81 : Jauzan Punya Pacar?

1.8K 231 17
                                    

Happy Reading!

••••

"Beneran mau masuk kuliah hari ini?" tanya Rendi pada Harsa yang akan memasuki mobil yang akan dikemudikan oleh Jauzan.

"Jangan masuk dulu deh ya? Biar gue kontak dosen pembimbing di bagian Sastra Indonesia ya? Izin kalau lo gak masuk dulu. Pasti semua dosen juga maklum kok kalau lo masih belum bisa ikut kelas," tambahnya

"Mulai nih, mulai," ucap Harsa menatap kesal kakak keduanya yang terus saja memberikan rentetan penawaran agar dirinya tidak masuk kuliah dulu hari ini. "Gue udah sembuh Kak, gak usah khawatir."

"Lagian kan di fakultas gue juga ada Yayan yang satu prodi sama gue, terus ada Uzan, Cakra sama Juju juga," tambah Harsa seraya menyalami tangan ketiga kakaknya yang sama-sama sudah bersiap akan pergi bekerja.

"Kita juga pamit ya Kak, Bang!" Cakra dan Juju menyalami tangan ketiga kakaknya. "Kalian tenang aja, Bang Harsa aman sama kita," lanjutnya seraya memasuki mobil yang sama dengan Harsa. Rencananya, Cakra dan Juju akan ikut di mobil yang dikendarai Jauzan.

"Gue juga pamit," ucap Jauzan menjadi yang terakhir menyalami tangan ketiga kakaknya.

"Hati-hati bawa mobilnya!" Jauzan balas dengan deheman.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam!"

"Udah, gak usah khawatir gitu. Si Harsa udah sembuh, lo lihat kan tadi mukanya? Udah gak pucet kayak kemarin kan?" Meldi menepuk bahu Rendi yang saat ini sedang memperhatikan mobil yang ditumpangi keempat adiknya melaju dengan kecepatan sedang.

"Bener apa kata Kak Meldi, lo gak usah khawatir Kak," timpal Juan yang sudah bersiap-siap dengan pakaian kerjanya. "Mendingan sekarang kita berangkat, takut keburu macet jalanan kota." Juan memasuki pintu mobil dibagian kursi kemudi, setelah sebelumnya menyalami tangan Meldi.

"Tetep aja gue gak tenang," gumam Rendi seraya memakai jaket yang sempat dirinya tenteng di tangannya. Dirasa sudah rapi, Rendi lantas langsung menyalami tangan kakak sulungnya.

"Kita berangkat duluan Kak," ucap Rendi mewakili Juan pada Meldi yang saat ini sedang memanaskan mesin mobilnya.

"Iya, hati-hati!"

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam!"

"Saatnya gue juga berangkat," gumam Meldi setelah mengambil tas kantornya yang sempat ia letakkan di lantai teras depan.

•••

"Makan roti bakar kayaknya enak deh," gumam Harsa saat netranya melihat gerobak bertuliskan 'Roti Bakar' yang sedang mangkal di dekat kampusnya. "Gue turun disini deh, mau beli itu dulu," tambahnya pada Jauzan yang masih fokus dengan kemudinya.

Karena tak ingin membuat saudara kembarnya kembali marah, Jauzan menuruti ucapan Harsa dengan memberhentikan mobilnya tak jauh dari gerobak tersebut. Lagipula jam masuk masih lama.

Harsa memang sudah tidak marah lagi dengan ketiganya, setelah sebelumnya Juju dan Cakra sempat memberikannya hadiah ulang tahun yang isinya sedang Harsa incar akhir-akhir ini, sebuah sepatu bermerk, keluaran terbaru yang hanya ada beberapa di setiap negara. Sedangkan Jauzan memberikannya buku novel yang sedang dirinya cari-cari.

"Gue ikut turun sama Bang Harsa deh," ucap Cakra yang diberi anggukan kepala oleh Jauzan.

