Hanya update pada hari sabtu/minggu.
Happy reading,
Sorry for Typo.Karina keluar dari ruang rawat Jisung, ia langsung bergegas pergi dari rumah sakit. Baginya, ini bukanlah waktu yang tepat untuk menemui Jisung. Ia masih terlalu takut untuk bertemu dengan putranya.
Mungkin, jika nanti Jisung sudah sembuh. Ia bisa mengumpulkan keberanian untuk menemuinya. Dan semoga saja, ketakutannya selama ini tak terjadi. Mengingat, Jisung hidup di tengah-tengah iblis, kecuali Irene yang masih mau menerima Jisung dengan senang hati.
"Nyonya, kita langsung ke Mansion?" tanya supir itu, setelah kini mereka berada di dalam mobil untuk perjalanan pulang.
"Hmm."
Karina hanya menjawab sekenanya. Ia tengah memikirkan Jisung, banyak beban yang di tanggung anak itu. Tadi, ia tak sengaja melihat sebuah bekas luka sobekan pada Jisung, hal itu menambah pikiran Karina. Apakah Jisung benar-benar disiksa selama ini? Bukan hanya batin, tapi fisik pun?
"Nyonya Karina, baik-baik saja?" tanyanya.
Ia merasa heran, Karina dari keluar dari rumah sakit sampai kini, hanya diam tak berniat berbicara.
"Aku baik-baik saja. Cuma, aku kepikiran dengan Jisung, mengapa ada bekas luka di tubuhnya? Apa kau tau, bagaimana perlakuan mereka selama ini?"
Mungkin, jika ia berbicara pada supir sekaligus mata-matanya itu, bisa memberikannya jawabannya atas kekhawatirannya.
"Sebenarnya, luka bekas sobekan yang nyonya lihat, adalah luka yang ia dapat ketika Jisung berumur lima tahun. Dari info yang saya dapat. Waktu itu, Jisung tengah bermain-main di dalam Mansion, tapi, karena bola-bola kecil yang dimainkannya sangat berserakan. Hingga, tuan Dogwan yang baru pulang bekerja, terpeleset dan jatuh.
Tuan Dongwan sangat marah besar. Kebetulan saat kejadian, nyonya Irene gak ada. Jadi, Dongwan langsung menyiksa Jisung yang bahkan baru berumur lima tahun nyonya. Dan apa yang bisa dilakukan oleh anak sekecil itu, hanya bisa menangis, berteriak, meminta pertolongan," jelas si supir yang sangat berat untuk mengatakan ini. Tak bisa membayangkan jika ia berada di posisi Jisung.
Tes!
Satu tetes air mata jatuh begitu saja. Karina tak bisa untuk tak sedih dan terkejut. Mengapa Dongwan menyiksa Jisung yang bahkan masih terlalu kecil, ia belum mengerti apapun.
"Pilihanku salah, meninggalkan putraku pada mereka. Aku menyesal."
Isakan tangis dan penyesalan dari Karina, membuat sang supir hanya bisa terdiam. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk menenangkan Bosnya.
Hingga beberapa detik, Karina sudah tak menangis lagi. Ia menghela nafas berat lalu berucap,"putar balik. Aku akan mengambil Jisung dari mereka."
Refleks, si supir membelalakkan matanya. Apakah pendengarannya salah? Jika hal itu terjadi, bukanlah hal yang tepat. Ini belum saatnya.
"Tapi nyonya-"
"Kenapa?! Aku hanya ingin mengambil putraku dari mereka! Apakah itu salah!" tanpa sadar Karina membentak. Entahlah, ia jadi emosi setelah mendengar penjelasan supirnya tadi.
"M-maafkan saya. T-tapi, nyonya Irene sedang ada di rumah sakit. Ia pasti tak akan membiarkan nyonya mengambil Jisung," jawabnya dengan takut.
Melihat ketakutan itu, Karina jadi merasa bersalah."Maaf. Aku tak bermaksud membentak mu. Aku emosi dan ingin merebut Jisung, meskipun secara paksa."
"Nyonya gak boleh melakukan itu," larangnya. Karina mengernyit bingung. Apa alasan dirinya dilarang mengambil Jisung.
"Kenapa? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?" tanyanya dengan serius. Dan anggukan kecil dilakukan oleh supir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
Aléatoire"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...