Itu Irene. Wanita paruh baya itu datang dengan amarah yang besar saat mendengar permintaan Karina yang menurut Irene tak pantas wanita itu lontarkan.
"Apa maksud kamu Karina?! Sampai kapan pun saya tidak akan pernah membiarkan kamu membawa Jisung."
"Eomma, tenanglah,"ucap Winter yang berdiri disamping Irene, berusaha menenangkan ibu mertuanya yang tengah diliputi amarah.
"Tidak bisa Winter."
"Eomma-"
"Jangan pernah memanggil saya dengan sebutan itu Karina! Kamu tidak pantas. Seharusnya dulu, saya tidak membiarkan Jeno menikah dengan wanita tak tau diri sepertimu,"potong Irene dengan tatapan merendahkan pada Karina.
Sakit. Itulah yang dirasakan Jisung. Baru pertama kali ini, ia melihat kemarahan Irene yang begitu besar. Dan kemarahan itu ditujukan pada Karina, ibu kandung Jisung sendiri.
"Maafkan atas kelancangan saya nyonya Irene. Tapi tujuan kedatangan saya kesini hanyalah satu. Yaitu, mengambil kembali harta berharga yang pernah saya tinggalkan."
Mendengarnya, Irene menyunggingkan senyuman sinis. "Harta berharga? Tidak ada seorangpun di dunia ini akan membuang hartanya jika harta itu berharga untuknya. Melainkan, ia memilih membuang harta itu, jika ia sudah tidak ingin lagi memilikinya. Dan ia tidaklah lagi memiliki hak apapun atas apa yang telah ia buang.Jadi, ia tidak berhak mengambil hartanya, yang kini telah menjadi milik orang lain. Paham 'kan?!"jelas Irene sembari memberikan tatapan kebencian pada Karina.
"Nyonya, berapa kali harus saya katakan. Saya tidak pernah membuang anak saya, saya tidak ada niat sedikitpun untuk meninggalkannya. Jika saya memang tidak menyayanginya, maka sedari dikandungan sudah saya gugurkan. Tapi tidak saya lakukan, karena saya begitu berharap ia bisa menikmati hidup dengan bahagia. Saya mohon, stop anda mengatakan jika saya membuang Jisung, karena kebenarannya tidak seperti itu. Yang paling bersalah disini adalah si psikopat itu yang menyebabkan semuanya menjadi rumit,"ucap Karina mencoba menjelaskan.
"Kamulah si psikopat itu Karina! Kamulah sumber penyebab masalah ini. Andaikan kamu tidak egois, dan tetap bertahan membesarkan Jisung bersama Jeno. Jisung tidak akan harus kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanya sekaligus.Jangan melemparkan kesalahanmu pada orang lain. Karena sampai kapanpun saya tidak akan pernah percaya dengan perkataan yang keluar dari mulut kotor mu itu!!"
Karina menghela nafas berat. Percuma ia menjelaskan jika tidak akan ada yang mempercayai ucapannya.
"Baiklah, saya tidak akan memaksa anda untuk percaya. Saya hanya ingin membawa Jisung untuk keamanannya, kesehatannya, dan kebahagiaannya.
Tanpa ketiga wanita itu sadari, ada seorang remaja yang sedari tadi menangis dalam diam mendengar perdebatan itu. Sungguh ia terluka ketika ia melihat pertengkaran orang-orang yang disayanginya. Dan karena dirinyalah penyebab semua masalah yang terjadi. Jisung pun tak pernah berharap dilahirkan jika hanya menjadi penyebab kehancuran kebahagiaan orang lain.
"Jadi maksud kamu, jisung tidak bahagia jika berada disini? Yang harus kamu tahu, saya telah memberikan segalanya untuk putramu, terutama kasih sayang seorang ibu yang tidak bisa kamu berikan. Jangan lupakan fakta, saya yang selalu ada untuk Jisung, saya yang paling berjasa untuknya, saya yang telah membesarkan Jisung dari bayo hingga sekarang. Sedangkan kamu baru datang ketika ia sudah remaja. Kamu tidak akan bisa berperan untuk kehidupan Jisung, apalagi untuk membahagiakannya. Bagi Jisung, kamu hanyalah orang asing, yang tiba-tiba datang. Dia tidak mengenalmu! Kamu tidak pantas disebut sebagai seorang ibu!"
Deg!
Bukan hanya Karina yang merasa tertusuk mendengar kata-kata Irene, tapi Winter juga. Ia tidak menyangka, ibu mertuanya yang terkenal lembut dan penyayang bisa berkata seperti itu. Winter pun tak bisa memihak antara Irene atau Karina karena dirinya tak mengetahui kebenarannya. Tapi jika menyangkut Jisung, jujur saja, ia juga tidak ingin kehilangannya. Meskipun usianya masihlah muda, tapi dalam waktu yang terbilang singkat ini, Winter menyayangi Jisung kayaknya seorang anak sekaligus adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
Diversos"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...