Happy Reading!
••••
Tidak terasa, lima hari terlewati begitu cepat, dan hari ini merupakan hari kepulangan Cakra dan Jauzan dari Nusa Tenggara Timur.
Keduanya saat ini sedang membereskan barang-barang mereka untuk dibawa pulang, begitupula dengan teman-teman lainnya.
Ada rasa tak rela menghinggapi Jauzan dan yang lainnya. Karena bagaimanapun dirinya sudah mulai terbiasa tinggal di tempat ini. Karena apa? Desa Waerebo terlihat begitu indah, sejuk dan membuat tenang. Karena memang letaknya di desa terpencil yang di sekitarnya di kelilingi oleh hutan. Menurutnya, tinggal di Waerebo merupakan salah satu keberuntungan, dibandingkan dengan tinggal di kota yang sudah tercemar oleh polusi udara.
Sama halnya dengan Cakra, bedanya Cakra sudah merasa betah sebab disana dirinya di kelilingi oleh orang-orang yang baik, anak kecil yang selalu mengajaknya bermain dan beberapa ibu-ibu yang mengajari dirinya berbagai hal.
Namun, ada beberapa kendala yang membuat keduanya dan teman-teman lainnya merasa kesusahan. Sebab, akses jalan yang terjal dan curam membuat semuanya harus ekstra hati-hati dalam melangkah. Ditambah sulit untuk mencari makanan, seperti beras dan lauk pauk. Kebanyakan orang-orang disana lebih suka memakan ubi jalar rebus, singkong rebus atau pisang rebus. Dan merebusnya pun menggunakan alat seadanya.
"Udah di cek semua? Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Jauzan memastikan kepada Cakra dan teman-temannya.
"Gak ada, semuanya udah kita masukkin ke tas masing-masing."
•••
Sedangkan disisi lain, terlihat Harsa yang sedang berbincang dengan Yayan dan beberapa teman satu fakultasnya di area gedung. Sembari menduduki kursi kosong yang tersedia di sepanjang koridor.
"Kita balik duluan ya."
"Yoi! Kalian hati-hati!"
Tak berselang lama, semua teman Harsa, kecuali Yayan mulai meninggalkan area gedung fakultas Sastra Indonesia.
"Jauzan sama Cakra kapan balik?" tanya Yayan.
"Gak tahu." Harsa mengedikkan bahunya. "Gue chat juga centang satu, soalnya kan disana gak ada akses internet."
"Tapi, kayaknya hari ini deh, soalnya mereka disana cuma lima hari, dan ini udah lewat dari lima hari," tambahnya membuat Yayan mengangguk paham.
Yayan melirik arloji di tangan kanannya. "Gue duluan ya Sa, lo mau pulang bareng Juju kan?"
"Iya, sana lo balik. Dania udah nungguin!" Dania merupakan nama tetangga Yayan, yang saat ini sedang mencoba mendekati Yayan, didekati untuk dijadikan pacar.
"Sialan!" Setelah sempat meninju lengan Harsa main-main, disertai memberikan umpatan. Yayan langsung melenggang meninggalkan Harsa yang saat ini sedang tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa sih? Gak kembaran gue, gak sahabat gue, ada cewek cantik yang suka, malah dianggurin." Harsa menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah orang-orang terdekatnya. "Kalau gue sih, udah di embat dua-duanya," gumamnya.
"Enggak deh, ribet. Lagian, satu aja gak punya, ini udah mikir punya pacar dua." Harsa menggelengkan kepalanya heboh, membuat beberapa teman fakultasnya yang masih berada disana menyaksikan tingkah Harsa dengan pandangan bingung.
"Kenapa lo Sa?" tanya salah satu teman cowoknya yang melewati Harsa.
Harsa lantas menjawab, "Enggak papa kok, cuma lagi heran sama sesuatu aja."
Cowok tersebut mengangguk. "Oh, yaudah, kalau gitu, gue duluan!"
"Iya, hati-hati!"
Harsa mengecek jam di ponselnya. "Gue samperin ke fakultasnya aja deh si Juju," gumamnya seraya berjalan kearah gedung fakultas Ekonomi.
•••
Malamnya, setelah melaksanakan sholat Isya dan makan malam bersama, masing-masing dari kelimanya memilih terdiam, berkumpul di meja makan.
"Kok Bang Jauzan, sama Bang Cakra belum sampai juga ya," celetuk Juju.
"Emang, Jauzan sama Cakra beneran bakalan pulang malam ini ya?" tanya Juan. "Sedangkan, kita aja gak pernah di kasih kabar sama mereka."
"Firasat gue sih iya Bang," jawab Harsa santai.
"Sok-sokan pakai firasat," cibir Rendi membuat Harsa langsung menatap kakak keduanya tajam.
"Kenapa? Berani lo sama gue?" tanya Rendi membalas tatapan Harsa tak kalah tajam.
"Enggak, enggak papa kok Kak."
•••
Breaking news! Sebuah pesawat Lion Air dengan tujuan penerbangan dari Kupang, Nusa Tenggara Timur menuju Bandung, Jawa Barat. Dikabarkan terjatuh di salah satu perairan yang letaknya tidak jauh dari kota Kupang
Sebelum dikabarkan terjatuh, pesawat tersebut dikabarkan sempat hilang kontak tepat pukul 05 : 00 sore tadi.
Hingga saat ini, petugas mulai dari tim SAR dan tim BASARNAS sudah mulai dikerahkan untuk mencari korban dari tragedi pesawat yang terjatuh pada hari Rabu, 23 Agustus 2023.
Meldi, Juan dan Harsa yang saat ini sedang menonton televisi ditemani dengan secangkir kopi, beserta satu toples cemilan dibuat terdiam saat melihat tayangan berita terkini dihadapannnya.
"Itu bukan pesawat yang di tumpangi Jauzan, Cakra sama temen-temennya kan?" tanya Harsa pelan pada kedua saudaranya yang sama-sama terlihat syok dan terkejut.
"Bang, Kak! Jangan diem aja!" Harsa menghampiri keduanya.
"JAWAB GUE KAK, BANG! ITU BUKAN PESAWAT YANG MEREKA TUMPANGI KAN?"
"Gue gak tahu," jawab Meldi lirih, seluruh sendinya seperti tak berfungsi, tubuhnya tiba-tiba saja melemas. Membuat Meldi langsung jatuh terduduk. Sedangkan Juan terlihat menundukkan kepala, menghalau pikiran-pikiran negatif yang hinggap di otaknya.
Saat mendengar teriakan Harsa dan Meldi yang begitu keras. Baik Rendi maupun Juju yang sedang berada di kamar mereka langsung berlari menuju lantai bawah.
"Kenapa?" tanya Rendi seraya memperhatikan raut wajah ketiga saudaranya yang terlihat pucat.
"Kak, Bang!" panggil Juju. "Kak Rendi, nanya lho."
"Kalian kenapa?" tambahnya seraya membantu Meldi untuk terbangun dari posisinya
Harsa yang sudah terlihat lemas langsung memberikan ponsel yang menampilkan berita tentang kecelakaan pesawat Kupang-Bandung pada Juju, membuat Juju dan Rendi langsung membaca berita tersebut.
Bagai tersambar petir, keduanya langsung terjatuh. Ini bukan pesawat yang di tumpangi Jauzan, Cakra dan teman-temannya kan?
••••
END
Kaget gak? Ini merupakan chapter terakhir dari book Our Home ini.
Sorry! Kalau tidak sesuai dengan ekspektasi!
[23/08/2023]
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
FanfictionADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...