Di tengah derasnya hujan ini, kedua pasangan yang menjalin suatu hubungan khusus tengah berada di dalam mobil yang mengarah untuk pulang. Mereka tetap berniat untuk pulang meski keadaan alam sedang tak bersahabat. Itu dikarenakan, mereka telah terlalu lama berada di luar, bahkan si cewek belum meminta izin pada ibunya untuk pergi. Ia hanya berpesan pada ayahnya melalui media handphone.
Setelah sebelumnya, mereka menghabiskan waktu berdua. Mulai dari menonton film di bioskop, berbelanja di mall hingga dinner untuk merayakan anniversary mereka yang sudah memasuki dua tahun tepat hari ini. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kedua pasangan yang awalnya musuh kini berujung cinta dan berakhir menjalin hubungan serius, yaitu berpacaran.
Jaemin, lelaki tampan berzodiak Leo ini, sangatlah menyukai kopi. Dia biasa minum sekitar 6 cangkir kopi dengan 4 gelas espresso sehari. Hal itu membuat Winter-pacarnya, menjadi geleng-geleng kepala dan khawatir dengan kesehatan Jaemin. Ia takut terjadi sesuatu dengan sang pacar.
Namun tak ada yang bisa menghentikan kebiasaannya itu, jadi Winter hanya bisa pasrah dan membiarkan saja Jaemin untuk memakan dan meminum apa pun yang di inginkan nya. Selama ia baik-baik saja.
Jaemin itu, memiliki wajah manis dan tampan secara bersamaan. Tak ada yang bisa menolak ketampanannya, termasuk Winter yang bahkan sudah bersumpah tak akan jatuh pada pesona sang teman kecil. Namun pada akhirnya, ia terjerat pada cinta dan kasih sayang yang diberikan Jaemin padanya. Lelaki itu selalu tahu bagaimana membahagiakannya, selalu memberikan perhatiannya.
Winter selalu merasa senang. Meski mereka tak selalu bersikap romantis, tetapi canda tawa selalu teriring selama mereka berdua bersama. Hubungan mereka berdua pun tak selalu baik, terkadang, ada masalah. Namun mereka masih bisa memperbaiki masalah itu, dan kembali seperti semula.
Diibaratkan pacar rasa teman. Itulah yang sebenarnya terjadi. Di sekolah, terkadang tak ada yang sadar jika keduanya sudah saling memiliki, berpacaran. Karena tingkah keduanya yang memang sedari dulu dekat, jadi kebanyakan teman-temannya hanya menganggap jika mereka berdua dekat layaknya teman biasa.
Setelah Jaemin dan Winter resmi berpacaran, siswa laki-laki pun terkadang jaga jarak pada Winter. Hal itu untuk menghargai Jaemin sebagai pacarnya, mereka takut, jika seandainya Jaemin akan cemburu. Padahal, remaja itu biasa-biasa saja. Karena ia tahu, Winter bersosialisasi dan saling berinteraksi, menjalin keakraban di sekolah bukan hanya pada kaum hawa saja, tetapi kaum adam pun ia jadikan sahabat.
Itulah sosok Winter, yang sangat care pada semua siswa di sekolahnya. Tak ada yang ia kecuali kan, tak ada musuh semuanya ia jadikan teman. Tak peduli betapa banyaknya siswa di sekolahnya.
Dalam mobil ini. Winter tengah memandang keluar dengan pandangan kosong. Memandang jalanan yang sebenarnya tengah sepi itu. Tak banyak yang berlalu lalang, karena tengah hujan. Tiba-tiba ia teringat akan sosok pria tampan dan berwibawa yang ia temui tadi siang.
Jujur saja, selama mereka berangkat untuk merayakan hari spesial ini. Pikiran Winter hanya tertuju pada bayang-bayang wajah tampan pria asing itu. Ia sungguh telah terhipnotis dengan ketampanannya.
Bahkan, saking seringnya ia melamun tadi, Jaemin bahkan sering menegurnya sedang sakit. Padahal Winter ini dalam keadaan sehat, hanya saja pikirannya saja yang terlalu menhalu kan seseorang yang baru ia lihat itu.