"Gue juga," timpal Juju yang bahkan sudah turun terlebih dahulu.

"Gue nyimpen mobil dulu ke parkiran, nanti balik lagi kesini," ucap Jauzan setelahnya langsung melajukan kembali kendaraannya ke area parkiran kampus.

"Biar gue yang pesenin, lo mau gak Dek?" tanya Cakra pada kembarannya.

"Enggak deh, gue masih kenyang."

"Yaudah, berarti kita beli dua aja ya. Lo mau rasa apa Bang?" Cakra bertanya pada Harsa yang sedang memperhatikan area luar sekitar kampus.

"Gue mau rasa cokelat mix keju," jawab Harsa membuat Cakra langsung memesan roti bakar keinginan Harsa.

Tak berapa lama, Jauzan ikut bergabung dengan ketiga saudaranya.

"Lo mau juga Bang? Biar sekalian gue pesenin," tanya Cakra.

"Gak deh, lo aja."

Keempatnya terdiam menunggu, seraya menduduki kursi panjang yang terbuat dari kusen kayu yang memang tersedia disana.

•••

"Kalian beneran gak mau?" tanya Harsa menoleh pada Juju dan Jauzan yang berjalan dibelakangnya, sedangkan ia berjalan didepan dengan Cakra yang berada disampingnya, sama-sama sedang menikmati roti bakar yang dibeli.

Baik Juju maupun Jauzan hanya menggelengkan kepala mereka sebagai jawaban. "Yaudah," ucap Harsa  yang kembali fokus dengan roti bakar di tangannya.

"Eh Harsa, kamu sudah sembuh?" tanya salah satu dosen yang kebetulan berpapasan dengan keempatnya.

Harsa, Jauzan, Cakra dan Juju langsung menyalami punggung tangan dosen tersebut bergantian dengan sopan.

Harsa tersenyum sebelum menjawab, "Alhamdulillah, sudah Pak."

"Alhamdulillah." Dosen tersebut tersenyum kecil. "Kalau begitu, saya pamit ke ruangan dosen dulu ya. Mari Harsa, Jauzan, Cakra dan Juju."

"Iya Pak!" balas keempat pemuda Abimana dengan serempak.

Keempatnya kembali melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti.

"Entah kenapa, gue ngerasa. Setiap mahasiswa yang lewatin kita, matanya itu pasti aja lihatin gue. Ada yang salah ya sama penampilan gue?" tanya Harsa pada ketiga adiknya.

"Nggak ada, penampilan lo selalu seperti biasa," jawab Juju. "Mungkin karena mereka baru lihat lo kuliah lagi Bang," tambahnya yang membuat Harsa mengangguk, masuk akal juga apa yang diucapkan Juju.

"Jauzan sayang, tumben baru datang?" tanya seorang perempuan yang tiba-tiba saja datang dari arah depan seraya bergelayut manja di lengan Jauzan. Hal tersebut membuat Harsa langsung mengerutkan keningnya merasa heran, sedangkan Cakra dan Juju hanya memutarkan bola matanya malas.

Dapat Harsa lihat, Jauzan yang terlihat tidak nyaman didekati perempuan itu, anehnya kembarannya itu tidak melepaskan tangan perempuan tersebut yang masih bertengger di lengannya bagaikan lintah.

"Dia siapa?" tanya Harsa pada kedua adiknya sesaat setelah perempuan tersebut membawa Jauzan pergi menjauhi ketiganya. "Pacar si Uzan?"

"Jauzan punya pacar?"

••••

TBC

yang request double up atau request tentang apapun di chapter sebelumnya, maaf inimah belum bisa dikabulkan, untuk beberapa hari cuma bisa update 1 chapter per harinya. Jujurly, dua hari ini aku lagi gak enak badan, jadi gak kondusif pas mau lanjutin nulis juga. Lagi, aku takut semua ide yang udah ada jadi terkontaminasi, hehe.

Sekali lagi, sorry!

[16/08/2023]

Our Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang