74. Pencarian Jisung

299 40 6
                                    

Berita hilangnya Jisung sudah diketahui oleh keluarga 'Kim.' Termasuk Jeno, namun sayangnya pria kepala tiga itu menganggap hal biasa akan hilangnya Jisung tanpa jejak.

Irene dan Winter yang justru begitu panik, termasuk Chanyeol juga Wendy yang ikut membantu. Mereka telah membayar banyaknya orang untuk ikut serta mencari keberadaan Jisung, polisi pun sudah Irene hubungi.

Hilangnya Jisung sangatlah tak terduga bagi mereka. Bahkan anak itu masih sakit, namun justru sekarang keadaannya, keberadaan tidak diketahui. Keselamatan Jisung, tak ada yang bisa menjamin. Tetapi harapan mereka, Jisung segera ditemukan dalam keadaan baik-baik saja, tanpa adanya lika sedikitpun.

"Eomma,  tenang ya.. Kita pasti bisa nemuin Jisung,"Winter berucap sembari mengelus pelan bahu Irene yang sedari bergetar karena menangis. Bagaimana pun juga, Irene lah yang membesarkan Jisung dari ia pertama kali melihat dunia hingga kini sudah remaja.

"Wi-winter- t-tolong temukan j-jie.. Eomma, ingin p-peluk dia,"lirihnya dengan isakan-isakan pilu. Winter pun sama sedihnya dengan Irene. Tetapi ia tahu, yang paling merasa kehilangan adalah ibu mertuanya ini. Apalagi ia mendengar bahwa ibu kandung Jisung meninggalkannya sedari bayi.

"Pasti eomma. Pasti kita bisa menemukan Jisung. Sebaiknya kita berdoa semoga saja Jisung bisa segera ditemukan,"ucap Winter pelan.

Tiba-tiba, Winter teringat dengan Jeno. Ada yang aneh ketika tadi mereka pulang dan memberitahukan tentang hilangnya Jisung. Jeno justru tak bereaksi apapun. Winter merasa heran, bukankah Jeno itu ayah kandungnya Jisung? Tetapi mengapa pria itu justru tak sedih ataupun panik sedikitpun. Ia hanya santai sembari melanjutkan pekerjaannya seolah tak peduli.

Ia bertanya-tanya, apakah hubungan keduanya memang tidak baik? Apakah Jeno juga Jisung tidak saling menyayangi? Atau justru sedang ada masalah?

Rasnya, ia begitu ingin menanyakan hal itu langsung pada Jeno. Tetapi situasinya sedang tidak pas. Ia akan mencari waktu yang tepat untuk berbicara empat mata dengan pria yang sudah berstatus suaminya itu.

'Saat aku terlambat pulang, Appa justru begitu terlihat panik. Dan segera menghubungiku untuk menanyakan keadaannya? Tetapi mengapa appa dengan kak Jeno berbeda. Jika Appa khawatir ketika anaknya tidak segera pulang. Justru Jeno yang anaknya jelas-jelas diculik malah terlihat biasa saja. Lebih ke tidak peduli?!'batin Winter melamun dalam mobil.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Namun untuk saat ini, sebaiknya ia menyimpannya terlebih dulu. Saat Jisung sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja, barulah ia bertanya tentang hubungan antara ayah dan anak itu yang sepertinya tidak akur.

Di tengah perjalanan mencari keberadaan jisung, ponsel Winter bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk.

Melihat nama sang ibu yang tertera, segera ia menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan dari sang ibu.

"Halo, ada apa eomma? Apa Jisung udah ditemukan?"tanya Winter setelah panggilan terhubung.

"Maaf sayang. Kami belum menemukan keberatan Jisung. Sepertinya yang menculik bukanlah orang biasa,"tutur Wendy di seberang sana.

"Maksud eomma, bukan orang biasa?"Winter sama sekali tak mengerti maksud ucapan dari ibunya itu.

"Eomma ngerasa dia bukanlah penculik biasa pada umumnya. Dia cerdas karena tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Dan inilah yang membuat kita kesulitan untuk mencari keberadaan Jisung, tidak ada sedikitpun petunjuk yang di tinggalkan si penculik itu."

