"T-tapi kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang akan nolak?"
Winter tanpa sadar mengucapkan kalimat itu. Ia bahkan merasa ini mimpi, tapi ia juga kembali ingat, mungkin saja ia salah orang. Mana mungkin Jeno yang akan jadi calonnya. Untuk memastikan ia salah atau tidak, Winter bertanya pada Wendy dengan berbisik.
"Eomma, a-apakah dia orangnya?"
"Iya. Bukankah dia sangat tampan. Kamu bahkan mengakuinya tadi," ujar Wendy dengan terkekeh melihat tingkah laku putrinya.
"Benarkah eomma? Jangan bohong dong? Eh apa Winter mimpi ya? Kalau mimpi jangan bangunin Winter ya eomma. Soalnya mimpinya indah banget."
"Apa kamu memang menyukai Jeno sebelumnya?" tanya Wendy yang melihat gerak gerik Winter. Yang sangat senang itu.
"Tentu saja," balasnya dengan santai.
Semua yang ada di sana terkejut dengan ucapan Winter. Orangtuanya bahkan tak menyangka jika putrinya yang sudah memiliki pacar ternyata menyukai pria lain. Dan itu Jeno, calon jodohnya dimasa lalu.
Apa yang ditakdirkan memang akan tetap bertemu. Wendy dan Irene sama-sama bersorak senang. Ternyata menjodohkan mereka adalah hal.yang tepat. Apalagi melihat respon Winter yang juga bahagia.
Satu-satunya orang yang tidak bahagia, tentulah hanya Jeno. Sampai detik ini, ia masih tak bisa menerima semuanya. Bisa dikatakan Jeno memang trauma akan pernikahan dan jatuh cinta. Tapi apa boleh buat, untuk sekarang ia hanya bisa pasrah.
"Oh astaga. Aku masih tak percaya jika putriku ini menyukai Jeno. Bahkan dia tidak tahu Jeno itu siapa."
Mendengarnya, Jeno menatap Wendy dalam diam. Ini kali pertama dia, bertemu wanita paruh baya itu lagi. Andai ia tidaklah gengsi, ia sudah memeluknya dan meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat sendiri. Kalau boleh jujur, ia sangat malu bertemu dengan Chanyeol juga Wendy yang sudah ia buat kecewa dan menghilangkan kepercayaan mereka. Tapi mengapa mereka masih tetap menerimanya untuk bersama putrinya? Jeno tak sama sekali tidak mengerti.
"Jeno," panggil Wendy pelan. Karena sekilas ia melihat anak itu melirik dengan pandangan takut padanya.
"Boleh, eomma memelukmu nak?" tanyanya penuh harap. Jeno terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ia mengangguk singkat.
Winter menatap ibunya, dengan sedikit gerutuan karena melihat ibunya yang mememluk Jeno,"eomma kok malah meluk kak Jeno sih, kan aku iri.. Eomma aku juga mau."
Setelah pelukan terlepas. Wendy menatap putrinya yang tampak kesal. "Iri ya Win?" Wendy berniat menggoda.
"Eomma ih," Winter semakin cemberut dibuatnya. Ditambah malu karena di tatap oleh mereka, termasuk Jeno.
"Irene, Jeno. Mohon dimaklumi saja ya. Kelakuan Winter memang agak lain-"
"Appa!"
Winter memotong ucapan Chanyeol karena kesal dengan ucapan ayahnya itu. Ia kan tidak mau jika ayahnya mengatakan hal buruk tentangnya. Yang ada nanti Jeno tak jadi menikah dengannya. Semoga gak terjadi deh.
"Jeno, kamu tumbuh menjadi pria yang sangat hebat. Tolong jaga putri saya, jangan buat dia nangis karena Winter itu cengeng. Juga sayangi dia nak seperti dulu. Appa percayakan dia padamu. Kamu pasti bisa bahagiakan dia. Sebenarnya banyak tingkah buruk dari Winter, tapi appa takut untuk memberitahukannya, nanti dia ngamuk. Tapi appa percaya kamu memang jodoh anak saya. Bahagiakan dia."
Chanyeol tiba-tiba berkata seperti itu. Membuat suasana berubah sedih. Winter sendiri merasa seperti akan di buang saja.
"A-aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
Aléatoire"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...