"Gila anjir.. Tampan banget sih dia. Sayang banget gak gue minta nomor telponnya," batinnya sambil merenggut kesal. Otaknya memang terkadang tak berfungsi. Padahal hal penting seperti itu, mengapa bisa ia lupa.
"Andai gue tahu namanya, tahu nomor telponnya, tahu alamatnya. Fiks gue datengin rumahnya, biar bisa cari perhatian pada mama papanya biar di restuin deh."
Mungkin jika ada yang melihat keadaan Winter saat ini, ada yang akan mengatakan jika ia sedang gila atau stress. Ia melamun, namun wajahnya terkadang menunjukkan raut wajah kesal, bahagia, tersenyum bahkan sedih secara bersamaan.
"Winter lo bodoh banget sih! Bisa-bisanya hal sepenting ini tak lo ingat. Gini kan, sulit jadinya!"
Jaemin masih fokus menyetir, namun sesekali ia melirik Winter yang diam, namun raut wajahnya merenggut kesal. Jaemin tak tahu, apa yang sedang Winter lakukan. Karena saat di panggil dirinya tak menyahut. Kalau tidur, sepertinya tak mungkin. Karena mata itu masih terbuka dengan lebar, hanya saja ia tak merespon.
"Winter," panggil Jaemin untuk yang kesekian kalinya. Panggilannya ini masih sama. Masih di abaikan.
Sedangkan di dunia Winter, di dalam kehaluannya itu. Winter sedang berkhayal berada di suatu tempat yang ada hanya mereka berdua. Tempat yang indah, yang tak akan ada seorang pun yang akan mengganggu.
Dalam dunia imajinasinya itu, Winter sedang di suapi cake oleh si pria tanpa nama itu. Ia dengan lembut memberikan segala perhatiannya pada Winter, pria itu sangat baik dan penyayang. Membuat Winter bagaikan dibawa terbang setinggi-tingginya. Namun langsung di jatuhkan, saat ia mendengar suara tak asing memasuki indera pendengaran nya.
"WINTER! SADAR!" teriak seorang pria tepat di telinganya. Membuatnya refleks tersadar dan langsung menoleh pada seseorang yang telah menganggu khayalannya yang begitu indah.
Saat menoleh, dapat dilihatnya wajah khawatir dari Jaemin. Membuat Winter kembali lupa, jika di sampingnya kini adalah pacarannya, bukan lagi temannya.
Winter harusnya sadar, jika ia berada di dalam titik yang salah, jika dirinya malah memikirkan pria lain di saat ia sadar telah memiliki seorang kekasih.
Disampingnya ini, telah duduk seorang pria yang sudah resmi dengannya. Dan bisa saja Winter menyakiti hati pria baik di sampingnya ini. Namun tak ada yang bisa melawan keinginan hatinya. Termasuk dirinya sendiri.
"Jaemin-" gumam Winter pelan.
"Lo gak papa? Kenapa dari tadi lo diam tapi kadang senyum-senyum dan kesal gitu. ada apa? Apakah ada masalah." tanya Jaemin dengan cepat. Ia sungguh mengkhawatirkan keadaan Winter, di banding apapun itu.
Inilah yang sebenarnya membuat Winter sangat suka dengan Jaemin, ia begitu peka dan perhatian. Sebuah gelengan kepala di tambah senyuman ia berikan pada Jaemin, agar sang pacar tak merasa khawatir padanya lagi, "aku gak papa."
"Tadi, kepikiran aja saat kita menghabiskan waktu berdua untuk merayakan anniversary yang sangat spesial ini," alibi Winter.
"Maaf Jaemin aku terpaksa bohong. Bukan buat menyembunyikan ini. Tapi kalau boleh jujur, hati gue telah terbagi pada pria yang mencuri hati gue saat pertama kali bertemu. Ku harap suatu hari nanti, salah satu diantara kalianlah yang menjadi jodohku," batin Winter menatap Jaemin dengan tersenyum manis.
Jaemin mengusap pelan rambut Winter dengan sayang. Sungguh kebahagiaan terbesarnya adalah melihat senyuman dari gadis di sampingnya ini.
5 agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
De Todo"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...