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Kenapa harus Jisung yang diculik eomma? Anak itu tidak mungkin memiliki musuh? Dan siapa penculik itu?"Winter berucap dengan berusaha menahan isak tangisnya.

Ia sangat mengkhawatirkan keadaan jisung, bisa saja penculik itu membunuh Jisung jika tak segera ditemukan. Banyak pikiran negatif yang kini sudah memenuhi isi kepala Winter. Padahal, belum lama ini ia menjadi ibu sambung dari anak baik juga imut itu. Dan kini Jisung malah menghilang.

"Tenanglah Winter. Untuk sekarang kita harus tetap mencari, sesulit apapun kita tidak boleh menyerah mencari Jisung. Eomma harap kamu juga mertuamu bisa lebih tenang. Yakin, kita pasti bisa menemukannya,"ucap Wendy yang juga ikut sedih masalah yang menimpa sahabatnya.

"Iya eomma. Terimakasih."

****

Dilain tempat, tepatnya disebuah jalanan seorang wanita dengan rambut panjangnya. Kini tengah mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.  Ia tahu, siapa penculik putranya. Dan kali ini, ia akan mendatangi orang yang pernah menghancurkan hidupnya.

Ia tidak akan peduli,  resiko yang ia ambil ini akan sangat berbahaya. Rencana yang ia susun tidak akan berjalan sesuai keinginannya. Tapi apa boleh buat, sekarang ini keadaan begitu genting. Ia tidak akan pernah menduga putranya akan diculik oleh orang yang sama.

"Kau boleh menyakitiku, tapi tidak dengan putraku,"ujar Karina dengan marah.

Ditengah perjalanan itu, Karina menghentikan mobilnya sejenak. Ia tidak yakin, ketika dirinya datang bisa bertemu dengan pria itu. Dan dia juga tidak akan mungkin memberikan informasi keberadaan putranya. Dia orang yang sangat licik, Karina tidak akan mampu menghadapinya seorang diri.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap bertemu mereka. Jika datang, bukan informasi yang akan aku dapatkan. Tetapi cacian kebencian atas kesalahpahaman."

"Dasar pria terkutuk! Kau sudah membuatku hina di depan mereka. K-kau orang yang begitu jahat, akau gak akan pernah memaafkan mu. Dan ku pastikan jika Jisung ketemu, akan aku bawa dia jauh dari kalian semua!"teriak Karina dengan berlinang air mata. Mengingat begitu banyak penderitaan yang selama ini ia lalui. Meskipun berkali-kali terjatuh, ia tidak pernah menyerah.

"Kali ini kedatanganku, aku akan membawa Jisung pergi dari kalian. Dia putraku dan aku berhak membawanya pergi. sudah cukup, kau menyiksa putraku,"tekadnya untuk merebut kembali putra semata wayangnya.

"Aku benar-benar kecewa setelah mengetahui perlakuan buruk kalian terhadap putraku. Terutama kau- Jeno! Aku menyesal karena tidak membawa putraku pergi waktu itu! Dan bagaimana pun caranya aku akan menemukan Jisung dan membawanya!"

Setelah mengatakan hal itu, kini ia dengan cepat melakukan mobilnya untuk menuju kediaman keluarga 'kim.' ia yakin, jika pria itu berada di sana. Karina tidak peduli, kedatangannya akan ditolak oleh mereka. Yang pasti, ia hanya datang untuk mencari informasi keberadaan putranya.

Membalaskan dendam tidaklah mudah. Orang licik seperti pria itu sangat sulit ditaklukkan. Ia mempunya berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi Karina tidak akan menyerah. Kalaupun ia tidak bisa membalaskan penderitaan akibat pria itu, juga perlakuan buruk dia terhadap putranya. Setidaknya, ia harus menjauhkan Jisung dari neraka, yang penuh penyiksaan!

"Akan ku bawa Jisung pergi dari kalian! Dan kau Jeno akan mendapatkan penyesalan, karena telah menyia-nyiakan waktu bersama putraku!"

****

Guys minta pendapatnya dong, cerita ini end di bawah 100 chapter atau di atas 100 chapter? Please koment.

8 mei 2023

Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang