Kini, mobil yang di kendarai oleh Jaemin dan Winter telah sampai di halaman rumah keluarga 'Park.' Mereka bergegas turun dan masuk ke dalam rumah. Jaemin ikut masuk, rumahnya dari sini cukup jauh. Dan untuk pulang sendirian dalam keadaan hujan dan waktu yang sudah menunjukkan hampir tengah malam itu, membuat Winter melarang hal itu.
"WINTER PULANG!" teriak Winter menggema di ruang tamu yang luas itu. Tak ada jawaban, hanya seorang maid yang menghampirinya sambil menawarkan bantuan.
"Dimana appa dan eomma? Apa belum pulang?" tanyanya saat tak di sambut oleh orangtuanya. Biasanya, setelah mendengar suara Winter, mereka akan langsung menyambut kedatangannya. Dan tentu ada sedikit ceramah dari eomma karena membuat rumah ini bising karenanya.
"Mereka di ruang keluarga nona," jawab maid itu yang langsung mendapat anggukan mengerti dari Winter.
"Tetapi kenapa ada mobilnya dokter Kyung-Soo?" tanyanya dengan serius. Ia tahu dan mengenal dengan jelas mobil yang biasa di pake oleh dokter Kyung-Soo. Dokter pribadi, sekaligus sahabat ayahnya sendiri.
"Saya tidak bisa menjawabnya nona. Sebaliknya nona menghampiri tuan dan nyonya saja."
"Baiklah," jawab Winter. Perlahan, ia menatap kearah Jaemin yang Sedari tadi hanya diam menyimak. Melalui isyarat matanya, Jaemin mengikuti langkah Winter untuk menuju ruang keluarga di rumah ini. Langkah kaki yang beradu dengan lantai, cukup terdengar keras.
Semakin dekat, namun tak ada yang menyadari kedatangan keduanya. Mereka masih terlibat perbincangan dan obrolan-obrolan kecil, yang terlihat begitu seru. Dari kejauhan, Winter tersenyum lebar saat melihat dokter Kyung-Soo memang tengah duduk di antara kedua orangtuanya. Gadis itu dengan berlari kecil, menghampiri mereka.
"PAMAN KYUNG-SOO!" teriakan Winter menggema di ruang itu. Membuat atensi semuanya teralihkan pada seorang gadis yang berlari menghampiri mereka. Gadis itu terlihat begitu senang, lalu segera menghambur memeluk dokter sekaligus paman kesayangannya.
"Paman, Winter kangen," ujar Winter berubah manja. Ia bahkan mengabaikan kedua orangtuanya, yang hanya diam menatap keduanya. Karena dokter Kyung-Soo yang tak memiliki seorang anak, maka dari itu ia selalu menganggap Winter sebagai putrinya sendiri. Baik Wendy maupun Chanyeol, tentu tak masalah. Karena Winter juga sangat nyaman dengan Kyung-Soo, dia menganggap Kyung-Soo ini sebagai ayah keduanya.
Dan tentu, Chanyeol akan tetap menjadi nomor satu. Menjadi panutan sekaligus super hero nya. Ia sedari kecil selalu merasa bahagia saat banyak orang-orang yang memberinya perhatian. Banyak yang menuruti permintaannya, namun Winter tidak tumbuh menjadi gadis yang manja, melainkan ia sangat mandiri dan bersikap dewasa. Namun hanya kadang-kadang, karena nyatanya Winter tetaplah anak tunggal yang membutuhkan kasih sayang lebih dari orangtuanya.
"Duh, putri kecilnya paman. Udah sebesar ini aja. Kapan gedenya kamu?" ujar Kyung-soo sedikit bercanda. Ia mengelus pelan pipi putrinya ini.
"Aku tumbuh dengan cinta paman, hehehe."
Winter mengakhiri ucapannya dengan sebuah kekehan, membuat Kyung-soo sangat gemas dengan tingkah putrinya ini. Ia mengelus rambut Winter yang halus, ia sangat menyukai momen-momen ini. Setelah sebelumnya, ia tak bertemu dengan Winter karena dipindah tugaskan ke negara lain.
Satu tahun, bukanlah waktu yang singkat. Ia merindukan ocehan-ocehan dari Winter, ia rindu dengan nada marah, merajuk dan kesal saat ia tak menuruti permintaan gadis itu. Winter itu bagaikan pertama yang harus ia jaga, karena telah diberi kesempatan untuk menjadi ayah, meskipun Winter bukanlah anak kandungnya.
