Sebuah janji yang di ucapkan oleh bocah 12 tahun itu pupus. Seketika ia melakukan suatu kesalahan fatal yang membuat semuanya menjadi hancur. Kini ia hanya menunggu takdir.
****
Di Bandar Udara Internasional Incheon Seorang pria dewasa dan seorang remaja sedang berjalan mendekat pada wanita paruh baya dengan senyuman cerah dari wajahnya, yang meskipun sudah menua tetapi tetap cantik.
Dengan cepat, wanita paruh baya itu melebarkan tangannya dengan berniat menyambut kehadiran dua orang yang begitu ia rindukan.
Si pria dewasa lebih dulu menyambut pelukan hangat itu. "Aku datang ibu," sebuah kalimat pertama yang di ucapkan nya setelah sampai di tanah kelahirannya.
"Ibu selalu menunggumu, nak."
Wanita paruh baya itu mengangguk sembari mengelus pelan punggung tegap anaknya. Selama beberapa tahun tak bertemu, membuatnya begitu rindu akan kehadiran sang putra.
Setelah melepas pelukan antara ibu dan anak itu. Kini si wanita paruh baya tersebut memandang pada remaja di sampingnya.
Tubuhnya begitu tinggi, namun ia belum bisa melihat wajahnya karena tertutup dengan masker dan kacamata hitam.
Namun siapa sangka, ternyata di balik kacamata hitam itu, ada air mata yang jatuh begitu saja. Tanpa isakan, ia langsung berhambur memeluk si wanita paruh baya itu dengan penuh kerinduan.
"Aku merindukan mu, bu," suaranya agak sesak karena sebuah tangisan.
Wanita itu yang sudah mengenal suara si remaja. Langsung mendekap erat tubuhnya. Ia mendengar isakan pilu, membuat hatinya ikut teriris.
"Kau- J-jisung?" wanita paruh baya itu bertanya seakan tak percaya dengan apa yang kini ia lihat.
Anggukan pelan dari si remaja, membuat paruh baya itu semakin menangis. Suara mereka terdengar begitu keras.
"Kau Jisung ku? Anak imut ku?"
Mendengar penuturan sang ibu, membuat Jisung semakin tersenyum lebar. "Iya ibu, aku Jisung."
Keduanya sama-sama menangis terharu, melepas pelukan itu, ia menangkup wajah remaja yang di ketahui bernama Jisung itu.
"K-kau begitu tampan, dan juga sangat tinggi," seakan tak percaya dengan perubahan yang terjadi.
"Padahal dulu kau begitu kecil, imut. Tapi sekarang kau begitu tinggi, bahkan melebihi Jeno."
Jisung terkekeh pelan dengan kalimat terakhir yang di ucapkan nya.
"Ya sudah, ayo kita pulang," Wanita paruh baya itu menghapus jejak air matanya. Lalu dengan perasaan bahagia ia menggenggam kedua tangan lelaki berbeda usia itu.
Mereka bertiga berjalan untuk mobil. Setelah sampai, mereka langsung di sambut oleh seorang supir pribadi Irene yang selalu mengantarkannya kemana pun wanita itu pergi.
"Silahkan masuk nyonya Irena, tuan Jeno, tuan Jisung," supir itu dengan cepat menyambut kedatangan mereka, sembari membuka pintu mobil tersebut.
Ketiganya masuk sembari menggumam kan kata terimakasih. Sedari kecil, Irene telah mengajarkan untuk menghormati siapa pun entah bagaimana profesi orang tersebut.
Di dalam perjalanan itu, di penuhi dengan celotehan Irene yang mengajak bicara keduanya. Tak ada kata lelah untuk berbicara, mengingat dulunya mereka tak bisa berbicara secara langsung. Hanya melalui media telepon yang membuat kerinduannya semakin besar untuk bertemu.
"Ayah tidak datang, bu?" Jisung tiba-tiba bertanya. Ia sedikit kecewa karena yang menyambut kedatangan mereka hanyalah Irene saja, tanpa kehadiran Suho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
Diversos"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...