31 : Gara-gara Kucing

1.9K 195 2
                                    

Happy Reading!

•••

"Udah buat plan A, plan B sama plan C. Tapi realita malah nyuruh plan-plan Pak sopir."

"Apasih lo Bang? Random banget perasaan. Gak jelas tahu gak."

"Elo yang apaan? Orang gue cuma lagi baca caption yang muncul di video tiktok."

"Oh, bilang dong dari tadi."

"Ngapain gue bilang ke lo ferguso? Gak ada faedahnya juga."

"Apaan 'ferguso-ferguso? Elo kali Bang, kayak malika. Hitam gitu."

"Wah, itu namanya body shamming. Lagian ini bukan hitam, tapi eksotis."

"Bodo, orang lo yang mulai Bang."

Perdebatan tak bermutu itu terus saja berlangsung, sehingga membuat Juju yang berada di dekat keduanya hanya bisa mendengus malas.

"Bang Cakra sama Bang Harsa bisa diem gak sih? Gue lagi belajar buat persiapan ujian ini." Pada akhirnya Juju yang sedang membaca buku pelajarannya membuka suara.

"Lo juga kan harus belajar buat persiapan ujian," lanjutnya pada Cakra yang masih saling adu mulut dengan Harsa.

"Diem!" ucap Harsa dan Cakra serempak.

Saat ini, Juju, Harsa dan Cakra sedang belajar bersama di ruang keluarga. Ah tidak, hanya Cakra dan Juju yang belajar, sedangkan Harsa hanya menemani sembari memainkan ponsel, menscroll video-video di aplikasi tiktok kepunyaannya.

Juju memejamkan kedua matanya, kedua telinganya terasa pengang sebab kedua abangnya berteriak tepat didepan telinganya. Telapak tangannya mengusap wajahnya yang ikut serta terkena cipratan air liur Cakra.

Dari arah luar datang Rendi, dia hari ini memang sedang tidak bekerja.

"Kalian kenapa sih? Teriakannya sampai kedengeran ke luar tahu gak? Lo Harsa, jangan ganggu belajar Cakra sama Juju!" seru Rendi mendudukan pantatnya di sofa single sebelah Juju

"Lagian lo gak ke kampus?" lanjutnya bertanya pada Harsa.

"Gue gak gangguin mereka, Cakra tuh yang mulai duluan," sangkal Harsa tak terima disalahkan. "Gue ada kelas nanti sore Kak," lanjut Harsa seraya kembali memainkan ponsel, kali ini berpindah ke aplikasi game kesukaannya.

Saat Cakra akan membalas tuduhan Harsa sebuah tangan lebih dulu membekap mulutnya, itu tangan Juju. "Udah sih, lanjutin belajarnya."

Cakra melepaskan bekapan di mulutnya. "Anjir, tangan lo bau dosa," ucapnya sembari mengambil gelas air putih di tengah meja, meminum isinya yang tersisa setengah dalam satu kali teguk.

"Sembarangan," balas Juju merasa kesal sendiri pada kakak kembarnya.

"Udah ah! Kalian lanjutin belajarnya!" seru Rendi dengan nada tidak ingin dibantah. "Dan elo Sa, jangan gangguin mereka!" Tanpa menunggu balasan ketiga adiknya, Rendi langsung beranjak dari duduknya, pergi meninggalkan ketiganya.

Selepas kepergian Rendi, lima belas menit kemudian, datang Juan dari arah lantai dua, lebih tepatnya dari arah kamarnya. Dirinya ikut bergabung dengan Harsa yang saat ini sudah berbaring terlentang di karpet bulu sebelah sofa.

"Konsentrasi banget kalian berdua," ucap Juan saat melihat raut serius dari Cakra dan Juju yang saat ini masih membaca buku pelajaran yang akan ada di ujian.

"Diem Bang! Jangan banyak omong, takutnya semua yang ke simpan di otak gue buyar," balas Cakra dengan mata yang masih tertuju pada buku yang dipegangnya.

Our Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang