Happy Reading!
••••
Setelah berhasil menemukan Leo dengan seseorang yang Leo anggap sang papa. Semuanya sedang berada di warung seblak mbak Milah yang memang dekat dengan pertigaan komplek.
Sejak mereka duduk, tidak ada yang membuka suara. Semua mata kelima keluarga Abimana tertuju pada Leo yang sedang bercanda dengan lelaki dewasa yang tadi mereka temukan bersama Leo.
Tiba-tiba Juju menatap pada foto polaroid usang milik Leo yang kini berada di tangannya lalu bergantian menatap lelaki dewasa di hadapannya, setelahnya beralih menatap Harsa.
"Mereka bener-bener mirip," bisiknya pada Cakra yang terduduk di sebelahnya.
"Iya, bagai pinang dibelah dua," balas Cakra ikutan berbisik.
"Menurut lo Bang, itu beneran Papa si Leo?" tanya Juju kembali pada Cakra.
Cakra mengedikkan bahunya. "Mana gue tahu."
"Atau jangan-jangan dia hantu lagi Bang? Mayat yang bangun dari alam kubur karena gak terima dibuat meninggal sama keluarganya sendiri?" Juju bergedik ngeri dengan pemikirannya sendiri.
Plak
Cakra menggeplak bahu Juju kencang, menimbulkan pekikan keras dari sang kembaran. Dan berakhirlah keduanya menjadi pusat perhatian
"Kalian berdua kenapa sih? Dari tadi gak bisa diem, kayak cacing kepanasan." Harsa menatap kedua adiknya penasaran.
"Gak papa kok Bang, itu si Juju nanya yang aneh-aneh. Makanya gue geplak," balas Cakra yang pada akhirnya membuat Juju mengangguk membenarkan, karena itu memang penuturan yang tidak sepenuhnya salah.
Dari arah dapur, datang mbak Milah sembari membawa sebuah buku kecil dan pulpen. "Kalian mau pesen seblak apa nih? Biar Mbak langsung buatkan."
Harsa langsung menoleh pada mbak Milah, dirinya tersenyum lebar. "Seperi biasa Mbak, pesenan Harsa seblak campur, banyakin basonya, terus pedasnya level paling tinggi."
"Siap kasep!" balas mbak Milah. "Yang lainnya gimana? Seperti biasa juga."
"Iya Mbak," jawab Cakra sedangkan sisanya mengangguk.
Mbak Milah beralih pada kedua orang yang tak dikenalnya. "Ini teh kembaran Harsa ya? Kok Mbak baru lihat," tanyanya saat melihat wajah pria dewasa yang memang mirip Harsa, bedanya ini versi lebih dewasa.
Harsa buru-buru menggeleng. "Bukan atuh Mbak, Mbak kan tahu yang kembaran Harsa itu si Uzan."
Cakra dan Juju mengangguk, membuat mbak Milah mengerti.
"Terus itu siapa? Kok mirip banget sama Harsa?" tanya mbak Milah bingung.
"Gak tahu Mbak, Harsa juga bingung," jawab Harsa cengengesan tak jelas.
"Yasudah atuh, Mbak masuk dulu ya. Nanti biar Santi yang nganterin pesanan kalian."
"Oke, Mbak."
"Jadi, sebenarnya Anda itu siapa?" tanya Juan pada akhirnya membuka suara membuat lelaki dewasa itu menghentikan kegiatannya yang sedang menjahili Leo dengan cara menggelitiknya di bagian perut. "Kenapa mengaku-ngaku sebagai Papa Leo? Karena, sepengatahuan saya dari pengacara keluarga Adipati, Papa Leo telah meninggal," lanjut Juan memelankan nada suaranya di akhir penuturannya.
Lelaki dihadapannya terlihat tersenyum kecil saat mendengar pertanyaan dari Leo. Saat akan membuka suara, suara seseorang yang baru datang terlebih dahulu berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [END] ✓
FanfictionADA BAIKNYA, FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! Our Home Hanya berkisah tentang kehidupan sehari-hari 7 pemuda bersaudara di lingkungan sekitar dengan para tetangga, sahabat dan orang-orang terdekatnya. Penasaran? Langsung saja baca. Warning!! • NCT Drea...