Happy Reading!
••••
"Dasar dosen galak, gue telat masuk dua menit aja dimarahinya habis-habisan. "
"Sampai di hukum segala lagi, kayak masih SMA jadinya. Mana dihukumnya hormat ke tiang bendera lagi."
"Kalau kayak gini gue jadi inget pas ospek anjir."
"Anjir mana panas banget lagi ini cuaca, semoga hujan turun ya Allah."
Kira-kira begitulah gerutuan yang terlontar dari mulut Harsa, pemuda berkulit eksotis itu tak henti-hentinya mendumel. Siang ini, ditengah matahari yang sedang terik-teriknya, Harsa mendapatkan sebuah hukuman untuk hormat pada tiang bendera dari salah satu dosennya yang terkenal dengan sifatnya yang galak.
Hukuman itu ia dapatkan sebab telat memasuki kelas sang dosen. Sebenarnya tadi dirinya sudah membuat pembelaan, jika dirinya masuk telat sebab perutnya merasa mulas, mungkin efek tadi pagi sebelum masuk kelas pertama dirinya dengan beraninya memakan seblak dengan level terpedas, dan berakhirlah dengan perutnya yang terasa sakit.
Namun, dosennya itu terlihat tidak perduli dan dengan mutlak menyuruh Harsa untuk hormat pada tiang bendera selama kelasnya berlangsung.
"Untung ada kelas susulan, jadi gue gak bakal ngulang tahun depan."
"Tapi tetep aja gue kesel. Panas banget, mana perut gue sakit lagi."
"Dasar dosen botak tak berperi kemahasiswaan."
Ini sudah hampir dua jam dirinya berdiri menghadap tiang bendera seperti ini, dan sebentar lagi kelasnya akan usai, yang artinya hukumannya pun akan selesai.
Harsa melirik jam pada arloji yang dikenakannya. "Lima menit lagi, semangat anak ganteng," monolongnya menyemangati diri sendiri.
Lima menit berlalu dengan cepat, Harsa yang tak kuat menahan berat tubuhnya langsung jatuh terduduk.
"Capek banget anjir, mana haus banget lagi." Harsa meluruskan kedua kakinya.
Di lorong kampus, Yayan yang baru keluar dari kelasnya langsung berjalan menghampiri Harsa yang saat ini sedang terduduk di tanah
"Kenapa tuh si Malika? Capek kali ya habis dapet hukuman?" tanyanya yang dijawab oleh dirinya sendiri.
Belum selesai Yayan berjalan, dirinya dibuat terkejut saat melihat tiba-tiba saja tubuh Harsa terbaring dan langsung kejang-kejang seperti ikan yang menggelepar karena kekurangan air. Dengan wajah paniknya, Yayan merubah jalannya menjadi berlari mendekati sang sahabat.
"Anjir Sa, lo kenapa?" Yayan mencoba memegangi tubuh Harsa yang masih kejang-kejang.
Beberapa mahasiswa disana yang satu fakultas dengan Yayan dan Harsa langsung menghampiri keduanya. Jika dihitung ada 10 mahasiswa disana, mungkin yang lainnya masih di dalam kelas.
"Kenapa Yan si Harsa?" tanya salah satu teman keduanya.
"Gue juga gak tahu, tiba-tiba kejang-kejang gini. Kalian bisa bantuin gue ngangkat dia ke tempat yang lebih sejuk gak? Disini panas?" Dua dari mereka membantu Yayan mengangkat tubuh Harsa yang masih kejang.
"To, lo bisa panggilin si Jauzan kesini gak?" Orang yang dimintai tolong itu mengangguk, dia berlari ke gedung fakultas ekonomi, menuju kelas Jauzan.
"Aduh lo kenapa sih Sa? Kayak orang kesurupan aja?" tanya Yayan panik saat Harsa tak kunjung sadar, badannya masih kejang.
"Kita bawa ke gedung kesehatan aja Yan," usul salah satu temannya yang lain.
"Yaudah, bantuin gue angkat dia lagi." Mereka pun mengangkat tubuh Harsa ke unit kesehatan kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
FanfictionADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...