap Rendi pada sang penjual saat mereka sudah sampai disana.
"Siap!" balas penjual bubur, kita sebut saja mang Saepul.
"Jangan lupa teh panasnya Mang!" ucap Harsa sedikit keras yang diberi acungan jempol oleh mang Saepul.
"Uzan!" panggil Harsa.
Jauzan yang sedang memperhatikan area sekitar menoleh. "Apa?" tanyanya singkat.
"Ambilin gue kursi itu dong!" pinta Harsa menunjuk dua kursi berwarna hijau di dekat Jauzan.
Tanpa banyak kata, Jauzan mengambilkan kursi yang dimaksud.
"Makasih kembaran gue." Harsa mensejajarkan kursi tersebut, lalu menaikkan sebelah kakinya yang terkilir dengan pelan dibantu oleh Meldi yang duduk disebelahnya.
"Gara-gara anjing sialan," celetuk Harsa penuh dendam.
Juan menggeleng mendengar celetukan itu. "Ini bukan sepenuhnya salah itu anjing, lo juga salah. Ngapain coba lari? Kalau lo gak lari, itu anjing gak bakalan ngejar lo."
"Terus gue biarin itu anjing gigitan sepatu kesayangan gue gitu?" Suara Harsa naik satu oktaf.
"Itu lebih baik, daripada lo harus jadi kayak begini Bang," sahut Cakra.
"Ya tetep aja, gue gak rela kalau harus sepatu kesayangan gue yang jadi korban," balas Harsa.
"Soal sepatu, tinggal beli lagi Dek, apa susahnya?" tanya Rendi tak habis pikir.
"Iya juga ya," balas Harsa pelan. "Eh tapi enggak, sepatu ini itu gak boleh kenapa-kenapa pokoknya."
"Kalau itu sepatu kesayangan lo terus gak boleh kenapa-kenapa, kenapa lo pakai? Bukannya disimpan?" tanya Jauzan.
"Ya lagi pengen pakai aja," balas Harsa seraya memijat pelan kaki kanannya.
"Sakit gak Bang?" tanya Juju polos yang sejak tadi hanya menyimak obrolan abang-abangnya. Matanya fokus menatap pada kaki kanan Harsa yang terbalut kain.
"Pakai nanya lagi, ya sakitlah," jawab Harsa sewot. "Lo bisa ambilin gue batu?"
"Batu buat apa?" tanya Juju dengan wajah polosnya.
"Buat lemparin itu batu ke kaki lo, biar lo tahu gimana rasanya keseleo," balas Harsa menggebu-gebu merasa kesal dengan kepolosan Juju yang tidak tahu tempat.
"Sensisan banget lo Dek, kayak cewek lagi datang bulan aja," ucap Meldi melihat emosi Harsa yang naik turun.
"Apaan sih, lo jangan nambah-nambah ya Kak," balas Harsa.
"Eh, gue mau nanya?" Juju kembali angkat suara masih dengan tampang polosnya.
"Nanya apa?" tanya Cakra.
"Emang kalau cewek lagi datang bulan gimana? Terus gimana caranya datang bulan? Maksudnya bulannya turun dari langit gitu?"
"Tolol!" umpat Cakra keras, sedangkan kelima saudaranya hanya bisa mendatarkan wajah tanpa mau menjawab pertanyaan unfaedah itu.
"Anjir, gue bercanda kali," ucap Juju saat melihat raut menyeramkan dari wajah para kakaknya, terutama wajah Harsa dan Rendi.
•••
"Itu siapa deh yang ngintip-ngintip di depan pagar rumah kita?" tanya Juan saat netranya melihat dua orang pemuda berpakaian serba hitam yang sedang mengintip kedalam melalui celah pagar. Juan memelankan laju mobilnya.
"Jangan-jangan mereka mau maling ke rumah kita lagi," jawab Cakra berasumsi.
"Cepetin mobilnya, kenapa malah lo pelanin!" Rendi menepuk-nepuk lengan Juan.
"Iya-iya," balas Juan.
"Permisi, kalian sedang apa ya?" tanya Meldi sopan sesampainya mereka di hadapan dua orang yang masih asik mengintip itu.
Kedua orang itu serentak membalikkan badannya menjadi berhadapan dengan ketujuh putra Abimana itu
"LHO KALIAN!" pekik ketujuhnya serempak saat melihat dua wajah yang sangat mereka kenali.
"Hai!" sapa salah satu dari kedua orang itu. "Kalian apa kabar?"
"Kalian kesini kok gak ngabarin dulu? Tahu-tahu udah ada didepan rumah aja," tanya Rendi saat melihat kedua sepupu mereka ---Doni dan Jamal.
"Biar jadi surprise," balas Jamal santai.
"Gue kira tadi kalian berdua itu maling," ucap Juan.
"Ganteng gini dibilang maling, gak ada yang lebih bagus apa?" tanya Doni tak terima.
"Paling juga jambret or copet?"
"Itu sih sama aja kayak maling," balas Doni sebal.
"Yuk masuk Bang!" ajak Meldi kepada kedua kakak sepupunya.
"Yuklah, panas nih gue nungguin gerbang daritadi gak dibuka-buka."
Mereka berjalan perlahan masuk kedalam, tidak dengan Juan yang harus mengambil mobil terlebih dahulu.
"Si Harsa kenapa di papah gitu jalannya? Terus itu kakinya juga dibalut kain gitu," tanya Jamal saat melihat Harsa yang sedang dipapah oleh Jauzan dan Juju.
"Kaki gue terkilir Bang," balas Harsa.
"Kok bisa?" tanya Doni heran.
"Dia dikejar-kejar anjing pas kita lagi CFD-an di Dago," jawab Jauzan.
"Oh iya, kalian kesini naik apa? Gak mungkin kan dari Jakarta kesini jalan kaki?" tanya Juan yang baru selesai memasukkan mobil ke garasi.
"Kita naik bis, soalnya nanti sore juga mau balik lagi ke Jakarta," jelas Jamal.
"Bang Winata kok gak ikut?" tanya Juju saat tak melihat kakak sepupu mereka yang satunya.
"Dia lagi di luar negeri, biasa ada pertemuan sama kolega bisnisnya," jawab Doni.
Oh iya, perlu kalian ketahui. Doni, Jamal dan Winata merupakan kakak adik. Mereka bertiga adalah anak dari kakak almarhum ayah ketujuh pemuda Abimana.
"Oh iya, kalian kesini dalam rangka apa nih?" tanya Meldi mempersilahkan kedua sepupunya duduk.
"Gue, Doni sama Winata kan mau menetap di Bandung," jelas Jamal memberitahu. "Tadi sebelum kesini, kita habis lihat-lihat rumah yang bakal kita tempatin. Dan ternyata letaknya gak jauh dari rumah kalian."
"Terus itu kenapa pakaiannya serba hitam kayak gitu?"
"Kita juga habis nyekar dulu ke makam orang tua kalian," jawab Doni.
"Silahkan di minum Bang!" Rendi datang dari arah dapur dengan membawa dua gelas teh hangat dan memberikan mereka masing-masing satu.
"Makasih."
•••
TBC
Hari ini terakhir konser encore dreamis. Seneng banget semuanya berjalan dengan lancar. Oh iya, Haechan juga dapat kejutan, dinyanyikan lagu ultah disana, pasti seneng banget.
Btw kemarin seliweran fancam yang isinya wajah-wajah keluarga member yang tidak tersensor. Sudahkah kalian melihat wajah camer kalian masing-masing? Haha, just for fun guys!
Tadi di spoiler katanya NCT Dream bakal comeback dengan album baru bulan ini. Jadwal mereka padat banget ya, semoga semuanya selalu sehat deh. Kalian juga, sehat-sehat selalu, aamiin!
[03/062023]
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
Fiksi PenggemarADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...