Wanita itu adalah Karina, dia segera berdiri bangkit menghampiri mereka yang keadannya sama terlukanya dengan dirinya itu. karina menghampiri dokter Taeil yang hanya mampu berdiam diri setelah memberitahukan hal yang dirahasiakan selama ini. Ada sedikit rasa penyesalan karena telah membocorkan rahasia pasiennya, tetapi terus diam juga bukanlah solusi yang tepat. Setidaknya setelah mereka tahu, tidak akan lebih buruk nantinya.
"Apa maksud dokter?"tanya Karina dengan berlinang air mata meminta penjelesan bahwa yang ia dengar bukanlah kebenaran.
"Putraku kenapa? Apa yang terjadi dengan dia? Tentang kanker paru paru itu, semuanya tidak benar 'kan? Jawab dokter,"tuntut Karina yang berdiri tepat dihadapan dokter Taeil.
Dokter Taeil yang tiba tiba dihampiri oleh seorang Wanita yang tak dikenalinya bertambah bingung. Apalagi ketika wanita itu mengatakan tentang putra dan kanker paru paru, tapi siapa putra yang dimaksudnya? Apakah ia adalah salah satu pasien yang putranya mengidap kanker paru paru seperti Jisung?
"Maaf anda siapa? Saya tidak mengerti dengan ucapan anda,"balas dokter Taeil.
"Aku ibu kandungnya JISUNG. Dan aku ingin tahu, apa yang terjadi dengan putraku,"jelas Karina dengan menekan nama Jisung.
"M-Maksud anda?"tanya dokter Taeil kebingungan. Penjelasan Wanita asing itu membuatnya terkejut. Ia mengenal Jisung juga mengetahui tentang dia dan keluarganya. Tetapi tidak dengan Wanita yang mengaku sebagai ibunya Jisung. Ia hanya mengetahui jika Jisung hanya memiliki ayah tanpa ibu sebelum ayahnya menikah. Ia piker, ibunya Jisung telah lama meninggal. Karena ia pun tak pernah membahasnya, karena Jisung akan sedih jika mengatakan hal yang berkaitan dengan ibunya. Tapi lebih tepatnya, Jisung juga tidak tahu banyak tentang ibu kandunya sendiri.
"Apa ucapan saya kurang jelas? Saya ibunya Jisung, saya yang melahirkannya. Dan saya berhak tahu apa yang terjadi dengan dia."
"Kamu memang ibunya, kamu yang melahirkannya. Tapi pantaskah seorang ibu yang meninggalkan anaknya Ketika bayi. Tiba-tiba datang danbaru mengakui Ketika anak itu sudah sebesar ini? Karina, kamu tidak pantas menyebut Jisung sebagai putramu lagi. Karena setelah kamu memilih kabur demi bebas dan mengejar masa depan yang kamu impikan itu, saat itu jugalah kamu bukan lagi ibunya Jisung."
Irene menghampiri mereka, ia tidak akan membiarkan Karina datang dan mengambil Jisung darinya. Meskipun Karina memang adalah ibu kandung Jisung. Tapi menurutnya, yang lebih pantas adalah Winter, menantunya saat ini.
"Anda salah paham. Saya tahu, pasti tua bangka itu, mengatakan hal buruk tentang saya. Tapi yang perlu anda tahu, saya tidak pernah sedikitpun berniat meninggalkan anak saya. Saat itu keadaannya genting, dan saya dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Apa yang bisa dilakukan anak remaja kala itu, Ketika telah di ancam. Maaf nyonya, jika ada yang ingin disalahkan, yang paling bersalah adalah mertua anda,"jawab Karina.
"Omong kosong apa yang kamu buat. Mengapa mengaitkannya pada seseorang tidak ada sangkut pautnya. Disini kamulah yang paling bersalah. Kamu datang Kembali pasti merencanakan sesuatu yang jahat 'kan. Saya tidak akan pernah membiarkan kamu menyakiti Jisung. Cukup kamu meninggalkan dia belasan tahun yang lalu."
Karina yang mendengarnya menyeringai, ternyata Donghwan telah mempengaruhi mereka, termasuk mengatakan hal buruk yang tidak sepenuhnya adalah kesalahan dirinya.
"Saya tidak memaksa anda untuk mempercai ucapan saya. Tapi apa yang saya katakana adalah kebenaran tak peduli anda akan percaya atau tidak. Suatu hari nanti pasti anda akan tahu, siapa yang paling bersalah disini. Tujuan saya kesini hanya untuk mengambil Jis-"
PLAK
Belum sempat Karina menyelesaikan ucapannya, tamparan keras kini mengenai pipi kanannya. Ia memandang kecewa pada mantan ibu mertuanya, padahal dulu Irene begitu baik. Bahkan Ketika ia mengaku bersalah karena telah melakukan hal terlarang dengan putranya hingga terciptanya jisung. Wanita itu tidak pernah berkata kasar apalagi bermain tangan seperti ini. Dan ia tahu, dulu Irene begitu kecewa Ketika mereka mengkaui kesalahan itu. Apakah kesalahannya saat ini, jauh lebih besar sehingga tak lagi bisa termaafkan?
"Eomma-"lirih Winter, sembari menengkan ibu mertuanya. Sedari tadi ia hanya diam menyimak pembicaraan mereka. Dan jujur, ia juga tak tahu, yang mana kebenarannya. Karena dari penjelasan Karina, sepertinya ia tidak berbohong. Pasti ada alasan sehingga Karina memilih pergi, selain karena kebebasan juga impiannya.
"Tamparan ini, tidak akan sebanding dengan kekecewaan dan terlukanya dia selama ini tanpa sosok ibu. Saya ingin kamu kamu pergi sejauh-jauhnya dari kami. Saya tidak ingin kamu menjadi penghancur Jisung lagi. Jisung harus bahagia bersama ibu barunya. Keluarga kecil mereka, tanpa kehadiran kamu. Karena yang lebih berhak menjadi ibu Jisung adalah Winter bukan kamu,"ucap Irene marah. Tangannya gatal, ingin menampar Kembali.
"Tapi saya ibu kandungnya dan saya berhak atas dia. Anda setuju atau tidak, tapi saya akan tetap membawa Jisung untuk kebahagiaan dia. Karena selama Bersama kalian, dia tidak Bahagia. Anda mungkin memperlakukan dia dengan baik, memberikan segalanya termasuk kasih sayang seorang ibu yang tidak bisa saya berikan. Tapi tidak dengan Jeno. Putra anda itu, sama sekali tak ingin mengakuinya. Dia tidak pernah berperan sebagai sosok ayah untuknya, padahal ia tinggal satu atap dengan anaknya sendiri. Namun, begitu sulitkah dia menerima Jisung? Putraku hanya ingin pengakuan darinya, itu saja."
Irene menatap Karina dengan tajam. Tapi ia pun tak bisa mengelak dengan kelakuan putranya selama ini. Yang dikatakan Karina memang benar. Jeno tidak menganggap Jisung.
"Saya akan membawa Jisung sejauh-jauhnya dari kalian. Saya tidak akan membiarkan kalian Kembali melukainya dan membuatnya terluka. Dan saya pastikan Jeno akan merasakan penyesalan Ketika Jisung sudah tak ada disisinya. tolomh nyonya, izinkan saya membawa Jisung. Saya tidak ingin melihatnya terluka hanya karena mengemis pengakuan dari Jeno. Anda seorang ibu, tolong bantu saya nyonya, untuk menebus kesalahan saya selama ini. Tolong biarkan saya Bersama Jisung, saya ingin merawatnya saya tidak bisa lagi berjauhan dan dihantui rasa bersalah yang begitu besar. Saya Mohon jangan pisahkan kami lagi, biarkan saya membawa putra saya. Meskipun saya memang tidak pantas diakui oleh Jisung. Tapi setidaknya, dalam hidup saya, saya bisa Bersama dengan anak saya,"Karina berlutut dihadapan Irene.
Irene juga dokter Taeil dan Winter begitu terkejut dengan apa yang dilakukan Karina. Bahkan mereka sudah menjadi pusat perhatian. Banya yang memandang mereka dengan ekspresi berbeda-beda.
"Saya tidak akan membiarkan kamu membawa Jisung. Dia akan tetap disini Bersama kami. Dan sebaiknya kamu yang pergi jauh dari kami. Saya muak lihat wajah kamu, saya yang akan memberikan Jisung kebahagiaan dia tak akan terluka lagi. Dan kamu pergilah,"ucap Irene yang masih pada pendiriannya akan mempertahankan Jisung.
Karina bangkir berdiri, lalu menatap mereka.
"Baik akan saya turuti permintaan anda, tetapi bersama Jisung."
15 oktober 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Duda! (Jeno X Winter Ft. Jisung)
De Todo"What? Menikah dengan duda!" teriak seorang remaja dengan suara yang keras. "T-tapi... Kalau dudanya setampan dia sih, siapa yang nolak," ucap gadis itu dengan senyuman lebar. Memandangi seorang pria tampan yang tepat berada hadapannya. Ini kisah Wi...