25 : Sidangnya Juandra

1.9K 217 2
                                    

Happy Reading!

••••

Senin pagi, di kediaman ketujuh pemuda Abimana, di ruang makan lebih tepatnya sudah berkumpul ketujuh saudara itu untuk melaksanakan sarapan pagi bersama.

Doni dan Jamal sudah tidak ada di rumah ini sejak kemarin sore. Keduanya sudah kembali ke kota tempat mereka tinggal.

"Lo gak usah kuliah Dek, biar Jauzan yang titipin absen ke dosen yang ngajar di kelas lo hari ini," ucap Meldi membuka suara.

"Terus gue di rumah sama siapa?" tanya Harsa seraya mengambil satu sendok sayur sop di mangkuk besar dihadapannya.

"Ya sendiri, kita semua hari ini ada kegiatan.  Gue sendiri ke kantor, Rendi pasti ke kafe, Jauzan ngampus, Cakra sama Juju sekolah. Dan Juan kan ke kampus, hari ini lo sidang kan Dek?" tanya Meldi pada Juan yang sedang fokus dengan makanan di piringnya.

"Iya Kak, doain sidang skripsi gue lancar ya Kak. Kalian juga doain gue."

"Oke Bang, kita pasti doain lo kok," balas Juju memberikan gestur tangan oke kepada abangnya.

"Gue hari ini numpang di mobil lo ya Zan, kalau pulang nanti gue pulangnya sama temen-temen gue," ucap Juan pada Jauzan yang sedang asik mengunyah paha ayam ditangannya.

"Hm." Jauzan menganggukan kepalanya pelan.

Rendi yang sudah selesai dengan sarapan paginya berdiri. "Gue berangkat duluan ya Kak, Dek!" pamitnya pada saudara-saudaranya.

"Pulangnya bawain gue cheesecake di RAA's cafe ya Kak," ucap Harsa.

"Duitnya buat bayar cakenya mana?" Rendi menengadahkan tangannya kearah Harsa.

Harsa berdecak. "Sama Adek sendiri juga perhitungan banget sih Kak. Lagian itu kan kafe punya lo, jadi gak perlu bayar."

"Gue kan cuma bercanda Sa, baperan amat lo jadi cowok." Rendi terkekeh pelan. "Udah ah, gue duluan!"

"Hati-hati!"

"Oke."

Selepas Rendi menghilang dari pandangan keenamnya. Kini gantian Cakra dan Juju yang berdiri, hendak pergi. Keduanya menyalami tangan kakak-kakaknya bergantian.

"Gue sama Juju juga berangkat ya Kak, Bang!" pamit Cakra.

"Iya, bawa motornya hati-hati! Jangan ngebut kalau di jalan raya!" balas Meldi memperingati.

"Siap Kak."

•••

"Thanks ya Zan," ucap Juan yang baru saja turun dari mobil yang dikendarai Jauzan di area parkiran kampus.

"Lo kayak ke siapa aja bilang makasih," balas Jauzan seraya menutup pintu mobil, memencet salah satu tombol di kunci mobil. "Gue ke gedung fakultas gue ya Bang, lo semangat sidang skripsinya."

Juan mengangguk. "Iya, sana lo, takutnya keburu dosennya datang. Jangan lupa juga titipin absen ke kelasnya Harsa."

"Sip!"

Sebelum melangkahkan kaki, Juan menghela napas sebanyak-banyaknya. Jujur saja, dirinya saat ini merasa nervous sekali dengan sidang skripsi yang akan dilakukannya.

"Semoga sidang skripsi saya hari ini lancar ya Allah, aamiin!" Juan memejamkan mata sejenak, lalu membukanya kembali dan mulai berjalan memasuki area gedung fakultasnya.

•••

Pukul setengah dua belas,  Harsa yang merasa bosan berdiam diri di kamarnya langsung berjalan dengan pelan dan tertatih menuju lantai bawah, menuju ruang tengah lebih tepatnya. Dirinya memegangi teralis tangga dengan erat supaya tidak terjatuh.

Our Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang