Happy Reading!
••••
Genap sudah satu Minggu Harsa di rawat di rumah sakit. Dan hari ini sudah saatnya Harsa kembali pulang ke rumah setelah dokter menyatakan jika dirinya sudah pulih, walau tak seratus persen, namun kondisi Harsa bisa dibilang sangat baik saat ini.
Hal tersebut membuat Harsa senang bukan kepalang, karena jujur saja, ia sudah merasa bosan jika harus berada di rumah sakit terlalu lama.
Mengenai Juju, dia sudah pulang terlebih dahulu dari Harsa, sekitar dua hari yang lalu. Dan saat ini dua dari keenam saudara Harsa sedang membantunya membereskan semua barangnya yang sempat dirinya meminta pada kakak atau adiknya untuk dibawa ke rumah sakit.
"Udah?" tanya Jauzan saat melihat Harsa yang keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai miliknya, yang terlapisi sweater, bukan lagi pakaian khas pasien rumah sakit.
"Udah," jawab Harsa membenarkan sweater yang dikenakannya.
"Hayu, buruan! Gue udah gak sabar pengen lihat rumah." Harsa dengan semangat empat lima langsung berjalan keluar, saat melihat Cakra dan Jauzan yang sudah selesai membereskan barang kepunyaannya.
"Sabar elah, lo enak gak bawa apa-apa Bang. Lah gue, Ini bawa, mana berat banget lagi," ucap Cakra dengan tangan yang mendekap satu tas hitam yang kebanyakan berisi barang-barang tidak penting.
"Yaudah, sini gue aja yang bawa." Saat Harsa sudah akan mengambil tas ditangan adiknya, Cakra malah berjalan menjauhi Harsa.
"Sama gue aja, lo jalan aja duluan," ucap Cakra menatap sang abang sejenak.
"Aneh lo Dek, tadi katanya berat. Tapi, pas mau gue ambil malah gak boleh."
"Udah, mending lo jalan duluan. Lihat kedepan, takutnya nabrak orang," timpal Jauzan yang membawa satu tas ditangannya.
"Oke."
Sesampainya mereka di parkiran, sudah ada Meldi yang sedang bersandar di cap mobil seraya menyeruput kopi cappucino yang sempat ia pesan di kantin rumah sakit.
"Lo minum apaan Kak?" tanya Harsa penasaran.
"Kopi," jawab Meldi singkat, dirinya memberikan kopi tersebut pada Harsa. Lalu berjalan kebelakang mobil untuk membuka bagasi, guna menyimpan barang Harsa.
"Yuk berangkat!" ucap Meldi di kursi kemudi, dengan Cakra yang berada di sebelahnya, sementara Harsa dan Jauzan berada di kursi penumpang.
Mobil pun melaju membelah jalanan kota Bandung yang terasa sejuk saat di pagi hari.
"Kopi gue mana?" tanya Meldi pada Harsa.
"Nih." Dengan santai Harsa memberikan gelas plastik berisi kopi yang dipegangnya pada Meldi.
Dengan satu tangannya, Meldi mengambil gelas yang di sodorkan. Dirinya mengernyitkan keningnya saat melihat kopinya tersisa setengah. "Kok tinggal setengah?" tanyanya bingung.
"Gue minum setengah, hehe," jawab Harsa disertai dengan cengiran diakhir jawabannya.
"Kok lo minum kopi sih? Kan, kata dokter juga jangan dulu minum-minuman yang mengandung kafein." Jauzan menatap Harsa tajam.
"Sedikit aja kok," ucap Harsa membela diri, dirinya berusaha mengabaikan tatapan tajam dari kembarannya yang sudah jarang dirinya lihat selama sakit.
"Ya, tetep aja. Sedikit juga, pasti ada efeknya nanti," sahut Cakra menatap Harsa dari kaca depan.
"Gak bakalan, percaya sama gue," ucap Harsa seraya mengeratkan sweater yang dirinya kenakan.
