61. Hari Pernikahan

397 51 24
                                    

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang pria dan wanita dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.

Winter POV.

Aku berdiri di depan cermin, menatap pantulan diriku yang memakai gaun pernikahan yang di desain begitu indah.

Aku menghembuskan nafas. Meski pernikahan ini begitu tiba-tiba, dan sampai sekarang aku masih gak percaya bahwa aku akan menikah dengan seorang pria yang hanya beberapa kali kami bertemu. Bahkan aku belum terlalu mengenalnya, namun cinta dan rasa suka langsung tertuju pada dia saat pandangan pertama.

Kegugupan sedari tadi aku kurasakan. Jantungku berdetak kencang, tak sabar untuk mengucapkan janji suci bersama pria yang sepertinya memang telah di takdir kan untukku. Hanya saja, aku merasa sedih pada Jaemin. Tak ku sangka, kekasih sekaligus teman semasa kecilku itu, bukanlah jodohku. Setidaknya, aku sempat berharap, Jaemin akan datang dihari spesial ini. Namun, untuk mengetahui saja, dia tidak.

Hari ini adalah hari akad nikahku. Beberapa jam lagi aku resmi menjadi istri SAH, dari seorang lelaki yang baru ku kenal karena ketidaksengajaan. Meskipun, dia belum mencintaiku, tapi aku tahu, suatu hari nanti akan ada aku di hatinya. Kak Jeno, aku sangat bahagia dengan pernikahan ini, tolong jangan pernah mengecewakan aku suatu hari nanti.

Kau memang pria yang susah ditebak, dingin, dan sangat cuek. Kau memiliki wajah yang tampan, sama seperti ketika kecil aku bermimpi di jemput oleh seorang pangeran tampan. Dan aku tidak tahu, mengapa aku malah bis jatuh pada pesona mu. Seolah, kita memang seharusnya bersama. Bukan aku yang berharap terlalu tinggi, tapi keyakinan di hatiku mengatakan jika kaulah yang pantas jadi suamiku.

Meski, faktanya kau adalah seorang duda. Aku akan menerima semuanya. Saat menikah kau tidak romantis, dan tetap bersikap dingin padaku, aku tak masalah. Aku yakin kak Jeno suatu hari nanti akan membalas cintaku. Entah kapan itu.

Aku bercermin cukup lama. Melihat penampilanku yang ku pikir sudah delapan puluh persen lebih baik. Ku pandangi wajahku yang sudah di rias, sembari terkekeh kecil membayangkan aku menikah muda di usia delapan belas tahun.

Gaun yang di desain hanya untukku ini, sangatlah mewah. Hingga aku harus ekstra hati-hati agar tak merusaknya, ini dipesankan oleh bibi Irene. Aku gak sabar memanggilnya dengan kata eomma. Dia begitu baik dan sangat perhatian.

Ku pandangi jam dinding dikamar ini, dan beberapa menit lagi aku akan segera bertemu dengannya. Rasanya jantungku semakin berdetak tak karuan.

Seseorang mengetuk pintu dari luar, dan menampilkan dua asisten wanita yang bertugas untuk membantu merias tadi. Mereka dengan ramah menghampiriku.

"Permisi nona, acaranya akan segera dimulai," ujar wanita itu.

Aku menganggukkan kepalaku, merespon. Lalu menghembuskan nafas mengurangi kegugupan. Sebentar lagi statusku akan berubah.

Author POV.

Dilain tempat, Irene memasuki kamar dimana putranya yang juga sudah siap. Dengan balutan setelan jas membuatnya tampak begitu gagah. Tak akan ada yang menyadari jika ia telah berumur tiga puluh.

Jisung masuk ke kamar dengan hati-hati. Meski, ia sempat ragu, takut jika Jeno akan kembali marah padanya. Namun, ia ingin melihat bagaimana ayahnya dengan pakaian pengantin itu. Karena sangat jarang seorang anak bisa menyaksikan pernikahan orangtuanya.

"Appa sangat tampan," puji Jisung yang kini berdiri di samping Irene. Jeno tak merespon, hanya Irene lah yang mengusap kepala Jisung dengan sayang.

"Kau jauh lebih tampan," balas Irene.

Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang