Happy Reading!
••••
Sepulang dari panti asuhan 'Cakrawala' semuanya kembali ke kediaman Abimana's family. Saat ini masing-masing dari mereka sedang berada di kamar, membersihkan diri atau sekedar berganti pakaian atau bisa juga beristirahat.
Meldi turun terlebih dahulu ke lantai bawah, ia melangkahkan kakinya ke arah dapur. Berniat membereskan bahan-bahan makanan yang tadi sempat Rendi dan Cakra beli di pasar swalayan.
Saat Meldi sedang konsentrasi memasukkan sayuran-sayuran dan buah-buahan segar kedalam lemari pendingin, seorang datang dari belakangnya, berdiri di sebelahnya, dan membantu Meldi memasukkan sayuran atau buah-buahan. Meldi menoleh, ternyata Jauzan.
"Yang lainnya belum turun Kak?" tanya Jauzan seraya dengan cekatan tangannya memasukkan buah apel dan anggur kedalam lemari pendingin, lalu menyusunnya agar terlihat rapi.
"Belum, mungkin mereka masih capek," jawab Meldi berpindah pada lemari kecil di dekat pendingin. Membuka lemari tersebut dan menyimpan mie instan secara tertata disana.
Jauzan memasukkan buah terakhirnya pada kulkas dan berpindah ke dekat kitchen set, mengambil teko air putih diatas meja, menuangkannya ke gelas. "Kalau gitu, gue ke kamar dulu ya Kak, mau ngambil handphone!" Sambil membawa segelas air, Jauzan berpamitan pada Meldi yang sekarang sudah mendudukan pantatnya di kursi meja makan dan sedang memainkan ponsel.
Tak berapa lama, Meldi berdiri, mendorong kursi ke tempat semula, dan melangkahkan kakinya kearah ruang keluarga.
Sesampainya disana, ternyata sudah ada Cakra dan Harsa yang terlihat sedang memperebutkan remote televisi. Meldi menduduki sofa single. Matanya memperhatikan pertengkaran tak berfaedah di depannya.
"Ih Bang, pinjem remotnya! Gue mau lihat tayangan kesukaan gue," ucap Cakra mencoba mengambil remote dari tangan sang abang.
Harsa tak mau kalah, dirinya menahan sekuat tenaga remote yang dipegangnya agar tidak berpindah tangan. "Kan gue duluan yang ngambil, berarti gue yang nentuin harus nonton apa."
"Gak bisa gitu dong Bang."
"Bisa."
"Enggak."
"Bisa Cakra."
"Enggak Bang Harsa."
"Bisa."
"Eng---"
"Kalau kalian masih ributin sesuatu yang gak penting, Kakak buang TV nya ya?" ucap Meldi yang jengah dengan kelakuan kedua adiknya, remote doang di perebutkan, kekanakan sekali! Ia juga mengambil paksa remote yang jadi bahan rebutan.
"JANGAN!" pekik Cakra dan Harsa serempak. Dikira beli televisi tidak pakai uang apa, pikir keduanya.
"Lagian masalah remote TV aja pake rebutan, kalau mau nonton tayangan kesukaan kalian, kenapa gak nonton di kamar masing-masing aja? Di kamar kalian kan ada TV."
"Kalau nonton di kamar sepi Kak," balas Harsa yang diangguki oleh Cakra.
Meldi memijat pelipisnya pelan. "Sekarang duduk! Dan nonton yang Kakak pilih!"
Tanpa membantah, Cakra dan Harsa mendudukan pantat mereka di sofa. Dan selanjutnya, mereka harus merelakan tayangan kesukaan mereka terlewat begitu saja, sebab kakaknya malah memilih menonton berita terbaru yang sedang terjadi.
Juju yang baru sampai di tangga terakhir menuju ruang keluarga mengerutkan dahinya heran sebab merasakan keheningan yang tercipta disana, ketiga kakaknya tidak ada yang bersuara, hanya ada suara news anchor yang sedang membacakan berita terkini. Dirinya ikut bergabung dengan ketiganya, memilih duduk di tengah diantara Cakra dan Harsa yang duduk berjauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
FanficADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...