"Ogah ah, percaya sama lo itu musyrik." Meldi yang sedang konsentrasi menyetir ikut menimpali ucapan Harsa.
"Yaudah," ucap Harsa sembari mengedikkan bahunya satu kali. "Gue mau tidur, kalau udah sampai bangunin ya!" Harsa membenarkan posisi duduknya menjadi menyender pada sandaran kursi mobil, dirinya sedikit menyamping ke kiri hingga kepalanya menempel pada kaca mobil.
"Hm," balas Jauzan berdehem pelan.
Dan baru setengah perjalanan, Harsa sudah tertidur dengan cepat, mungkin efek masih mengantuk atau bisa saja karena habis meminum obat.
Tuk
"Aduh," ringis Harsa pelan karena kepalanya terantuk kaca mobil, saat mobil melewati jalanan yang terdapat beberapa spend bump atau lebih dikenal dengan istilah polisi tidur.
Jauzan dengan sigap memindahkan kepala Harsa agar bersender dibahunya, lalu mengusap lembut kepala Harsa. Dirasa Harsa sudah nyaman dengan tidurnya, Jauzan kembali memainkan ponselnya. Tanpa menyadari, jika didepannya, Meldi dan Cakra sedang memperhatikan tingkahnya seraya tersenyum kecil.
"Dasar tsundere," gumam Cakra pelan. Dirinya bergumam demikian sebab teringat jika keduanya sering berselisih jika sedang bersama dan dalam kondisi normal. Namun, akan saling menjaga jika diantara keduanya sedang tidak baik-baik saja, itu juga saat salah satunya tidak menyadarinya. Seperti yang dilakukan Jauzan tadi, ia melakukan aksinya sebab Harsa sedang tertidur.
"Kak, Bang, apa kegunaan spend bump?" tanya Cakra tiba-tiba pada Meldi dan Jauzan.
"Ya, supaya orang yang nyetir bisa memelankan laju kendaraan mereka," jelas Meldi. "Masa gitu aja lo gak tahu Dek?" tanya Meldi pada sang adik.
"Gue tahu kok Kak," sangkal Cakra. "Gue cuma lagi ngetes pengetahuan lo aja sih," lanjutnya santai.
"Gue kira lo gak tahu," ucap Meldi
Dan, selama sisa perjalanan itupun mereka isi dengan obrolan random yang tak berhentinya Cakra lontarkan. Sesekali Jauzan yang berada di belakang ikut menimpali keduanya.
•••
Cakra turun dari mobil saat mereka sudah sampai di halaman depan rumah keluarga Abimana. Ia melimpir ke kursi belakang, lalu membuka pintu mobilnya. "Bang, bangun! Kita udah sampai." Tangannya dengan pelan menepuk bahu Harsa.
Butuh beberapa kali tepukan, hingga akhirnya Harsa yang terusik langsung terbangun. "Udah sampai ya?" tanyanya seraya mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Iya." Cakra mengangguk. "Yuk, turun!"
"Lo duluan aja masuk ke dalam Bang, gue mau bangunin Bang Jauzan."
Dirasa sudah kembali sepenuhnya dari tidurnya. Tanpa berkata apapun, Harsa langsung turun dari mobil dan melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan semangat. Sementara Cakra membangunkan Jauzan yang ikut tertidur bersama Harsa.
"Bang, bangun!"
Selepas Cakra menepuk bahunya satu kali, Jauzan langsung terbangun. Dirinya langsung keluar dari mobil, dan mengambil barang Harsa yang masih berada di bagasi, sedangkan barang satunya sudah dibawa Meldi masuk kedalam.
"ANJIR!"
pekikan Harsa dari dalam membuat Cakra dan Jauzan saling bertatapan selama beberapa detik, sebelum berjalan dengan langkah cepat memasuki rumah.
••••
TBC
Menurut kalian, kenapa Harsa sampai teriak gitu? Silahkan, ditulis di kolom komentar ^^
[12/08/2023]
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
FanfictionADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...