Jaemin yang baru datang, hanya bisa terkekeh dalam hati. Ia tahu Winter akan berubah manja jika bersama Kyung-soo. Beda dengan orangtuanya, ia justru berlagak menjadi gadis mandiri yang bisa melakukan segala hal sendiri. Ikatan mereka cukup kuat, dan sangat sulit untuk di pisahkan.
Jaemin mendudukkan dirinya di samping Wendy, ia tersenyum manis pada kedua orangtua dari Winter. Yang kelak akan menjadi mertuanya, semoga saja. Jaemin selalu berharap hubungan mereka baik-baik saja hingga hari pelaminan tiba.
Rencananya, Jaemin akan melamar Winter saat telah lulus SMA. Itu semua dilakukan karena ia takut kehilangan gadis itu. Tak ada yang bisa menghentikan posisi Winter di hatinya, ia sudah sangat terlalu jauh dan dalam mencintai sang kekasih. Maka dengan terus berdoa pada Tuhan, agar hubungannya tak retak di tengah jalan.
"Calon mantu, makin tampan aja," ujar Wendy membalas senyuman Jaemin. Wanita paruh baya itu menatap setiap inci wajah pria yang digadang-gadang akan menjadi calon menantunya, kelak.
"Terimakasih bibi. Bibi juga tambah cantik," balas Jaemin tersenyum malu. Winter yang melihat wajah Jaemin, sontak tertawa keras. Sungguh melihat Jaemin yang sedang canggung adalah hal yang membahagiakan bagi Winter.
"Calon mantu siapa dulu dong? Chanyeol si tampan!" ujar Chanyeol dengan kepercayaan dirinya yang sudah setinggi langit. Memang, pada saat remaja hingga sekarang pria paruh baya ini sangat mengagumi wajahnya sendiri. Semasa sekolah, ia memang playboy dan menjadi incaran gadis-gadis cantik di sekolahnya.
Wendy di tempatnya, sudah bersiap akan melempari wajah sok tampan suaminya itu. Namun ia urungkan saat mengingat mereka sedang kedatangan tamu. Ia tak mungkin memaki sang suami, di depan orang lain. Maka dari itu, ia hanya akan meredam emosinya untuk nanti. Wendy itu memang lembut dan sangat perhatian, namun akan berubah menjadi macan jika ada yang membuatnya kesal.
Berbeda dengan orangtua Winter yang setuju dengan hubungan antara Jaemin dan Winter. Justru Kyung-soo ia menentang hubungan itu. Ia tak menyukai sosok Jaemin, baginya remaja itu tak pantas bersama dengan Winter. Ia tak cocok menjadi calon menantu keluarga 'Park.'
"Paman kenapa?" tanya Winter saat melihat wajah kesal pamannya itu. Pandangannya mengikuti arah yang dilihat oleh Kyung-soo. Winter dapat menebak jika paman Kyung-soo nya sedang menatap tak suka pada Jaemin, yang sedang di ajak mengobrol oleh Chanyeol dan Wendy.
Tak ada jawaban. Pandangannya masih tertuju pada Jaemin. Mungkin Jaemin tak menyadari hal itu, namun Winter tahu, jika Kyung-soo sama sekali tak menyukai kekasihnya. Entah apa alasannya, paman Kyung-soo tak akan memberitahukannya.
Karena tak ingin membuat Jaemin merasa tak nyaman. Akhirnya Winter bertanya dengan suara nada tinggi.
"PAMAN, TUMBEN DATANG KEMARI? ADA APA?" ia sengaja berteriak, agar fokus mereka teralihkan. Dan Kyung-soo berhenti menatap Jaemin dengan tajam.
Wajah tak suka Kyung-soo merubah seperti semula, ketika tatapannya beralih pandang pada Winter.
"Paman tadi di telpon orangtuamu. Untuk memeriksa seorang anak yang di temukan ibumu saat perjalanan pulang," jelas Kyung-soo menghadirkan raut kebingungan dari Winter.
"Siapa?" tanyanya.
"Jisung," jawab dokter Kyung-soo menambah kebingungan di dalam pikiran Winter.
6 agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
Acak"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...